Sabtu, 08 Oktober 2011

Cinta, Ilmu, Iman


Dengan CINTA hidup menjadi INDAH,
Dengan ILMU hidup menjadi MUDAH,
Dengan IMAN hidup menjadi BERKAH dan TERARAH.

Sabtu, 20 Agustus 2011

_Pantaskah Aku Merindukanmu?_

Siang itu bacaan Tartil Qur'an mulai terdengar, bukan lagi sayup – sayup terdengar di telingaku ketika acara pertemuan dengan rekan-rekan kerjaku di Bandung sudah hampir usai. Aku melirik jam dinding di ruang pertemuan yang sudah menunjukkan angka 11.30. Alhamdulillah acara selesai tepat waktu. Aku tersentak ketika bacaan itu adalah surah ''ARAHMAN ''. Setiap kali Allah menegurku dengan kalimat

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Aku turun dari lantai 2 setelah salah satu temanku dengan ramahnya meminjamkan sepasang sandal jepit. Masjid Al-Furqon, masjid kebanggaan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia itu tampak kokoh dan megah di depanku. Halaman yang luas dan rimbun membuat mata semakin segar, apalagi dibawahnya beberapa kelompok santri kecil sedang menambah hafalan Al Qur'an nya kayaknya. Subhanallah …

Aku ambil jalan memutar untuk memasuki areal Masjid agung itu sekedar menghindari kemacetan lalulintas. Sebagian mungkin saat pulang kerja karena hari Jum'at bertemu dengan jamaah yang sangat padat untuk mengikuti sholat Jum'at. Tak terasa teguran Allah sebanyak 31 kali itu menghujam dadaku, aku berjalan lunglai dan memendam malu yang yang luar biasa. Betapa banyak nikmat Allah yang tidak aku syukuri selama ini. Sampai Allah menegurku sebanyak itu. Aku malu ya Allah ….

Aku malu, ketika sebagian besar muslimin berebut untuk dapat duduk di shaft terdepan dengan datang ke masjid lebih awal, aku masih sibuk dengan kerja dan duniaku. Dan nggak tahu lagi pada saat masuk masjid aku sudah berada di shaft ke berapa? Padahal aku juga tahu rizki itu sudah ada kadarnya jadi nggak mungkin pindah ke orang lain. Pada saat hampir seluruh jamaah mengenakan baju muslim yang didominasi warna putih, aku bahkan masih harus mengenakan baju batik dengan aneka corak dan warna dengan tidak lagi mengenakan kopyah yang menurut beberapa ulama walaupun itu bukan keharusan namun itu adalah maruah ( kebanggaan) bagi muslimin dan sebagai alat untuk mencegah agar rambut kita tidak menghalangi jidat kita pada saat sujud pada-Nya.

Belum lagi karena kecapekan kerja mungkin, beberapa kali Jum'at ternyata hanya jadi ajang untuk pelepas lelah. Bukan lagi kantuk yang datang, bahkan sering mendengarkan khotbah hanya awal dan akhir aja. Selebihnya pulas tertidur. Padahal sepulang sholat Jum'at harusnya aku membagi isi khotbah kepada istri dan keluargaku. Apa yang akan aku bagi, sementara aku sendiri nggak tahu persis isi khotbahnya. Sementara beberapa jamaah yang sudah sepuh justru sangat antusias mendengarkan khotbah. Bagaimana aku nggak malu ya Allah?

Sandal jepit pinjaman itu aku ''parkir'' lurus tepat dengan pintu masuk untuk memudahkan saya mengingatnya. Maklum sandal pinjaman, kuatir tertukar dengan yang lain. Subhanallah, masjid ini indah dan luas sekali. Seperti perkiraanku semula, aku sudah harus menempati shaft ke 15 kayaknya. Setelah sholat tahiyatul masjid aku duduk lurus searah dengan tempat mimbar dengan harapan aku bisa konsentrasi pada saat mendengarkan khotbah Jum'at. Shaft terdepan diisi oleh para alim ulama Bandung dengan jubah dan sorban putih yang menambah wibawa dan membuatku membayangkan para sahabat Rasulullah yang dengan seksama akan mendengarkan dan mentaati semua perintah Allah dan Rasulullah.

