Minggu, 25 April 2010

_sEjaRah MusiK naSioNaL kiTa_


Sebagai bangsa yang pernah terjajah, sejarah musik negeri kita awalnya dibuat sebagai propaganda. Liat aja, lagu-lagu populer seperti halo-halo Bandung, maju tak gentar, sampai Bandung lautan api yang top cer banget bikin semangat ber api-api. Hingga pada akhirnya berkembang sebagai industri musik modern di era setelah kemerdekaan.
Di era 60 anmusik Indonesia di dominasi oleh musik keroncong dan lagu daerah seperti gambang kromo dan sebagainya. Keberadaan unsur musik tersebut tak bisa lepas dari pengaruh musik pendatang seperti Portugis dan Peranakan Tiong Hoa saat itu.

Setelah memasuki era 60 an musik Indonesia kian berkembang seiring berdirinya 2 studio yang menjadi pioner, Lananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta pada tahun 1959. Waldjinah, Gesang, Sam saimun, hingga Didi kempot adalah beberapa musisi daerah yang diorbitkan oleh Lananta. Sedang Rahmat kartolo, Nien lesamana, Patty sisters adalah musisi pop orbitan Irama record.
Di era 70 an beberapa studio baru lahir diantaranya Dimita dan Remaco. Dimita yang diambil dari nama pemiliknya: Dick Tamimi di kawasan Bandengan Jakarta barat. Meski konsepnya sederhana, studio yang terletak di pinggir rel kereta api ini berperan besar mengenalkan beberapa musisi legendaris Indonesia seperti Panbers, Koes bersaudara Rasela dan Dara Puspita. Sedang Remaco telah menelurkan legenda seperti Bimbo, D’Lloyds, the Mercy kemudian menjadi Koes bersaudara, dan Koes Plus.

Tau sendiri, mengikuti sukses beberap studio, di era 70 an keatas bermunculan lah studio-studio lain. Terlebih di era tersebut musik Indonesia lagi bergeliat dengan tak hanya satu genre. Sebut saja Generas baru Dangdut, Pop, Country, Pop Rock, dan rock. Sayangnya budaya musik kita pada era itu sampai tahun 90 an ( Beberapa diantaranya masih hingga sekarang ) masih di pengaruhi oleh semangat Epigon dan Imitator. Dimana mereka yang berhasil meniru atau membawa semangat yang sama dengan band aslinya di anggap paling sukses. Jangan herann beberapa tokoh musik kita mengkritik musisi kita tak memilki karakteristik sendiri.
Nah, berikutnya perjalanan musik Indonesia semakin berkembang memasuki era tahun 2000. Adalah tanggal 9 Maret 2003 ( kalo gak salah sama dengan tanggal wafatnya pencipta lagu Indonesia Raya, W. R. Supratman), Presiden perempuan pertama kita, Mega Wati Soekarno Putri mensyahkan sebagai hari Musik Nasional.

Sedikit terlambat juga, mengingat perjalanan musik kita sudah berkembang selama 4 dekade, tapi langkah ini dianggap sebagai satu langkah maju dunia musik kita. Semangaaat….

Sabtu, 24 April 2010

_PERJALANAN MUSIK DANGDUT_


Jujur saya pribadi tidak terlalu menyukai musik dangdut, isi playlist yang ada di komputer saya pun nihil akan lagu yang berirama dangdut. Tapi saya tidak menutup telinga ketika lagu dangdut menggema saat saya di angkot atau sedang berada di pasar tradisional.
Musik dangdut memang mempunyai irama tersendiri yang membuat musik ini akrab di telinga masyarakat Indonesia. Irama musik dangdut itu merupakan percampuran dari irama melayu dengan sentuhan musik india dan arab (dalam alat musiknya). Bahkan, seiring dengan trend musik yang ada di Indonesia, dangdut juga mendapat sentuhan irama pop, rock, atau pun house music.
Musik dangut lahir di Indonesia sekitar tahun 1940-an. Namun pada saat itu musik yang lengket dengan tabuhan gendang ini belum bernama dangdut. Kata ”dangdut” sendiri berasal dari suara gendang yang menghasilkan bunyi ”dang” dan ”dut”. Beberapa pendapat menyebutkan bahwa istilah dangdut ini pada awalnya merupakan ejekan sebagian musisi rock terhadap jenis musik yang berakar dari musik melayu deli dan india.
Memasuki tahun 1950 adalah A. Haris yang mulai mempelopori musik dangdut dengan hitsnya yang bejudul Kudaku Lari. Di lagu ini A. Haris telah memasuki unsur musik India pada aransemennya.
Di tahun 1950-1960an ini pula musisi dangdut yang lain mulai mencuat namanya, seperti Said Effendi dengan lagu Serojanya, Hussein Bawafie pencipta lagu Boneka dari India dan P. Ramlee penyanyi asal Malaysia yang terkenal dengan lagu Engkau Laskana Bulan.
Selain dijejali dengan penyanyi-penyanyi terkenal, pada tahun ini grup musik dangdut atau yang lebih dikenal dengan sebutan Orkes Melayu (OM) juga mulai berkembang. Mereka biasa tampil dalam panggung-panggung hiburan rakyat atau dalam acara pernikahan. Instrumen yang mereka gunakan masih lengket dengan instrumen musik Arab dan India seperti gambus dan rebana.
Musik dangdut kontemporer mulai muncul pada tahun 1970-an di mana Rhoma Irama dan Soneta grupnya mulai memasukkan unsur Barat seperti penggunaan gitar listrik, organ elektrik, terompet, dan saksofon. Hal ini juga menambahkan pencampuran jenis musik baru dalam tubuh dangdut, yaitu musik rock.
Jika dilihat dari perkembangan musik Indonesia sendiri pada waktu itu, memang masyarakat Indonesia sedang heboh-hebohnya dengan musik rock. Sehingga bisa disebut pada saat itu terdapat dua kubu yang sedang bersaing dalam popularitas: dangdut dan rock.
Apa yang dilakukan si ”Raja Dangdut” Rhoma Irama ini memang menciptakan warna baru dalam musik dangdut. Lagu-lagunya tidak melulu mendayu-dayu dan mengajak kita bersedih hati tapi juga membangkitkan semangat dan mengajak kita berjoget ria dengan irama barunya itu.
Tak hanya nama ia saja yang bersinar pada tahun tersebut. Elvi Sukaesih, Mansyur S, dan A. Rafiq termasuk penyanyi yang berjaya dan menjadi ikon musik ini.
Akhir 1970-an variasi musik dangdut bertambah lagi dengan memasukkan unsur humor jenaka dalam liriknya. Grup Orkes Melayu Pancaran Sinar Petromak (PSP) adalah salah satu grup musik yang meramaikan kancah musik di penghujung tahun 70-an itu. Salah satu ciri grup musik ini adalah lagu yang mereka bawakan merupakan lagu-lagu barat yang ditransformasi dalam irama dangdut yang membuat kita bergoyang riang. Selain itu ada pula grup OM Pengantar Minum Racun (PMR) yang membawakan musik dangdut dengan musik dan lirik yang jenaka. Jenis dangdut dengan unsur humor ini mulai ramai kembali pada tahun 2000-an yang dimotori oleh grup Pemuda Harapan Bangsa (PHB).
Memasuki tahun 2003, musik ini mulai menimbulkan kontroversi. Inul daratista bisa disebut sebagai pemicu kontroversi ini karena goyang ngebornya yang terkesan erotis. Bahkan Rhoma Irama dan beberapa Forum Islam pun sempat mengecam Inul dan menyuruhnya untuk berhenti bernyanyi.
Inul merupakan cikal bakal lahirnya beberapa penyanyi dangdut yang ingin mendapatkan popularitas dengan sensasi-sensasi seperti itu. Sekarang sudah banyak istilah goyangan yang melekat di nama penyanyinya seperti Annisa Bahar dengan goyang patah-patah, Dewi Persik dengan goyang gergaji, Uut Permata Sari dengan goyang ngecor, dan Ira Swara dengan goyang vibratornya.
Selain goyangannya, pakaian yang mereka pakai juga kerap menambah kesan erotis dengan belahan dada yang rendah ataupun pakaian yang sangat ketat sehingga setiap lekuk tubuh mereka sangat terlihat jelas.
Walaupun musik ini telah melahirkan kontroversi namun ia tetaplah musik yang merakyat. Musik yang dinikmati hampir seluruh masyarakat Indonesia. Mulai dari tukang becak sampai pejabat menyukai musik dangdut. Hal ini juga menunjukkan bahwa dangdut bukan hanya untuk konsumsi masyarakat kelas bawah saja tapi ia universal bisa untuk siapa saja. Anda sendiri bagaimana?

Minggu, 18 April 2010

SEJARAH MUSIK PUNK




Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Punk

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n� roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.


Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n� roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk. *bandung melodiccore

..Love's About To Change My heart..