Jamaah yang duduk persis di depanku tiba–tiba berdiri dan meninggalkan shafnya, mungkin batal wudhu pikirku. Begitu dia keluar, salah seorang jamaah lewat di sampingku untuk mengisi shaft yang kosong tadi. Kali ini perhatianku justru bukan tertuju pada seorang pemuda yang mungkin berusia sekitar 20 tahunan itu, tetapi justru pada jaket yang ia pergunakan. Dibelakang jaket hitam itu terpampang tulisan yang cukup menyolok ''MAJELIS PECINTA RASULULLAH''.

Kini perasaanku semakin campur aduk nggak karuan. Tulisan besar itu menggetarkan hatiku. Aku iri dengan umur segitu mereka begitu mencintai Rasulullah dengan caranya sendiri. Tidak semua orang berani dan berbangga hati dengan kecintaannya kepada Rasulullah. Apalagi kaum muda. Mereka lebih enjoy dan PD ketika memakai baju, kaos atau jaket yang bergambar artis atau bahkan nama tokoh sepakbola yang mereka idolakan. Bahkan ''seragam'' seperti itu sudah biasa masuk masjid.

Bagai dikuliti rasanya badanku. Gemetar aku, teringat betapa aku mencintai Rasulullah mungkin baru sebatas pada ungkapan rasa cinta, belum menyentuh substansi dan ruh cinta itu sendiri.
Padahal Rasulullah tidak pernah berhenti memikirkan kita, umatnya. Bukan saja pada saat beliau sehat namun pada saat menjelang beliau wafatpun yang ditanyakan kepada malaikat Jibril adalah keadaan umatnya. Sebuah sosok agung yang tidak akan seorangpun dan mahkluk apapun bisa menandingi keluhuran budi Rasulullah.

Aku malu ya Rasul ..
Kalau selama ini aku baru mampu membaca sholawat atasmu kalau sedang melakukan sholat dan duduk tasyahud. Padahal aku juga tahu kalau sholawat terhadapmu bisa di ucapkan kapan saja baik di dalam sholat maupun di luar sholat. Begitu perhitungannya aku kepadamu, dan baru sampai segitu yang aku lakukan selama ini. Alangkah lucunya kalau bilang cinta tapi jarang atau bahkan tidak pernah menyebut dan memanggil namanya.

Bahkan beberapa hari yang lalu aku sempat dibuat bingung oleh keponakanku yang berumur 4 tahun. Entah darimana setelah pulang bermain di dekat musholla tiba–tiba Muhammad Zaidan kecil itu nanya ke seisi rumah tentang lantunan sholatun bisalamil mubin... .Akhirnya setelah dipancing dengan beberapa pertanyaan ringan, terbukalah teka–teki itu. Rupanya pada saat bermain di rumah Ridho bersama semua temannya oleh orang tua si Ridho di putarkan vcd sholawat yang dilantunkan Habib Syeh dengan suara khas dan syahdu itu.

Alhadulillah ya Allah, mereka yang masih kanak–kanak itu sudah tertarik dengan sholawat dan pujian kepada Rasulullah yang tentu berbeda dengan pujian kepada-Mu ya Rabb. Mereka memuji keagungan akhlak Rasulullah walaupun dengan bahasa dan maksud yang belum mereka mengerti. Tapi aku yang usiaku sudah masuk waktu '' Asar '' atau bahkan menjelang Magrib ini masih malu-malu menyanjungmu, padahal syafaatmu sangat aku nantikan kelak pada saat semua orang membutuhkan itu apalagi diriku yang penuh dosa ini.

Bahkan bacaan sholawat Badar, maulid Habsyi atau kitab Al Barzanji yang dulu waktu kecil sering aku ikuti, saat ini entah kemana. Dulu waktu kecil dengan tidak tahu artinya saja aku begitu bersemangat kalau malam Jum'at diisi pembacaan sholawat dan Al Barzanji. Kini justru dengan semakin mengertinya aku bahwa disana ditulis sejarah kelahiran nabi, silsilah dan perjuangan nabi justru aku mulai melupakannya. Walaupun kadang–kadang pada saat dengar maulid itu dibacakan air mataku deras mengalir karena menahan kerinduan.

Aku sangat malu ya Rasul ….
Pada saat engkau ajarkan kepada kami bagaimana akhlakmu bertetangga yang aku ketahui dari beberapa hadits pada saat yang sama aku masih sering membuat jengkel tetangga kanan kiriku. Padahal aku tinggal ditengah–tengah mereka. Bahkan aku masih lebih suka meyimpan makanan yang di olah oleh istriku untuk besok daripada berbagi dengan tetangga padahal mereka mencium aroma masakan istriku.

Apalagi saat Ramadhan seperti ini, sepertinya aku masih lebih bersemangat menunggu datangnya Idul Fitri dari pada berjuang mengendalikan nafsu dan belajar ''sedikit merasakan'' kesulitan mereka yang oleh Allah di coba dengan kekurangan dan keterbatasan secara materi. Padahal pada saat engkau tidak memiliki sesuatu di rumah maka engkau jadikan hari itu sebagai hari puasa sunahmu. Dengan begitu tidak ada hari yang tidak bermanfaat bagimu, apapun kondisinya.

Bahkan semangat ramadhan yang engkau jalani dengan berbagai keadaan dan bahkan harus menghadapi musuh–musuhmu di medan perang, sepertinya belum menancap kuat di hatiku. Padahal sering kali masalah itu dibahas oleh beberapa ustadz pada saat mengisi kultum Tarawih untuk menguatkan niat shaum kaum muslimin. Aku masih senang dengan mengambil manfaat tidur waktu puasa adalah ibadah. Padahal aku juga tahu semakin berat tantangan puasa kita Insya Allah semakin besar nilainya di sisi Allah, karena untuk urusan puasa Allah sendiri yang akan menghitung dan memberikan pahala.

Sepuluh hari terakhir adalah hari yang engkau perjuangkan dengan sungguh–sungguh bersama para sahabat untuk I'tikaf dan menunggu datangnya Lailatul Qodar. Sementara aku dengan alasan siangnya masuk kerja sangat takut untuk sekedar menahan kantuk di sepuluh malam terakhir. Qiyamul lail yang aku kerjakan juga masih dalam hitungan ''sekedarnya'', sementara engkau yang oleh Allah dijamin dengan rahmat dan ampunan bahkan surga pun masih melakukan qiyamul lail sampai bengkak kakimu. Subhanallah.

Jujur aku sangat malu kepadamu ya Rasulullah, sekian banyak kebaikkan yang sudah engkau contohkan kepada kami, tapi nggak tahu baru berapa jari yang habis untuk menghitung apa yang sudah aku lakukan untuk mengikuti sunahmu. Sering aku rindukan engkau, rindu dengan belaian dan bimbingan tanganmu yang oleh Allah dipenuhi dengan rahmat, bahkan setiap malam aku merindukan untuk bermimpi bertemu denganmu walaupun aku sangat menyadari apakah aku pantas berharap seperti itu. Aku tetap berharap kepada kemurahan Allah agar bisa dipertemukan denganmu. Ya Allah sampaikan sholawat, salam dan kerinduanku kepada rasulullah. Allahumma sholli ala Muhammad ….

_Saat Dia tak Memilihku_

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, matahari bersinar sangat terik siang itu. Hujan telah lama tak membasahi bumi tempat kelahiran Tuanku Imam Bonjol seorang pahlawan kebangaan penduduk Sumatera Barat itu, sehingga debu beterbangan kian kemari, sesekali melesat masuk kerongga mata yang tak pelak akan membuat si empunya mata akan merasa perih.

Indah mempercepat langkahnya, yang ada difikirannya sa’at ini adalah segera sampai di kantor tempat dia bekerja, kebetulan hari ini dia masuk agak telat karena malam tadi pukul 9 WIB neneknya meninggal, jadi dia harus masuk kerja setelah acara pemakaman selesai.

“Aduh.. panas nya…” Indah membatin , seraya mengayunkan secarik kertas ke wajahnya sehingga membuat jilbab hitam yang ia kenakan menari kian kemari. Langkahnya terhenti tatkala sebuah angkutan umum berhenti disampingnya, diapun lalu menaiki angkutan umum berwarna hijau tua itu. Rasa lelah dan gerah sedikit berkurang karena angkot melaju dengan cepat sehingga angin menyeruak masuk dan ikut nongkrong di dalam angkot . Didalam angkot itu tak hanya dia sendiri ,ada beberapa anak sekolahan dan ibu-ibu yang sepertinya juga habis dari kantor dan sekolahnya masing-masing. Semua larut dalam fikiran masing-masing. Kali aja mereka mikirin menu buka puasa untuk kelurga di rumah,bisik Indah dalam hatinya, kebetulan hari ini adalah hari ke empat puasa Ramadhan.