I never needed someone
'cos I always led a life of my own
never waited for the ring of the 'phone
never had anyone here
when I got home
but love's about to change my heart

I'm waiting for the doorbell to chime
when I always lived one day at a time
I thought that I was getting on fine
never felt I was alone
'til you change your mind
love's about to change my heart

Could a day be so long
when I always felt secure and so strong
and all the time as I went along
never thought I would desire
so much to belong
love's about to change my heart
love's about to change my heart, ooh

Never ever thought the sky was so blue
never ever thought I'd feel so new
always thought I'd know what to do
but I guess I wasn't counting on you

What did I know
I always felt so much on control
I thought I'd make it all on my own
never thought I would forget
all I have known
love's about to change my heart
love's about to change my heart
love's about to change, change, change
my heart...

Ayat-ayat Cinta


Ayat 1
Kenapa kita menutup mata
Ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena hal terindah di dunia
TIDAK TERLIHAT
Ketika kita menemukan seseorang
Yang keunikannya SEJALAN dengan kita
Kita bergabung dengannya dan jatuh
Kedalam suatu keanehan serupa yang
Dinamakan CINTA.

Ayat 2
Ada hal-hal yang tidak ingin kita
Lepaskan, Orang-orang yang tidak
Ingin kita tinggalkan. Tapi ingatlah
Melepaskan BUKAN akhir dari dunia
Melainkan awal suatu kehidupan baru.

Ayat 3
Entah bagaimana dalam perjalanan
kehidupan,Kita belajar tentang
diri kita sendiri
Dan menyadari bahwa penyesalan
Tidak seharusnya ada.

Ayat 4
CINTA yang AGUNG?
Adalah ketika kamu menitikan
Air mata dan MASIH peduli
Terhadapnya. Adalah ketika dia tidak
Memperdulikanmu dan kamu MASIH
Menunggunya dengan setia
Adalah ketika dia mulai mencintai orang
Lain dan kamu MASIH bisa tersenyum
Sembari berkata ”Aku turut berbahagia
untukmu”

Ayat 5
Apabila cinta tidak berhasil BEBASKAN
Dirimu. Biarkan hatimu kembali
Melebarkan sayapnya dan terbang ke
Alam bebas LAGI. Ingatlah bahwa kamu
Mungkin menemukan CINTA dan
Kehilangannya. Tapi ketika cinta itu mati,
Kamu TIDAK perlu mati bersamanya.

Ayat 6
Orang terkuat BUKAN mereka yang
selalu menang MELAINKAN mereka yang
Tetap tegar ketika mereka jatuh.

Analisis Facebook dan Perilaku “baru”


Facebook sebagai sarana social networking membuka wacana baru tentang makna hubungan sosial. Berikut adalah catatan-catatan pribadi saya selama 14 bulan terakhir menjelajah dunia facebook.
Dari sisi perilaku pengguna, tampak bahwa facebook memberi kesempatan pengguna untuk menampilkan insecurity yang terpendam.
Ada yang secara autentik menjadikan facebook sebagai perpanjangan diri (terlepas dari apakah konsep diri ini sehat ataupun tidak).
Ada juga yang memanfaatkan facebook sebagai sarana memperoleh popularitas dan pencitraan publik. Beberapa politikus sudah masuk ke facebook. Suka atau tidak suka, sebagai medium memang facebookmemungkinkan ini.
Satu hal yang menarik adalah berubahnya konsep "jarak sosial" yang kita kenal selama ini. Konsep ruang pribadi menjadi nisbi. Untuk generasi saya, yang mayoritas saat lahir belum kenal komputer dan baru belajar komputer saat beranjak akil baligh atau lebih dewasa lagi, hal ini bisa betul-betul menggentarkan. Dahulu konsep akan orang asing, kenalan dan sahabat adalah konsep yang gamblang.
Di facebook, konsep ini menjadi hilang relevansinya. Jika tidak secara khusus kita atur privacy set-up di facebook (dan menurut pendapat saya set-up privacy ini masih sangat primitif dan masih jauh dari mendekatistruktur sosial manusia yang telah terbangun ribuan tahun), makasecara otomatis setiap orang yang terhubung dengan kita bisamengetahui gerak-gerik kegiatan kita dan bisa sok kenal, sok dekat.
Ada kawan yang mengaku bahwa sebagai "facebook addict" setiap beberapa menit sekali melalui smartphone nya dia memerika status facebook friends yang memang ter-update secara otomatis.
Jika kita layangkan ingatan sepuluh hingga lima belas tahun lalu, di dunia korporasi sudah ada "pemaksaan perilaku" melalui aplikasi-aplikasi yang disebut "enterprise resource planning" semisal SAP, BAAN, JD Edwards, Oracle, PeopleSoft dan sebagainya. Menawarkan "best practice" dan optimasi sumber daya serta peningkatan produktivitas, aplikasi-aplikasi ini sebetulnya memaksakan logika perangkat lunak mereka kepada perusahaan pengguna. Logika usaha, proses-proses usaha diminta untuk sedapat mungkin mengikut gaya "plain vanilla" implementasi mereka. Yang lazim terjadi setelah implementasi aplikasi korporat adalah perlunya "social engineering" dimana perilaku organisasi menjadi perlu diselaraskan secara terpaksa dengan perilaku perangkat lunak ini.
Dengan proliferasi facebook melalui web ke seluruh dunia, kita menghadapi kenyataan baru. Setiap manusia, dimanapun ia, pada generasi yang melek internet saat ini, yang memilih untuk masuk menjadi anggota komunitas facebook, dipaksa perilakunya untuk tunduk pada logika perilaku aplikasi facebook. Semua orang secara otomatis tampak seolah mendapat angin, pancingan sosial untuk menjadi asertif. Dengan adanya kotak status "what are you doing at the moment?" pengguna dipancing untuk mengisinya dengan apa yang dilakukannya yang paling mutakhir. Pula hadirnya berbagai fitur yang terkesan narsistik dan ekshibisionis.
Pengalaman pribadi saya, pada bulan pertama menggunakan facebook adalah belajar untuk mengkonfigurasi facebook untuk bisa menirukan perilaku sosial saya di dunia nyata. Saya lakukan ini, karena bagi saya dunia sosial saya sudah terbentuk dari dunia nyata, sehingga social networking di dunia maya perlulah disesuaikan dengan kenyataan keseharian yang saya hadapi.
Reaksi seorang anak SD atau ABG tentunya akan berbeda. Dengan konsep interaksi sosial yang belum lengkap, tentunya akan jauh lebih mudah bagi mereka untuk menyerap habis logika temali sosial yang disediakan facebook. Ada kemungkinan besar pemahaman mereka akan jejaring sosial di dunia nyata justru akan dibentuk oleh logika facebook.
Saya kira dalam beberapa waktu ke depan akan lebih banyak psikoanalis, social analysts, yang akan berminat meneliti hal ini, atau malah mungkin akan dipekerjakan oleh facebook, atas dasar kebutuhan personal maupun sosial - karena pada akhirnya facebook menyentuh pondasi paling mendasar dari cara kita memaknai dunia - kewarasan yang kita konstruksi tentang dunia sekitar kita, harga diri, serta citra diri kita masing-masing.
Dari sisi yang lebih ringan, facebook juga menjadi sarana untuk menghabiskan waktu. Beberapa game yang ada di facebook bersifat adiktif - waktu berjalan begitu cepat saat saya "sibuk" - tepatnya sibuk bermain!
Resolusi di awal tahun baru saya kemarin adalah "less facebook, more real life." yang saya maksud adalah mendedikasikan waktu saya untuk kerja bermakna. Saya tidak katakan "no facebook" dengan kesadaran ternyata sulit lepas dari facebook. Sama halnya dengan mengatakan "no email, no sms, no cellphone" rasanya perlu upaya yang tidak sederhana untuk menanggalkan itu semua.
Dari sisi lain, saya memang merasa berhasil mengurangi volume transaksi percakapan dengan telepon genggam, volume mengirim dan menerima sms, serta volume berkirim dan terima email. Ternyata efisiensi di tiga lini ini diseimbangkan dengan terpikatnya saya dengan facebook - sehingga efek netto nya tidak bertambah produktif :)
Beberapa kawan yang menganut teori konspirasi berpaham lain. "Ini profiling" kata mereka. Bayangkan bahwa administratur facebook bisa punya keleluasaan tak hanya tahu profil pribadi kita, namun juga jejaring sosial yang kita miliki hingga perilaku yang tampak pada foto-foto yang terpampang dengan megahnya. "Kalau sudah profiling, tak bisa dicegah penggunaannya untuk keperluan apapun - pemasaran, maupun spionase" demikian lanjut sang kawan yang khawatir namun tetap saja ketagihan facebook.
Saya tidak tahu apa business model facebook ke depan. Dari sisi kebutuhan kemanusiaan, jika memang arah "social networking" ini diarahkan menembus sekadar kebutuhan kapitalistik dan kewirausahaan, akan diperlukan kepemimpinan yang visioner di jajaran manajemen facebook untuk menggagas facebook bukan sekadar sebagai "social network" namun juga sebagai potensi sarana pemberdayaan untuk memungkinkan yang terbaik yang dapat ditawarkan untuk kemanusiaan. Facebook berpotensi untuk mengubah cara kita berelasi satu sama lain dalam skala global. Facebook berpotensi untuk menjadi penawar racun berbagai permasalahan sosial yang telah dan sedang terjadi di sekitar kita, khususnya masalah keterasingan dan kehilangan makna pribadi ditengah ramainya massa dunia. Facebook berpotensi membantu sesamamanusia untuk memanusiakan manusia.

Kajian Musik Kanak-Kanak ..


Prihatin Calon Generasi Muda Sekarang

Mungkin kita pernah mendengar lirik salah satu lagu hit yang dibawakan oleh Matta seperti di bawah ini :
O oo… kamu ketahuan, pacaran lagi
Dengan dirinya, teman baikku
Tapi tak mengapa aku tak heran
Karena dirimu cinta sesaatku
Atau lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Sexy” dari Mulan Jameela yang sekarang lagi ngetren :
Otakmu sexy, itu terbukti
Dari caramu memikirkan aku
Matamu sexy, itu terbukti
Dari caramu menatap aku
Ah… ku seperti ada di dalam penjara cintamu
Dan masih banyak lirik lagu yang pernah ngetren yang beredar di pasaran yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu karena saking banyaknya.
Saya tidak akan berbicara tentang siapa yang menciptakan lagu itu atau siapa yang menyanyikan lagu itu karena mungkin tidak terlalu menarik bagi saya. Yang lebih menarik barangkali kalau lagu tersebut dinyanyikan oleh seorang anak yang baru kelas 1 SD seperti tetangga sebelah rumah saya. Anak yang baru berumur sekitar 6-7 tahunan itu sudah terbiasa menyanyikan lagu-lagu itu. Dengan begitu entengnya dia menyuarakan lagu tersebut dengan suara lantang. Dari awal lagu hingga dengan akhir lagu, walaupun masih dengan suara polos. Dari irama yang dibawakannya nampaklah bahwa dia begitu hafal dengan lirik lagu itu. Hebatnya lagi, dia lebih hafal daripada saya walaupun sebenarnya saya mantan gitaris band yang dulu sudah biasa membawakan lagu-lagu seperti itu. Apalagi kalau ada acara musik di salah satu stasiun televisi. Dia tidak akan pernah ketinggalan untuk menonton. Bahkan tidak jarang dia ikut bernyanyi dengan suara yang lebih keras hingga terdengar dari rumah saya.
Yang menjadi pertanyaan, banggakah kita sebagai orang tua/pembimbing jika mempunyai anak seperti itu? Atau justru sebaliknya? Berbagai pendapat mungkin berbeda-beda. Tapi kalau saya lihat dari sisi yang lain, justru saya merasa prihatin dengan kemampuan anak itu. Prihatin dalam arti, anak seusia dia sebenarnya belum pantas untuk menyanyikan lagu-lagu itu. Lagu-lagu itu hanya pantas untuk dinyanyikan oleh anak remaja seusia anak SMA. Anak seusia dia sebenarnya masih dalam proses pembentukan akhlak. Dia mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Biasanya, dia ingin mempraktekkan segala sesuai yang pernah dia lihat. Seperti dalam kasus anak kecil yang melompat dari lantai 2 karena menirukan aksi superman. Jiwa mereka masih labil dan perlu ditanamkan budi pekerti yang luhur agar kelak menjadi generasi muda yang berguna.
Memang tak bisa dipungkiri, bahwa anak-anak jaman dulu sangat jauh berbeda dengan anak-anak jaman sekarang. Pada saat saya masih kelas 1 SD dulu, saya belum mengenal lagu-lagu semacam ini. Lagu-lagu yang saya nyanyikan pun hanya sebatas lagu-lagu yang diajarkan oleh guru-guru di sekolah, seperti lagu Garuda Pancasila, Padamu Negeri, dan lain-lain. Itu harus dihafalkan, dan belum mengenal lagu-lagu untuk kalangan remaja. Berbeda dengan anak-anak jaman sekarang. Mereka kurang hafal dengan lagu-lagu yang diajarkan di sekolah, tapi justru lebih hafal dengan lagu-lagu kalangan remaja. Sungguh ironis. Terus, bagaimana dengan nasib negara kita dalam beberapa puluh tahun lagi kalau mempunyai calon generasi muda yang seperti ini? Bagaimana dengan sikap nasionalismenya? Apakah berani mengorbankan jiwa dan raga demi membela nusa dan bangsa? Tentunya, waktulah kelak yang akan menjawab.

Saya yakin anda semua pernah nonton show Idola Cilik di RCTI. Sebuah ajang pencarian bakat level anak-anak yang masih cilik-cilik banget. Walaupun masih anak-anak tapi skill dan kemampuan mereka mampu membuat saya betah nonton acara tersebut jika secara tak sengaja remote tivi terarahkan ke show tersebut. Hebat dan mengagumkan! Sehingga diam-diam pun saya menjagokan salah satu dari peserta tersebut walaupun tidak rutin menyaksikan acara tersebut.

Acara yang dipandu oleh Oky Lukman ini meniru sistem show-show pencarian bakat lainnya yang udah lebih dulu mucul seperti AFI dan Indonesian Idol dimana setiap minggunya bakal ada peserta yang tersingkir jika polling smsnya paling rendah daripada peserta lainnya. Sehingga ada suasana kompetisi yang sangat bagus dimana para peserta otomatis akan selalu berusaha menarik simpati penonton dengan tampil sebagus-bagusnya. Persaingan yang sehat tanpa harus kehilangan rasa persahatan antar peserta. Paling tidak itu yang tergambar dilayar kaca. Sebuah pelajaran yang bagus untuk ditanamkan sejak dini. Saya acungi jempol buat Idola Cilik!
Tapi…(ada ‘tapi’-nya nih) ada satu hal yang membuat saya miris dan tidak tega ketika anak-anak tersebut mampu menyanyikan dengan sangat memukau lagu-lagu band-band Indonesia terkini yang nota bene bercerita tentang percintaan muda-mudi dan sejenisnya. Lagu yang berceritakan kehidupan manusia yang umurnya jauh di atas mereka. Kehidupan remaja dan orang dewasa. Tak satupun peserta yang membawakan lagu-lagu anak-anak yang sesuai dengan umur mereka. Tak satupun! Itu yang saya saksikan lo! Padahal sebenarnya stok lagu anak-anak juga banyak dan kita tidak kekurangan. Walaupun beberapa tahun terakhir bisa dikatakan tidak ada lagi penyanyi anak-anak yang muncul dengan album anak-anaknya. Tapi itu bukan alasan dong mengorbankan anak-anak Indonesia dan memaksa mereka menjadi dewasa lewat lirik-lirik lagu.
Flashback, dulu, kita pernah mengenal Melissa dengan Abang Tukang Bakso-nya, Tri Kwek-Kwek, Bondan Prakoso dengan Si Lumba-Lumba, Joshua dengan Air (Diobok-obok), Agnes Monica dan lagu Semut yang dinyanyikan oleh Enno Lerian! Silih berganti bermunculan. Selain itu kita juga mengenal beberapa pencipta lagu anak-anak seperti Papa T. Bob dan lainnya. Sehingga anak-anak punya pilihan untuk mengidolakan dan menyukai musik dari penyanyi yang seumuran Mereka tumbuh dan kembang dengan backsound yang sesuai. Lagu-lagu yang mengajarkan tentang kebersihan, rajin belajar, persahabatan, dan lainnya.
Tapi sekarang? Kok gak ada lagi ya?
Nah! Jangan heran kalo sekarang Peterpan, Ungu, D’Masiv, Jamrud, dan sebagainya menjadi idola anak-anak usia Sekolah Dasar. Lirik-lirik lagu percintaan band-band papan atas tersebut akrab meluncur dari lidah adik-adik kecil kita. Bahkan lagu Aura Kasih “Mari Bercinta” pun fasih di mulut mereka. Tragis kan?
Kembali ke Idola Cilik! Akan lebih baik lagi jika di acara yang sangat bagus itu anak-anak diminta menampilkan kemampuan olah vokal dan seninya dengan membawakan lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka. Sangat tidak bijak jika hanya untuk alasan komersil semata memperkosa hak-hak anak untuk berkesenian dengan mencekoki mereka dengan dunia orang dewasa. Bagaimana solusinya?

“Occupying Space”


PERFORMANCE ART

Pendahuluan

Performance art merupakan genre seni yang menempatkan dirinya pada irisan. Ia punya latar dari berbagai disiplin seni, sambil selalu menghindar dari konvensi-konvensi atau kategori-kategori yang sudah mapan. Dengan begitu ia berada dalam barisan seni-seni avant-garde (garda depan).

Ada istilah lain menyangkut pembaharuan dalam seni: kontemporer. Dalam dunia seni, istilah kontemporer tidak sekedar merujuk pada makna literer, yaitu kekinian. Kontemporer lebih merujuk pada prinsip-prinsip mengkritik, memperluas, bahkan menihilkan prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya. Performance art juga bersesuaian dengan pengertian ini.