“Stop di depan ya Pak….” seru Indah, diapun turun dengan tak lupa membayar sewa dan ucapan terima kasih kepada pak Sopir karena dia telah sampai di depan kantornya dengan selamat, dan tentunya atas izin Allah jua.

Setelah selesai membereskan ruang kerjanya,Indah kembali berkutat dengan perkejaan nya, komputerpun dinyalakan. Diawali dengan menyelesaikan semua laporan keuangan karena akan segera di kirim ke pimpinan yang sekarang sedang berada di luar kota.

Setelah semua selesai, untuk mengisi waktu luangnya, Indah membuka Yahoo massanger, niat hatinya untuk menyapa sang kakak yang sedang sibuk bekerja di kantornya, di pulau seberang. Meskipun tak pernah bertatap muka, tapi bagi Indah itu lebih dari cukup, karena baginya untuk menjadi saudara itu tak selalu harus dengan orang yang berada disekitar atau harus selalu dengan orang yang dekat dengan kita atau sedarah, Karena menurutnya umat muslim itu bersaudara.

“ Assalamu’alaikum wr wb kak…udah sholat dzuhur blum, selamat beraktifitas” sapa indah singkat, karena dia tau, jam segini pasti kakanya udah sholat. Karena waktu daerah mereka berbeda 1 jam.”
“ Wa’alaikumsalam wr wb.. alhamdulillah sudah Dik, kok baru nongol jam segini..?” tanya sang kakak.

“ ia kak..habis dari makam.. nenek meninggal” jawab Indah singkat”.
“ Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un.” balas sang kakak dari seberang sana.

Saat mereka dengan asik bercerita, tiba-tiba masuk sebuah email dari salah seorang teman Indah, isi emailnya tentang undangan pernikahan temannya itu. Di sana terpampang jelas sebuah gambar undangan pernikahan lengkap dengan foto prawedding sang teman, Indah sedikit terkesima melihat foto sang mempelai laki-laki. Indah kaget bercampur haru. Ternyata si lelaki adalah seseorang yang selama ini Indah sukai, meski itu dalam diam.


Meskipun mereka pernah dekat, tapi itu hanya sebatas teman biasa, dan Indahpun tak pernah punya nyali untuk mengutarakan isi hatinya,kecuali pada diary yang senantiasa setia mendengar setiap curhatan Indah. Paling-paling indah hanya menuangkan dalam sebuah puisi.


Di penghujung senja..
Duduk termenung seorang diri…
Galau tak menentu..
Resah tak karuan..


Sedih..tapi tak tau sebabnya apa
Ku hanya tau…rasa itu mulai menggerogotiku lagi....
Dia mulai menghantui hatiku lagi..


Rasa takut kehilangan…
Rasa cemburu yang membuat dada sesak..
Rasa rindu pada sosok yang masih belum halal bagiku


Kemana harus kumengadu…

Ke langit biru…? Dia malah menertawakanku..seraya berkata “ salahmu wahai temanku…karna kau tak sabar menyinsing waktu”..


Akupun tertunduk….dan berkata..” kau benar”..

Akupun mengeluh pada angin yang menderu....

Dan dia berucap “bukankah kau tau teman…bermain hati akan mengotori hatimu sendiri…?”

Benar pula apa yang kau kata wahai angin…

tapi.....

Belum selesai aku membalas kata’nya…
Matahari yang siap masuk ke peraduannya menyela

“ Temanku sayang….lupa kah kau bahwa Allah akan Menguji kamu pada hal yang cenderung sangat kamu cintai dan sayangi…Allah akan menilai Imanmu disana…dan kau juga perlu ingat bahwa nafsu dan syetan juga selalu mengintai ….”

Aku Terperangah mendengar kata’ nya….lidahku kelu..ingin ku ucapkan beribu kata untuk memenangkn hati dan perasaanku…tapi sia’..aku tak mampu

Ya Allah…Aku harus gimana…agar hatiku kembali tentram…agar hilang sesak didada…

Aku Kembali Tertunduk…

Dari kejauhan aku medengar suara halus yang selama ini setia mengingatkanku,,,dia berucap


..” Wahai kekasihku…Sabar….Lupakah kau akan tujuan Hidup yang sesungguhnya…? Lupakah kau akan inginmu…inginku…Lupakah kau…Hakikat Cinta yang sesungguhnya..? apa perlu ku ingatkan kembali bahwa Cinta yang Sesungguhnya itu hanya untuk Allah..? tak rindukah kau menjadi salah seorang Hamba yang selalu dirindukan Allah.. menjadi hamba yang disayangi malaikat’ dan Rosulnya..?


aku tau tak mudah tuk mencapai itu semua…akan banyak rintangan yang harus kau lalui..dan itu PASTI…!

Aku mengerti perasaanmu…aku tau apa yang kau rasa..kau cemburu..? takut akan kehilangan…? Sadarkah kau wahai temanku….Sosok itu belum halal bagimu..atau mungkin takkan pernah menjadi milikmu..! janganlah kau siksa batin dan fikiranmu..tak Ibakah….? Sabarlah hingga waktu yang tlah ditentukan...."

Ahh….Nuraniku…trimaksih tlah mengingatkanku selalu…


Indah merasakan ada tetesan bening jatuh dipipinya yang agak tirus, Karena beberapa hari ini dia memang kurang istrahat disebabkan harus lembur setiap malamnya.

Sedih dan bahagia bercampur jadi satu.

Bahagia karena sahabatnya Intan mendapatkan suami yang sholeh, seorang lelaki yang dia tau latar belakangnya. Laki-laki yang baik dan bertanggung jawab, yang juga telah mengisi relung hatinya selama ini.

Nama yang sering mengisi dalam sholat malam nya, dan ternyata Allah telah menjawab doa’-do’anya.. bahwa si pangeran memanglah bukan untuk dirinya, Akan tetapi untuk sahabat yang sangat dia sayangi, seorang sahabat yang telah ikut andil sehingga dia dengan sepenuh hati menggunakan kerudung hingga saat ini.

Dan Indah mengerti mencintai tak mesti menikahi. Akan tetapi menikahi haruslah mencintai yang dinikahi, sesusah apapun itu.

Dia teringat suatu firman Allah Surah An-Nur ayat 26


”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”


Sebuah senyum kecil kembali mengembang di bibirnya, dia menghela nafas panjang dan kembali mengumpulkan puing-puing tenaga yang sempat tercecer karena menerima surat undangan itu. Dan dengan segenap kesabaran dan pengharapan kepada sang Maha Pemilik hati, dia hanya berharap agar Allah mempertemukan dia dengan seseorang yang telah di takdirkan Allah untuk dirinya. Tak lagi mau mendikte Allah.

Karena Boleh jadi yang kita pandang baik untuk kita sebenarnya belum baik dimata Allah
Bahwa pilihan Allah lah yang pasti terjadi dan tidak pernah salah

Selamat Menempuh Hidup Baru wahai Sahabatku…

Selasa, 16 Agustus 2011

Seperti Spasi, Kosong tapi Berarti


Penerbit : Afian Publishing
Penulis : Melsya TK
Harga : Rp. 30.000,-
ISBN : 978-602-97470-3-4

Sabtu, 25 Juni 2011

_Pahlawanku_

Pernah ku lihat lelah di bola matamu
Namun senyum selalu hiasi bibirmu
Meredam bara emosiku yang menggebu
Tak patuhimu padahal baik bagiku

Kau buka mata dan hatiku yang membeku
Ku genggam dunia dengan memahami ilmu
Dalam tertatih tak pernah kau tinggalkanku
Dengan sabarmu ku tahu yang ku tak tahu

Engkau guruku... Apa kabarmu...
Walau dimana berada
Semoga berjuta doa untukmu selamanya...

Ajari kepakan sayapku terbang
Menuju langit tinggi meraih bintang
Kau selalu ku kenang

Seluruh pengabdian yang engkau beri
Meski ku coba dengan sepenuh hati tak akan terganti
Terima kasih oh guruku...
Kau selalu jadi pahlawanku...