Membicarakan performance art adalah membicarakan semangat pembaharuan dalam seni. Satu semangat yang bisa membuat pemirsa tertantang berpetualang. Sebuah petualangan menonton. Pemirsa seperti halnya setiap seniman: selalu melakukan petualangan setiap kali berkarya.

Berikut adalah petikan rumusan definitif dari World Book Encyclopedia:



"Performance art adalah sebuah penampilan langsung yang mengkombinasikan elemen-elemen dari berbagai cabang seni. Seorang performance artist biasa menggunakan sastra, seni rupa, budaya populer, musik, tari, dan teater, juga video, slides, serta gambar-gambar dari komputer. Sebuah performance bisa terdiri dari satu atau beberapa orang dan mengambil tempat di mana saja dengan durasi sembarang. Performance art sering menggunakan tubuh si seniman sebagai medium utama. Performance itu mungkin bersifat autobiografis atau melontarkan pernyataan politis, terutama dalam kondisi radikal. Performance sering juga menggandeng kegiatan sehari-hari".

Dengan kata lain ia bukan hanya semata-mata penampilan, tapi juga sekaligus tindakan. Catatannya––seperti ditekankan oleh ahli sejarah Rose Lee Goldberg––persis karena sifat “alaminya”, performance art menolak definisi yang terlalu akurat atau gampangan, yang melampaui deklarasi sederhana bahwa ini merupakan jenis seni yang dihidupkan langsung oleh senimannya. Definisi yang lebih ketat lagi akan dengan segera dinegasi oleh ruang kemungkinan dari perfomance itu sendiri, tegas Goldberg.
[Rose Lee Goldberg, Performance Art – From Futurism to the Present , (London: Thames and Hudson, 1988)]

Rumusan inipun sudah harus dielaborasi lagi karena tuntutan jaman. Pengelaborasian ini yang hendak dilakukan dalam bingkai judul “Occupying Space”.

Latar

Di Eropa dan Amerika, perkembangan performance art dalam sejarahnya dikaitkan dengan rasa frustasi umum yang terakumulasi oleh Perang Dunia. Ternyata proyek besar mencerahkan umat manusia bernama modernisme itu, membawa manusia pada tindak destruktif. Seni, yang pada tataran paling mendasar selalu berujung pada suatu “keindahan” dan “menyenangkan”, dianggap tidak lagi relevan. Bagaimana mungkin kita menciptakan dan menikmati keindahan jika dunia begitu buruk?

Di Indonesia, muasal perkembangan performance art terbetik pada tahun 1970an, ketika istilah performance art mulai mapan di wilayah barat. Di Indonesia, saat itu istilahnya belum ada namun kecenderungannya sudah dimulai. Ada kondisi yang kurang-lebih sama, yaitu rasa frustasi umum. Tahun 1970an, sebagian kalangan terdidik Indonesia mulai menyadari bahwa fondasi pembangunan rejim Soeharto ternyata rapuh. Dinamika pembangunan terlalu sentralistik. Pola pergerakannya picik. Ketertataan ternyata mengandung pendogmaan. Dalam dunia seni mulai muncul konflik antargenerasi. Generasi tua hendak mempertahankan ketertataan yang diyakini benar, sementara generasi muda menghendaki pembaharuan. Pembaharuan selalu bermula dari eksperimen, suatu semangat bermain, mengurai diri dari ikatan, meluaskan penglihatan. Pemberontakan itu kreatif, kata Albert Camus.

Indonesia tahun 1980an, makin jelas, performance art sangat bersesuaian dengan aktivisme mahasiswa. Mahasiswa, sejalan dengan kaum terdidik lainnya mulai mengupayakan protes atas laju pembangunan yang timpang. Dalam soal seni, kembali, sumber perkaranya berupa ketertataan yang dipaksakan. Sebagian mahasiswa seni lebih menyukai berekspresi di luar ruang kelas. Di luar keharusan-keharusan yang digariskan institusi. Sementara di dalam kelas berkesenian harus disesuaikan dengan kebijakan resmi, di luar kelas, “panggung” yang tersedia merupakan ruang terbuka dan aksi demonstrasi. Faktor lain adalah kecenderungan mempertemukan berbagai disiplin dalam seni. Para seniman dan penyelenggara kegiatan seni menghasilkan karya dan kegiatan seni yang mempertemukan seni rupa, teater, tari, musik, juga sastra. Pertemuan antarseniman ini cenderung berisi perbincangan kritis tentang realitas, tentang ketidak-adilan, tentang seni itu sendiri. Misalnya seorang pelukis mengambarkan pengemis dengan begitu realistis dan menyentuh, lalu karyanya terjual mahal, apakah hal itu bisa dibilang “menjual kemiskinan”? Atau jika seseorang menggergaji kursi kayu di atas panggung, apakah itu bisa disebut seni?

Dalam performance art, sesungguhnya kekritisan tidak saja terarah pada realitas. Performance art juga kritis pada seni. Mengamati performance art kiranya akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan semacam, apakah seni memang penting? Apa nilai penting seni? Di mana batas seni dan bukan seni? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan yang tidak akan tuntas dijawab. Upaya untuk bertanya dan terus mencari jauh lebih urgen daripada jawaban final. Upaya ini yang menjamin dinamika dalam seni. Jika mau diperluas, demikian juga dengan dinamika kebudayaan.

Mengkaji performance art dapat mengungkapkan hasrat umum dari para pelaku dan pemerhati seni terhadap kebaruan dan aktualitas. Mengkaji performance art dapat mengungkap bagaimana sesungguhnya posisi seni di hadapan publiknya. Bagi seniman, ini merupakan tantangan: apakah ia bisa membuat kehadiran dirinya penting? Sementara bagi pemirsa, tantangannya adalah apakah pemirsa mau menghadapi seni dengan cara yang sesensitif mungkin?

Paparan di atas lebih banyak menyangkut kondisi di Indonesia. Wilayah Asia Tenggara bisa diyakini berbagi kesamaan kondisi. Bukan hanya karena letak yang berdekatan melainkan karena kemiripan tatanan sosial-politik. Sebuah kegiatan yang merangkum wilayah Asia Tenggara dan melibatkan seni kritikal macam performance art diharapkan dapat mengemukakan penampang terbaru dari dinamika kultural.



Gagasan

Live art is especially ephemeral. Once performed, it tends to become myth and few photos and tapes.
(Laurie Anderson)

Orisinalitas dan aktualitas merupakan obsesi yang umum. Menyangkut seniman, orisinalitas mengandaikan keutuhan subjek penciptanya, dan aktualitas merujuk pada soal kesegeraan dan keutuhan presentasi. Performance art, dengan dihadirkan langsung oleh senimannya pada publik, melalui pengemukaan tubuh, dalam suatu peristiwa, menunjukan strategi paling jitu dalam mengejar orisinalitas dan aktualitas. Prasyaratnya, tentu saja, presentasi dalam ruang-waktu spesifik.

Ini era reproduksi mekanik kata Walter Benjamin, dan ia mengumandangkan hilangnya aura seni. Apakah benar-benar demikian? Karya seni ternyata tetap mempunyai daya pukau tersendiri. Ini suatu aura juga. Aura yang hilang adalah suatu aura dari era pra-teknologi reproduksi. Ketika itu karya seni bisa benar-benar tunggal, dan karenanya benar-benar unik. Tidak sembarang orang bisa punya pengalaman melihat karya seni. Lalu teknologi reproduksi menduplikasi karya seni dan membuatnya bisa dilihat oleh banyak orang. Yang jadi persoalan adalah hubungan karya reproduksi dan karya orisinal. Ketika kita memperbincangkan nilai satu karya dan merasa sudah memahaminya, walau belum pernah langsung melihat karya orisinal, saat itulah antara karya orisinal dan reproduksinya dianggap sejajar. Pengalaman melihat karya seni tereduksi keunikannya.

Diramalkan oleh Benjamin bahwa di era baru ini, seni mempunyai basis baru yang amat politis sifatnya. Kini semua karya seni yang dianggap baik pasti direproduksi seperti halnya semua peristiwa yang dianggap penting direkam dan digandakan rekamannya. Apakah yang menjadi pijakan dari keputusan untuk mereproduksi sesuatu? Pasar! Itulah basis baru bagi seni.

Bagi performance art, basis baru ini langsung memengaruhi kelebihannya yang berupa presentasi di ruang-waktu spesifik. Performance art lebih merupakan peristiwa daripada materi. Presentasi langsung merupakan karakter dasarnya. Karya sebenarnya adalah peristiwa yang hanya terjadi sekali, pada saat itu saja. “Sekali berarti sesudah itu mati”––syair dari Chairil Anwar ini kiranya bisa menyatakan karakter dasar dari peristiwa. Karya performance memang bisa dipresentasikan berkali-kali. Namun setiap presentasi selalu terikat pada ruang-waktu spesifik. Hingga presentasi kedua, ketiga, dst. merupakan karya yang tidak lagi sama, karena ruang-waktunya berbeda. Konteks sangatlah vital membentuk karya performance. Di sisi lain, bagaimana mungkin sebuah peristiwa bisa tersebar luas jika tidak didokumentasikan? Bahkan seluruh bangunan seni modern di Indonesia dimulai dari bacaan terhadap dokumen-dokumen seni. Pengetahuan tentang performance art pun didapat dari buku-buku dan kajian terhadap dokumen-dokumen.