Rabu, 25 Mei 2011

_Sesalku_

Kini ku sedang memuja cinta ..
yang telah hilang
Yang ku tinggalkan begitu saja
dan ..
menjauh

Kau memohon tuk kembali kepada diriku
Kejamnya sikapmu menolak semua rasaku

Setelah kau pergi..
Tinggalkan diriku

Bintang pun menangis dan menjauh

Kembalikan rasa.,
menjadi rasaku

Aku pun .. mencari jejakmu

Heavy B'day 22.. !!!


satu tahun usiaku bertambah
satu tahun hidupku pergi
satu tahun kian mendekati akhirku
satu tahun berkurang jatahku

`tuk menikmati hidup
`tuk pelajari ilmu
`tuk amalkan kebajikan
`tuk kumpulkan bekal
`tuk lakukan semua yang diinginkan

semoga satu tahun tak terbuang percuma
semoga satu tahun yang berharga
semoga satu tahun yang penuh warna

semoga di sisa hariku mendapatkan
semua citaku, ambisiku, harapanku, cintaku, inginku, mauku

semoga....
di sisa hariku ada jejak yang tertinggal sebelum akhirnya ku melangkah jauh

happy birthday, met ultah Melsya

tetaplah menapak di bumi
tapi biarkan sayapku mengepak di langit biru

Minggu, 17 April 2011

Burning Fest '11 (Concert Tour)



Segera bulan Mei akan datang, para Metalheads akan dipacu adrenalinnya dengan sebuah gelaran festival. Yang menghadirkan beberapa nama besar pelaku musik metal Indonesia untuk beraksi sepanggung dan sangat ditunggu penampilannya. Burning Fest akan mewadahi keinginan para Metalheads.

Festival yang diprakarsai oleh Spekta Management dan didukung Fortune Entertainment ini, akan menampilkan Burgerkill, Jasad, Beside, Jeruji, Alone at Last, Killed by Butterfly, Infamy, Locust King, Lost Faith, Mortified, Global Unity dan In Place of Hope. Burning Fest kali ini akan diselenggarakan di Lapangan Yon Armed, Cimahi(Bandung).

Be there guy's \m/

Tunggu berita berikutnya, dapatkan info terbarunya dari akun resmi Burning Fest (Facebook: http://www.facebook.com/pages/BURNING-FEST/113737112040973 & Twitter: @burning_fest).

Senin, 21 Maret 2011

^^ Que Sera, Sera ^^

When I was just a little girl,
I asked my mother, "What will I be?
Will I be pretty?
Will I be rich?"
Here's what she said to me:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."


When I was just a child in school,
I asked my teacher, "What will I try?
Should I paint pictures?
Should I sing songs?"
This was her wise reply:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."


When I grew up and fell in love,
I asked my sweetheart, "What lies ahead?
Will we have rainbows
Day after day?"
Here's what my sweetheart said:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."


Now I have children of my own.
They ask their mother, "What will I be?
Will I be handsome?
Will I be rich?"
I tell them tenderly:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be.
Que sera, sera!"

written by Jay Livingston and Ray Evans

Sebuah lagu keren tentang hidup sekarang dan hidup di masa depan. Lagu yang dipetik dari sound track film Alfred Htchcock ini menarik garis tegas untuk membatasi rasa takut. Seolah-olah hendak berpesan untuk hiduplah di masa sekarang!

Jangan takuti masa depan!. Jangan biarkan masa depan membuat manusia resah dan gelisah sejak saat ini. Jangan biarkan rasa resah dan gelisah menghalangi langkah manusia dalam mempersiapkan masa depan. Jangan sampai kebahagiaan saat ini dikacaukan oleh kekhawatiran tentang masa depan. Biarlah kekhawatiran masa depan berada di masa depan, jangan dipaksa hadir sekarang. Biarlah keindahan bunga-bunga padang rumput dimusim hujan menghiasi kehidupan manusia, tanpa diganggu pikiran bahwa bunga-bunga itu akan kering di musim kemarau.

Sabtu, 12 Maret 2011

_Kemarahan Nan Tak Terpuji_

Mami xyz memang punya kenangan pahit di usia remaja hingga dewasa muda. Latar belakang dan alur hidupnya sangat tak mengenakkan. Sehingga mudah sekali emosinya meninggi, “ngamukan” istilah orang-orang, terutama kepada seisi keluarga, yaitu suami, anak-anak dan pembantu rumah tangganya. Meskipun sempat tinggal di pondok mertuanya, kebiasaan itu tetaplah tak berubah, walhasil terbawalah adab-adab kemarahannya hingga hampir berusia senja. Saya pernah ikutan kena ‘getahnya’, Mami xyz termasuk orang yang harus selalu kuhormati, dan ternyata melalui dia jugalah ada “pelajaran hidup” yang bisa kupetik, termasuk tentang kesabaran dan keikhlasan menerima caciannya.

Tak sanggup kutuliskan segala caci maki yang dikeluarkan mami xyz pada sang suami, anak-anak, bahkan mertua dan sang pembantu, hingga pembantu rumah tangganya berganti-ganti lebih dari dua puluh kali dengan alasan ketidak-betahan di rumahnya. Sungguh kita akan tertipu dengan sikap manis dan ramah beliau terutama jika beliau berhadapan dengan rekan-rekan di kantor tempatnya bekerja. Sedangkan di rumah, menempeleng suami, anak, pembantu adalah hal biasa. Melempar barang ke arah orang-orang tercinta adalah perbuatan yang sering dilakukannya. Menuliskan SMS dengan hinaan dan menyebut lawan bicaranya dengan bahasa kebun binatang atau ‘setan iblis’ adalah hal yang sering ia kerjakan, naudzubillahi minzaliik.

Puluhan tahun hidupnya tak ada yang memberikan nasehat, tak berani barangkali. Undangan pengajian di RT atau RW, dll selalu dirobek dan dibuang ke tong sampah, bahkan sering langsung dibuang tanpa dibuka amplop undangannya apalagi dibaca. Sungguh menyedihkan keadaan “hampa hatinya”, jauh dari hidayah Allah SWT serta sinar kebaikan semesta.

Satu dasawarsa lalu, akhirnya sang anak sulung yang sudah dewasa dan sudah lelah dihina melulu memilih mengambil sikap tegas, dia sudah capek menghadapi si mami yang kasar, yang tiada henti-hentinya mengadu domba keluarga, kemudian tak segan-segan memfitnah hingga menyuruh menceraikan istri si anak, bahkan mami pernah mengumbar kalimat, “Pokoknya mami gak sukaaaaa sama istri kamu! Ceraikan dia atau anggap aja mami sudah mati!”. (Mengerikan sekali, naudzubillahi minzaliik). Sikap yang diambil si sulung itu adalah diam, yang biasanya menanyakan kabar lalu diajak berdebat setiap saat, atau biasanya menelepon guna tetap mengakrabkan diri—namun disambut hinaan yang tak berujung, akhirnya pilihan diam adalah jalan terbaik. Tak digubris lagi SMS dan telpon dari si mami. Hingga suatu hari di tahun kedua hubungan jauh ortu dan anak tersebut, mami xyz bertanya, “Ada apa, kok sekarang kamu berubah? Pasti pengaruh istri kamu yah?”, pertanyaan yang masih penuh prasangka buruk pada anak-anaknya.

Sang anak menjawab SMS maminya, “Tak ada yang berubah, tak ada yang mempengaruhi. Mami akan memahami sikapku dan dapat dekat dengan keluargaku jika mami mendekatkan diri pada Allah SWT, itu saja.” Ternyata mami xyz belum juga berubah, satu contoh ulahnya suatu hari ia mencari tau kantor si sulung itu. Ia temui rekan-rekan kerja anaknya, dan menghadap kepada boss anaknya untuk meminjam dana (yang jumlahnya cukup besar) dengan alasan sakit. Entahlah aliran cerita detailnya tak terlalu jelas kenapa sang boss dan rekan-rekan kerja si sulung bisa terpedaya mami xyz ini, waktu itu sang anak harus dinas di luar negeri. Jadi anaknya ini benar-benar tak tau prihal pinjaman tersebut, tidak menyangka bahwa si mami tega melakukan itu. Namun atas ulah mami xyz, di beberapa bulan setiap gajian, gaji sang anak sampai harus dipotong berjuta-juta rupiah, hingga si sulung dan istrinya lumayan syok sebab dana perbulan yang mereka bisa gunakan jadi amat menipis, bahkan untuk transportasi sehari-hari di Jakarta pun tak mencukupi lagi, apalagi buat membeli keperluan si kecil dan kebutuhan sehari-hari.