Medium Meluaskan Ruang

Kita akan mulai dari pertanyaan dasar: di antara keragaman jenis seni, bisakah kita mengenali kelebihan satu jenis seni, benar-benar kelebihannya tanpa ada kelebihan serupa di jenis seni yang lain? Apakah kelebihan seni lukis, benar-benar kelebihan seni lukis yang tidak dimiliki jenis seni lain? Apakah kelebihan performance art, benar-benar kelebihan performance art?

Telah disebutkan bahwa performance art berbentuk peristiwa, artinya semua hal berpotensi menjadi seni dan ruang presentasinya bisa dimana saja. Dalam kehidupan, tidak ada peristiwa dan ruang yang unik. Semua mengalir begitu saja. Manusialah yang menandainya dan terus berupaya meninggalkan jejak-jejak. Menyaksikan peristiwa adalah upaya memaknai. Dengan begitu kelebihan performance art terletak pada keunikannya sebagai peristiwa.

Sesungguhnya ruang yang dipilih oleh performance artist untuk mempresentasikan karyanya akan menjelma menjadi “panggung”. Pada saat kegiatan berlangsung, ruang itu dihuni oleh pemirsa. Merekalah publik pada saat itu. Performance artist tampil menghadapi publik tersebut secara langsung. Performance artist selalu berstrategi menarik perhatian publik pada dirinya, membuat kehadirannya menjadi signifikan. Caranya, performance artist juga harus menyadari kehadiran publik. Masing-masing saling menyadari kehadiran. Dalam situasi seperti ini, dengan teknik tertentu, dapat terjadi peristiwa yang unik dan berkesan mendalam––dalam pengertian kesan yang bisa bergaung di masa datang.

Karya performance yang baik adalah karya yang berhasil memukau publik. Publik berhasil dipersuasi untuk mengamati tiap rinci. Sebaliknya, publik akan menuntut keunikan peristiwa yang membuatnya bersedia memperhatikan performance itu, rinci demi rinci.

Akankah peristiwa unik tersebut berakhir hanya dalam ingatan orang-orang yang hadir saat itu? Bagaimana halnya dengan mereka yang tidak hadir pada saat itu? Pertanyaan dari sisi lain: ketika pengalaman melihat karya seni sudah terlucuti keunikannya, bagaimana pula sebuah performance art bisa dianggap penting? Sisi lain lagi: ketika seseorang bertindak tanpa ada yang menyaksikan apakah tindakannya bisa ditandai sebagai peristiwa penting?

Pertama, sekarang adalah masa pencitraan. Ketika suatu peristiwa direkam dan citra dari peristiwa tersebut disiarkan, citraan menjadi punya kekuatan jauh lebih besar daripada peristiwa orisinalnya. Kedua, teknologi informasi memampatkan ruang dan waktu. Real time, real space jadi nisbi.

Maka ide “Occupying Space” mengundang performance artist yang mampu memukau publik. Kemampuan memukau publik adalah kemampuan menguasai ruang. Publik yang dibidik bukan hanya pemirsa yang hadir langsung pada saat presentasi, melainkan juga “pemirsa di masa datang”. Dalam kegiatan ini kamera hendak diperlakukan bukan sebagai alat perekam. Kamera diposisikan untuk membawa pemirsa di masa datang hadir di masa sekarang. Kamera dimanfaatkan untuk meluaskan “panggung” dari performance art, yaitu ruang-ruang yang ditempati. Kamera meluaskan ruang hingga melampaui batasan dunia nyata: ia bisa meraih ruang maya dan menyentuh persepsi pemirsa. Kemampuan memukau menjamin penyerapan simpul-simpul perenungan, kamera menjamin ketersebarannya.

..Musik Rock Indonesia..



Awal Mula

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album
ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.

Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang
mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.

Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga
mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground
manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas
Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah
label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band
seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius
Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering
terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek
Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,
Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.

Scene Punk/Hardcore/Brit/Indie Pop

Invasi musik grunge/alternative dan dirilisnya album Kiss This dari Sex Pistols pada tahun 1992 ternyata cukup menjadi trigger yang ampuh dalam melahirkan band-band baru yang tidak memainkan musik metal. Misalnya saja band Pestol Aer dari komunitas Young Offender yang diawal kiprahnya sering meng-cover lagu-lagu Sex Pistols lengkap dengan dress-up punk dan haircut mohawknya. Uniknya, pada perjalanan selanjutnya, sekitar tahun 1994, Pestol Aer kemudian mengubah arah musik mereka menjadi band yang mengusung genre british/indie pop ala The Stone Roses. Konon, peristiwa historik ini
kemudian menjadi momen yang cukup signifikan bagi perkembangan scene british/indie pop di Jakarta. Sebelum bubar, di pertengahan 1997 mereka sempat merilis album debut bertitel `…Jang Doeloe’. Generasi awal dari scene brit pop ini antara lain adalah band Rumahsakit, Wondergel, Planet Bumi, Orange, Jellyfish, Jepit Rambut, Room-V,
Parklife hingga Death Goes To The Disco.

Pestol Aer memang bukan band punk pertama, ibukota ini di tahun 1989 sempat melahirkan band punk/hardcore pionir Antiseptic yang kerap memainkan nomor-nomor milik Black Flag, The Misfits, DRI sampai Sex Pistols. Lukman (Waiting Room/The Superglad) dan Robin (Sucker Head/Noxa) adalah alumnus band ini juga. Selain sering manggung di Jakarta, Antiseptic juga sempat manggung di rockfest legendaris Bandung, Hullabaloo II pada akhir 1994. Album debut Antiseptic sendiri yang bertitel `Finally’ baru rilis delapan tahun kemudian (1997) secara D.I.Y. Ada juga band alternatif seperti Ocean yang memainkan musik ala Jane’s Addiction dan lainnya, sayangnya mereka tidak sempat merilis rekaman.

Selain itu, di awal 1990, Jakarta juga mencetak band punk rock The Idiots yang awalnya sering manggung meng-cover lagu-lagu The Exploited. Nggak jauh berbeda dengan Antiseptic, baru sembilan tahun kemudian The Idiots merilis album debut mereka yang bertitel `Living Comfort In Anarchy’ via label indie Movement Records. Komunitas-
komunitas punk/hardcore juga menjamur di Jakarta pada era 90-an tersebut. Selain komunitas Young Offender tadi, ada pula komunitas South Sex (SS) di kawasan Radio Dalam, Subnormal di Kelapa Gading, Semi-People di Duren Sawit, Brotherhood di Slipi, Locos di Blok M hingga SID Gank di Rawamangun.

Sementara rilisan klasik dari scene punk/hardcore Jakarta adalah album kompilasi Walk Together, Rock Together (Locos Enterprise) yang rilis awal 1997 dan memuat singel antara lain dari band Youth Against Fascism, Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge dan sebagainya. Album kompilasi punk/hardcore klasik lainnya adalah Still One, Still Proud (Movement Records) yang berisikan singel dari Sexy Pig, The Idiots, Cryptical Death hingga Out Of Control.

Bandung scene

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan
membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masaindahbangetsekalipisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan jug lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis. Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya!

Scene Jogjakarta

Kota pelajar adalah julukan formalnya, tapi siapa sangka kalau kota ini ternyata juga menjadi salah satu scene rock underground terkuat di Indonesia? Well, mari kita telusuri sedikit sejarahnya. Komunitas metal underground Jogjakarta salah satunya adalah Jogja Corpsegrinder. Komunitas ini sempat menerbitkan fanzine metal Human Waste, majalah Megaton dan menggelar acara metal legendaris di sana, Jogja Brebeg. Hingga kini acara tersebut sudah terselenggara sepuluh kali! Band-band metal underground lawas dari kota ini antara lain Death Vomit, Mortal Scream, Impurity, Brutal Corpse, Mystis, Ruction.

Untuk scene punk/hardcore/industrial-nya yang bangkit sekitar awal 1997 tersebutlah nama Sabotage, Something Wrong, Noise For Violence, Black Boots, DOM 65, Teknoshit hingga yang paling terkini, Endank Soekamti. Sedangkan untuk scene indie rock/pop, beberapa nama yang patut di highlight adalah Seek Six Sick, Bangkutaman, Strawberry’s Pop sampai The Monophones. Selain itu, band ska paling keren yang pernah terlahir di Indonesia, Shaggy Dog, juga berasal dari kota ini. Shaggy Dog yang kini dikontrak EMI belakangan malah sedang asyik menggelar tur konser keliling Eropa selama 3 bulan! Kota gudeg ini tercatat juga pernah menggelar Parkinsound, sebuah festival musik elektronik yang pertama di Indonesia. Parkinsound #3 yang diselenggarakan tanggal 6 Juli 2001 silam di antaranya menampilkan Garden Of The Blind, Mock Me Not, Teknoshit, Fucktory, Melancholic Bitch hingga
Mesin Jahat.

Scene Surabaya

Scene underground rock di Surabaya bermula dengan semakin tumbuh-berkembangnya band-band independen beraliran death metal/grindcore sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya berawal dari event Surabaya Expo (semacam Jakarta Fair di DKI - Red) dimana band- band underground metal seperti, Slowdeath, Torture, Dry, Venduzor, Bushido manggung di sebuah acara musik di event tersebut.

Setelah event itu masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama Independen. Base camp dari organisasi yang tujuan dibentuknya sebagai wadah pemersatu serta sarana sosialisasi informasi antar musisi/band underground metal ini waktu itu dipusatkan di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty (band death metal dengan semua personelnya cewek, kini RIP - Red). Anggota dari organisasi yang merupakan cikal bakal terbentuknya scene underground metal di Surabaya ini memang sengaja dibatasi hanya sekitar 7-10 band saja.

Rencana pertama Independen waktu itu adalah menggelar konser underground rock di Taman Remaja, namun rencana ini ternyata gagal karena kesibukan melakukan konsolidasi di dalam scene. Setelah semakin jelas dan mulai berkembangnya scene underground metal di Surabaya pada akhir bulan Desember 1997 organisasi Independen resmi dibubarkan. Upaya ini dilakukan demi memperluas jaringan agar semakin tidak tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya.

Pada masa-masa terakhir sebelum bubarnya organisasi Independen, divisi record label mereka tercatat sempat merilis beberapa buah album milik band-band death metal/grindcore Surabaya. Misalnya debut album milik Slowdeath yang bertitel “From Mindless Enthusiasm to Sordid Self-Destruction” (September 96), debut album Dry berjudul “Under The Veil of Religion” (97), Brutal Torture “Carnal Abuse”, Wafat “Cemetery of Celerage” hingga debut album milik Fear Inside
yang bertitel “Mindestruction”. Tahun-tahun berikutnya barulah underground metal di Surabaya dibanjiri oleh rilisan-rilisan album milik Growl, Thandus, Holy Terror, Kendath hingga Pejah.

Sebagai ganti Independen kemudian dibentuklah Surabaya Underground Society (S.U.S) tepat di malam tahun baru 1997 di kampus Universitas 45, saat diselenggarakannya event AMUK I. Saat itu di Surabaya juga telah banyak bermunculan band-band baru dengan aliran musik black metal. Salah satu band death metal lama yaitu, Dry kemudian berpindah konsep musik seiring dengan derasnya pengaruh musik black metal di Surabaya kala itu.

Hanya bertahan kurang lebih beberapa bulan saja, S.U.S di tahun yang sama dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band yang beraliran black metal kemudian berpisah untuk membentuk sebuah wadah baru bernama ARMY OF DARKNESS yang memiliki basis lokasi di daerah Karang Rejo. Berbeda dengan black metal, band-band death metal selanjutnya memutuskan tidak ikut membentuk organisasi baru. Selanjutnya di bulan September 1997 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian mencatat sejarah sendiri sebagai event paling sukses di Surabaya kala itu. 25 band death metal dan black metal tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800 – 1000 orang. Arwah, band black metal asal Bekasi juga turut tampil di even tersebut sebagai band undangan.

Scene ekstrem metal di Surabaya pada masa itu lebih banyak didominasi oleh band-band black metal dibandingkan band death metal/grindcore. Mereka juga lebih intens dalam menggelar event-event musik black metal karena banyaknya jumlah band black metal yang muncul. Tercatat kemudian event black metal yang sukses digelar di Surabaya seperti ARMY OF DARKNESS I dan II.

Tepat tanggal 1 Juni 1997 dibentuklah komunitas underground INFERNO 178 yang markasnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo,Red). Di tempat yang agak mirip dengan rumah-toko (Ruko) ini tercatat ada beberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet dan event organizer untuk acara-acara underground di Surabaya. Event-event yang pernah di gelar oleh INFERNO 178 antara lain adalah, STOP THE MADNESS, TEGANGAN TINGGI I & II hingga BLUEKHUTUQ LIVE.

Band-band underground rock yang kini bernaung di bawah bendera INFERNO 178 antara lain, Slowdeath, The Sinners, Severe Carnage, System Sucks, Freecell, Bluekuthuq dan sebagainya. Fanzine metal asal komunitas INFERNO 178, Surabaya bernama POST MANGLED pertama kali terbit kala itu di event TEGANGAN TINGGI I di kampus Unair dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini tergolong kurang sukses karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal. Sayangnya, hal ini juga diikuti dengan mandegnya proses penggarapan POST MANGLED Zine yang tidak kunjung mengeluarkan edisinya yang terbaru hingga kini.

Maka, untuk mengantisipasi terjadinya stagnansi atau kesenjangan informasi di dalam scene, lahirlah kemudian GARIS KERAS Newsletter yang terbit pertama kali bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotokopian yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground metal, punk hingga HC tak hanya di Surabaya saja tetapi lebih luas lagi. Respon positif pun menurut mereka lebih banyak datang justeru dari luar kota Surabaya itu sendiri. Entah mengapa, menurut mereka publik underground rock di Surabaya kurang apresiatif dan minim dukungannya terhadap publikasi independen macam fanzine atau newsletter tersebut. Hingga akhir hayatnya GARIS KERAS Newsletter telah menerbitkan edisinya hingga ke- 12.

Divisi indie label dari INFERNO 178 paling tidak hingga sekitar 10 rilisan album masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka. Baru memasuki tahun 2000 yang lalu label INFERNO 178 Productions resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya, The Sinners yang berjudul “Ajang Kebencian”. Selanjutnya label
INFERNO 178 ini akan lebih berkonsentrasi untuk merilis produk- produk berkategori non-metal. Sedangkan untuk label khusus death metal/brutal death/grindcore dibentuklah kemudian Bloody Pigs Records oleh Samir (kini gitaris TENGKORAK) dengan album kedua Slowdeath yang bertitel “Propaganda” sebagai proyek pertamanya yang dibarengi pula dengan menggelar konser promo tunggal Slowdeath di Café Flower sekitar bulan September 2000 lalu yang dihadiri oleh 150- an penonton. Album ini sempat mencatat sold out walau masih dalam jumlah terbatas saja. Ludes 200 keping tanpa sisa.

Scene Malang

Kota berhawa dingin yang ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Surabaya ini ternyata memiliki scene rock underground yang “panas” sejak awal dekade 90-an. Tersebutlah nama Total Suffer Community(T.S.C) yang menjadi motor penggerak bagi kebangkitan komunitas rock underground di Malang sejak awal 1995. Anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam musisi lintas-scene, namun dominasinya tetap
saja anak-anak metal. Konser rock underground yang pertama kali digelar di kota Malang diorganisir pula oleh komunitas ini. Acara bertajuk Parade Musik Underground tersebut digelar di Gedung Sasana Asih YPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan menampilkan band-band lokal Malang seperti Bangkai (grindcore), Ritual Orchestra (black metal),Sekarat (death metal), Knuckle Head (punk/hc), Grindpeace (industrial
death metal), No Man’s Land (punk), The Babies (punk) dan juga band-band asal Surabaya, Slowdeath (grindcore) serta The Sinners (punk).

Beberapa band Malang lainnya yang patut di beri kredit antara lain Keramat, Perish, Genital Giblets, Santhet dan tentunya Rotten Corpse. Band yang terakhir disebut malah menjadi pelopor style brutal death metal di Indonesia. Album debut mereka yang
bertitel “Maggot Sickness” saat itu menggemparkan scene metal di Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bali karena komposisinya yang solid dan kualitas rekamannya yang top notch. Belakangan band ini pecah menjadi dua dan salah satu gitaris sekaligus pendirinya, Adyth, hijrah ke Bandung dan membentuk Disinfected. Di kota inilah lahir untuk kedua kalinya fanzine musik di Indonesia. Namanya Mindblast zine yang
diterbitkan oleh dua orang scenester, Afril dan Samack pada akhir 1995. Afril sendiri merupakan eks-vokalis band Grindpeace yang kini eksis di band crust-grind gawat, Extreme Decay. Sementara indie label pionir yang hingga kini masih bertahan serta tetap produktif merilis album di Malang adalah Confused Records

Scene Bali

Berbicara scene underground di Bali kembali kita akan menemukan komunitas metal sebagai pelopornya. Penggerak awalnya adalah komunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar. Ikut eksis di dalamnya antara lain, Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan Sabdo Moelyo. Dede adalah editor majalah metal Megaton yang terbit di
Jogjakarta, Putra Pande adalah salah satu pionir webzine metal Indonesia
Corpsegrinder (kini Anorexia Orgasm) sejak 1998, Age adalah pengusaha distro yang pertama di Bali dan Moel adalah gitaris/vokalis band death metal etnik, Eternal Madness yang aktif menggelar konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil dari durasi siaran program musik metal mingguan di Radio Cassanova, Bali yang
berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA.

Awal 1996 komunitas ini pecah dan masing-masing individunya jalan sendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise pada tanggal 20 Oktober 1996 menggelar konser underground besar pertama di Bali bernama Total Uyut di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil diantaranya Eternal Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus. Sementara band- band luar Balinya adalah Grausig, Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Jogjakarta). Konser ini sukses menyedot sekitar 2000 orang penonton dan hingga sekarang menjadi festival rock underground tahunan di sana. Salah satu
alumni Total Uyut yang sekarang sukses besar ke seantero nusantara adalah band punk asal Kuta, Superman Is Dead. Mereka malah menjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak 6 album oleh Sony Music Indonesia. Band-band indie Bali masa kini yang stand out di antaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone, Blod Shot Eyes
dan tentu saja Eternal Madness yang tengah bersiap merilis album ke tiga mereka dalam waktu dekat.

Memasuki era 2000-an scene indie Bali semakin menggeliat. Kesuksesan S.I.D memberi inspirasi bagi band-band Bali lainnya untuk berusaha lebih keras lagi, toh S.I.D secara konkret sudah membuktikan kalau band `putera daerah’ pun sanggup menaklukan kejamnya industri musik ibukota. Untuk mendukung band-band Bali, drummer S.I.D, Jerinx dan beberapa kawannya kemudian membuka The Maximmum Rock N’ Roll Monarchy (The Max), sebuah pub musik yang berada di jalan Poppies, Kuta. Seringkali diadakan acara rock reguler di tempat ini.

Indie Indonesia Era 2000-an

Bagaimana pergerakan scene musik independen Indonesia era 2000-an? Kehadiran teknologi internet dan e-mail jelas memberikan kontribusi besar bagi perkembangan scene ini. Akses informasi dan komunikasi yang terbuka lebar membuat jaringan (networking) antar komunitas ini semakin luas di Indonesia. Band-band dan komunitas-komunitas baru banyak bermunculan dengan menawarkan style musik yang lebih beragam. Trend indie label berlomba-lomba merilis album band-band lokal juga menggembirakan, minimal ini adalah upaya pendokumentasian sejarah yang berguna puluhan tahun ke depan.

Yang menarik sekarang adalah dominasi penggunaan idiom `indie’ dan bukan underground untuk mendefinisikan sebuah scene musik non- mainstream lokal. Sempat terjadi polemik dan perdebatan klasikmengenai istilah `indie atau underground’ ini di tanah air. Sebagian orang memandang istilah `underground’ semakin bias karena kenyataannya kian hari semakin banyak band-band underground yang `sell-out’, entah itu dikontrak major label, mengubah style musik demi kepentingan bisnis atau laris manis menjual album hingga puluhan ribu keping. Sementara sebagian lagi lebih senang menggunakan idiom indie karena lebih `elastis’ dan misalnya, lebih friendly bagi band-band yang memang tidak memainkan style musik ekstrem. Walaupun terkesan lebih kompromis, istilah indie ini belakangan juga semakin sering digunakan oleh media massa nasional, jauh
meninggalkan istilah ortodoks `underground’ itu tadi.

Ditengah serunya perdebatan indie/underground, major label atau indie label, ratusan band baru terlahir, puluhan indie label ramai- ramai merilis album, ribuan distro/clothing shop dibuka di seluruh Indonesia. Infrastruktur scene musik non-mainstream ini pun kian established dari hari ke hari. Mereka seakan tidak peduli lagi dengan polarisasi indie-major label yang makin tidak substansial. Bermain musik sebebas mungkin sembari bersenang-senang lebih menjadi `panglima’ sekarang ini.

…And history is still in the making here…..

Ma_memories


Salam tiga jari !!!!!

Tak terasa waktu telah berlalu generasi berganti generasi tapi hanya satu yang tidak berubah d hatiku ini.dari kecil hatiku ini selalu disuguhi sesuatu yang membuat "everythink is alright"..No problemo !!! or what ever lah...hehe.
MUSIK...ya musik yang selalu menemani aku dr kecil sampai saat ini tidak pernah berobah dalam hatiku ini,hal yang pertama aku dengarkan suara yang sangat khas(waktu itu aku gax tahu siapa yang nyanyi). Temanku yang pertama kali mengenalkan lagu-lagu ini pada telingaku....QUEEN...ya Queen dengan Mustapa nya aku selalu berteriak...IBRAHIM (hehe) why ?? easy listening mybe..terus dan terus setiap pagi aku di biasakan dengan Queen (tentu semua lagu-lagu dari Queen karena temanku fanatik abiiizzz..thx Bro !!!)

MUSIK...ya musik ROCK seperti ini yang terus membahana di ruang tidurku..tapi seiring perputaran waktu,perkembangan musik kian besar.....MAMA ??? ya MAMA dari grup GENESIS band asal Inggris ini di perkenalkan oleh temanku yang ke-2,beliau juga yang membawa pembendaharaan khasanah musik di otakku khususnya Art Rock dan sejenisnya,mulai dari Genesis..Marillion..Pink Floyd..YES..dll.
Pertamanya aku bingung banget dengar lagu-lagu mereka (ribet..hehe) karena lyriknya sedikit tapi durasi musiknya panjang sekali semacam instrumental,tapi mungkin terlalu sering didengar mereka semua jadi akrab di telingku..hehe ( Thx Bro...!!! I think this music is perfect...sometime not to easy for ears...hehe)

MUSIK....ya musik ROCK terus bergema sampai generasiku,basicku tentang kegemaran musik berangkat dari berbagai aliran...tapi tetap saja di telinga ini selalu rock..rock dan rock,sehingga datang lah grup macam Gun n Roses..Metallica..Sepultura..waaahhh pokonya banyak karena era 90 musik rock dari luar benar-benar banjir di Indonesia dan dengan sendirinya rock Indonesia agak tersisihkan tapi jadi topik menarik untuk di angkat waktu itu (setidaknya jadi perbincangan di sekitarku waktu itu)....oya pertama aku beli kaset adalah Appetite for Distruction (GNR)..wooow Cover yang luar biasa " I think " sampai aku kolesi ratusan kaset grup Rock (entah berapa uang yang habis...hikz),,,
MUSIK ROCK....ya music rock..bagiku jenis musik yang selalu membikin aku semangat mungkin dari hentakan iramanya atau apa tapi yang jelas musik rock "It's my life". Walau banyak aliran yang bermunculan sesuai dengan perputaran jaman da kecanggihan alat dan banyaknya grup Dandanan "ala" Rock (benar loh...asal dandanan"ala" rock tp lagunya yang...akh anda tahu koq..hehe)...tapi bagi kami musik rock tetap kukuh sesuai dengan namanya "Cadas" tidak berhenti bergema dan selalu setia berkumandang...ROCK it's HEREEE !!!!! NEVER DIE OR ALWAYS IN OUR HEART....LONG LIFE ROCK....!!!!!

WALK TOGETHER ... ROCK FOREVER

Kamis, 15 April 2010

_Daftar kegagalan_


Di bawah ini adalah daftar kegagalan seseorang yang semasa hidupnya mengalami banyak tantangan dan badai.

1813 – ia mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
1832 – ia menderita kekalahan dalam pemilihan kepala daerah tingkat local.
1833 – ia kembali menderita kebangkrutan
1835 – istrinya meninggal dunia
1836 – ia menderita tekanan mental sedemikian rupa, sehingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa
1837 – ia menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato
1840 – ia gagal dalam pemilihan anggota senat Ameika Serikat
1842 – ia menderita kekalahan untuk duduk didalam konggres merika Serikat
1848 – ia kalah lagi di konggres Amerika Serikat
1855 – ia gagal lagi di senat Amerika Serikat
1856 – ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden
1858 – ia kalah lagi di senat Amerika Serikat
1860 – ia akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat

Siapakah dia? Namanya Abraham Lincoln. Mungkin kalau orang lain yang mengalami demikian banyak kegagalan mungkin ia sudah mundur secara teratur. Tetapi Abraham Lincoln maju terus, kata mundur sama sekali tidak ada dalam kamusnya. Akibatnya, setelah semua kegagalan ia dapati, ia kemudian mencapai suatu sukses yang luar biasa.

_Stres dan Depresi: Akibat Tidak Menjalankan Agama_


"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta..." (QS. Thaahaa, 20:124)

"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. " (QS. Al An'aam, 6:125)

Keengganan orang-orang yang jauh dari agama untuk taat kepada Allah menyebabkan mereka terus-menerus menderita perasaan tidak nyaman, khawatir dan stres. Akibatnya, mereka terkena berbagai ragam penyakit kejiwaan yang mewujud pada keadaan raga mereka. Tubuh mereka lebih cepat mengalami kerusakan, dan mereka mengalami penuaan yang cepat dan melemah.

Sebaliknya, karena orang-orang beriman sehat secara kejiwaan, mereka tidak terkena stres, atau berkecil hati, dan jasmani mereka senantiasa prima dan sehat. Pengaruh baik akibat ketundukan mereka kepada Allah, tawakal mereka kepada-Nya dan kepribadian kokoh mereka, kemampuan melihat kebaikan dalam segala hal, dan ridha dengan apa yang terjadi sembari berharap akan janji-Nya, tercermin dalam penampilan raga mereka. Hal ini tentu saja dialami oleh mereka yang menjalani hidupnya sesuai ajaran Al Qur'an, dan yang benar-benar memahami agama. Tentu saja mereka pun dapat menderita sakit dan pada akhirnya mengalami penuaan, namun proses alamiah ini tidak disertai dengan kerusakan pada sisi kejiwaan sebagaimana yang dialami oleh selainnya.

Stres dan depresi, yang dianggap sebagai penyakit zaman kita, tidak hanya berbahaya secara kejiwaan, tapi juga mewujud dalam berbagai kerusakan tubuh. Gangguan umum yang terkait dengan stres dan depresi adalah beberapa bentuk penyakit kejiwaan, ketergantungan pada obat terlarang, gangguan tidur, gangguan pada kulit, perut dan tekanan darah, pilek, migrain [sakit kepala berdenyut yang terjadi pada salah satu sisi kepala dan umumnya disertai mual dan gangguan penglihatan] , sejumlah penyakit tulang, ketidakseimbangan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, serangan jantung, dan pembengkakan otak. Tentu saja stres dan depresi bukanlah satu-satunya penyebab semua ini, namun secara ilmiah telah dibuktikan bahwa penyebab gangguan-gangguan kesehatan semacam itu biasanya bersifat kejiwaan.

Stres, yang menimpa begitu banyak orang, adalah suatu keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan, cemas dan berbagai tekanan lainnya, yang merusak keseimbangan tubuh. Ketika seseorang menderita stres, tubuhnya bereaksi dan membangkitkan tanda bahaya, sehingga memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin dalam aliran darah meningkat; penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik tertinggi; gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah; tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah bagi tubuh.

Oleh karena stres yang parah, khususnya, mengubah fungsi-fungsi normal tubuh, hal ini dapat berakibat sangat buruk. Akibat stres, kadar adrenalin dan kortisol di dalam tubuh meningkat di atas batas normal. Peningkatan kadar kortisol dalam rentang waktu lama berujung pada kemunculan dini gangguan-gangguan seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan, penyakit pernapasan, eksim dan psoriasis [ sejenis penyakit kulit yang ditandai oleh pembentukan bintik-bintik atau daerah berwarna kemerahan pada kulit, yang tertutupi oleh lapisan tanduk berwarna perak] . Kadar kortisol yang tinggi dapat berdampak pada terbunuhnya sel-sel otak. Sejumlah gangguan akibat stres digambarkan dalam sebuah sumber sebagaimana berikut:

Terdapat kaitan penting antara stres dan tegang [penegangan], serta rasa sakit yang ditimbulkannya. Penegangan yang diakibatkan stres berdampak pada penyempitan pembuluh darah nadi, gangguan pada aliran darah ke daerah-daerah tertentu di kepala dan penurunan jumlah darah yang mengalir ke daerah tersebut. Jika suatu jaringan mengalami kekurangan darah hal ini akan langsung berakibat pada rasa sakit, sebab suatu jaringan yang di satu sisi mengalami penegangan mungkin sedang membutuhkan darah dalam jumlah banyak dan di sisi lain telah mendapatkan pasokan darah dalam jumlah yang kurang akan merangsang ujung-ujung saraf penerima rasa sakit. Di saat yang sama zat-zat seperti adrenalin dan norepinefrin, yang mempengaruhi sistem saraf selama stres berlangsung, juga dikeluarkan. Hal ini secara langsung atau tidak langsung meningkatkan dan mempercepat penegangan otot. Demikianlah, rasa sakit berakibat pada penegangan, penegangan pada kecemasan, dan kecemasan memperparah rasa sakit.

Akan tetapi, salah satu dampak paling merusak dari stres adalah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang agresif, khawatir, cemas, tidak sabar, dengki, suka memusuhi dan mudah tersinggung memiliki peluang terkena serangan jantung jauh lebih besar daripada orang yang tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat tersebut.

Alasannya adalah bahwa rangsangan berlebihan pada sistem saraf simpatetik [yakni sistem saraf yang mengatur percepatan denyut jantung, perluasan bronkia, penghambatan otot-otot halus sistem pencernaan makanan, dsb.], yang dimulai oleh hipotalamus, juga mengakibatkan pengeluaran insulin yang berlebihan, sehingga menyebabkan penimbunan kadar insulin dalam darah. Ini adalah permasalahan yang teramat penting. Sebab, tak satu pun keadaan yang berujung pada penyakit jantung koroner memainkan peran yang sedemikian paling penting dan sedemikian berbahaya sebagaimana kelebihan insulin dalam darah.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa semakin parah tingkat stres, maka akan semakin lemahlah peran positif sel-sel darah merah di dalam darah. Menurut sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Linda Naylor, pimpinan perusahaan alih teknologi Universitas Oxford, pengaruh negatif berbagai tingkatan stres pada sistem kekebalan tubuh kini dapat diukur.

Terdapat kaitan erat antara stres dan sistem kekebalan tubuh. Stres kejiwaan memiliki dampak penting pada sistem kekebalan dan berujung pada kerusakannya. Saat dilanda stres, otak meningkatkan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yang melemahkan sistem kekebalan. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan langsung antara otak, sistem kekebalan tubuh dan hormon. Para pakar di bidang ini menyatakan:

Pengkajian terhadap stres kejiwaan atau stres raga telah mengungkap bahwa selama stres berat berlangsung terjadi penurunan pada daya kekebalan yang berkaitan dengan keseimbangan hormonal. Diketahui bahwa kemunculan dan kemampuan bertahan dari banyak penyakit termasuk kanker terkait dengan stres.

Singkatnya , stres merusak keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-menerus akan merusak kesehatan tubuh, dan berdampak pada beragam gangguan fungsi tubuh. Para ahli menggolongkan dampak buruk dari stres terhadap tubuh manusia dalam sejumlah kelompok utama sebagaimana berikut:

- Cemas dan Panik: Suatu perasaan yang menyebabkan peristiwa tidak terkendali.
- Mengeluarkan keringat yang semakin lama semakin banyak
- Perubahan suara: Berbicara secara gagap dan gugup
- Aktif yang berlebihan: Pengeluaran energi yang tiba-tiba, pengendalian diabetik yang lemah
- Kesulitan tidur: Mimpi buruk
- Penyakit kulit: Bercak, bintik-bintik, jerawat, demam, eksim dan psoriasis .
- Gangguan saluran pencernaan: Salah cerna, mual, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan
- Penegangan otot: gigi yang bergesekan atau terkunci, rasa sakit sedikit tapi terus-menerus pada rahang, punggung, leher dan pundak
- Infeksi berintensitas rendah: pilek, dsb.
- Migrain
- Denyut jantung dengan kecepatan yang tidak wajar, rasa sakit pada dada, tekanan darah tinggi
- Ketidakseimbangan ginjal, menahan air
- Gangguan pernapasan, pendek napas
- Alergi
- Sakit pada persendian
- Mulut dan tenggorokan kering
- Serangan jantung
- Melemahnya sistem kekebalan
- Pengecilan di bagian otak
- Perasaan bersalah dan hilangnya percaya diri
- Bingung, ketidakmampuan menganalisa secara benar, kemampuan berpikir yang rendah, daya ingat yang lemah
- Rasa putus asa yang besar, meyakini bahwa segalanya berlangsung buruk
- Kesulitan melakukan gerak atau diam, memukul-mukul dengan irama tetap
- Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau kesulitan melakukannya
- Mudah tersinggung dan sangat peka
- Bersikap yang tidak sesuai dengan akal sehat
- Perasaan tidak berdaya atau tidak berpengharapan
- Kehilangan atau peningkatan nafsu

Kenyataan bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai-nilai ajaran agama mengalami "stres" dinyatakan oleh Allah dalam Al Qur'an :

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta..." (QS. Thaahaa, 20:124)

Dalam sebuah ayat lain, Allah telah menyatakan bahwa

" … hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja…" (QS. At Taubah, 9:118)

Kehidupan yang "gelap dan sempit" ini, atau stres, nama yang diberikan di masa kini, adalah akibat ketidakmampuan orang-orang tak beriman untuk menaati nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama. Kini, para dokter menyatakan bahwa jiwa yang tenang, damai dan penuh percaya diri sangatlah penting dalam melindungi pengaruh stres. Kepribadian yang tenang dan damai hanya dimungkinkan dengan menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an . Sungguh, telah dinyatakan dalam banyak Al Qur'an bahwa Allah akan memberikan "ketenangan" dalam diri orang-orang beriman. (Al Qur'an , 2:248, 9:26, 40, 48:4, 18) Janji Tuhan kita terhadap orang-orang beriman telah dinyatakan sebagaimana berikut:

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS, An Nahl, 16: 97)