Sungguh dahsyat cobaan buat mereka, jikalau ada banyak peristiwa di media massa tentang penipuan dan sakit hati oleh rekan bisnis atau teman, pastilah lebih menyakitkan jika ditipu dan disikapi jahat oleh orang tua kandung sendiri. Bersyukurlah kita yang memiliki orang tua sholeh, beriman padaNYA, yang menjaga dan mendidik kita hingga kini. Tahukah engkau apa alasan mami xyz melakukan itu? Katanya “Saya marah… saya marah banget sama si sulung dan istrinya itu! Rasakan kemarahan saya, rasakan kesusahan mereka!”, bayangkan saja seperti wajah-wajah pemeran antagonis di sinetron televisi Indonesia kalau sedang merasakan ‘kemenangan’ saat kemarahannya terlampiaskan.

Suatu hari ibunda mami xyz meninggal dunia setelah beberapa hari terbaring sakit. Beliau sempat menitipkan nasehat-nasehat kepada anak-anaknya, yang mungkin masih diresapi oleh si mami. Sepulang dari pemakaman, mami xyz bercermin, ditatapnya kaca itu lekat-lekat, ada bulatan hitam melingkar di matanya (benar-benar mirip tokoh antagonis di film-film lah wajahnya), dipandangnya guratan-guratan penuaan pada dirinya, yang kini telah kehilangan ibu yang dikasihinya. Serta merta tubuhnya makin lemas, dan beberapa hari ia harus terbaring pula, harus istirahat akibat kondisi kesehatannya menurun. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura [26] : 30)

Tak berapa lama sejak peristiwa itu, mami xyz menggunakan kerudung, katanya hal tersebut adalah nazar yang sudah diucapkannya atas kesehatan diri serta kelulusan anak bungsunya memasuki sebuah PTN di Jakarta. Semoga perubahan mami xyz benar-benar karena memperoleh dan memeluk hidayah Allah SWT.

Sementara keluarga si sulung yang senantiasa dilimpahi keberkahan Allah SWT, selalu dilipat-gandakan rezeki-NYA, telah lama pula memaafkan mami xyz. Namun adalah sebuah noktah atau suatu bingkai cinta yang dibangun telah porak-poranda, maka saat telah bermaafan pun, bangunan berbingkai itu tak bisa utuh semula, banyak polesan plesteran, bekas robekan disana-sini bagi hati nan terluka, itulah buah kemarahan nan tak terpuji.

Adapun perbuatan si sulung merupakan contoh kemarahannya yang terpuji, kemarahan karena Allah SWT, karena al-haq, dan untuk membela agamaNya. Khususnya ketika perkara-perkara yang diharamkan Ilahi telah dilanggar. Orang tua adalah manusia biasa, pernah salah, keliru dan berdosa. Ini adalah catatan buat kita, dalam mendidik anak-anak, jangan sampai “sok kuasa”, anak-anak kita adalah amanahNYA, bukan “anak buah” atau pesuruh sebagaimana “bawahan kita” di kantor. Usia tujuh tahun pun, zaman ini, anak-anak bisa berargumentasi, dan kadang-kadang memang perkataan anak kecil pun adalah benar, misalkan saat Abang kecilku mengingatkan abinya, “Kok abi sholat maghribnya baru jam sekian sih…? Kan adzan tadi udah lama…?” (nah, lho…). Lalu dijawablah oleh abinya dengan alasan yang memang agak memalukan, “Iya, tadi abang duluan, gak nunggu sih, jadi abinya sampai hampir lupa… maaf yah, tadi email kantor harus segera dibalas…he he…”. Orang tua bisa khilaf, lupa, manusiawi.

Sedangkan tabiat amarah mami xyz janganlah ditiru, kemarahannya sungguh tercela, amarah yang merupakan ego diri tak terkontrol akibat perkara dunia. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,“Berilah wasiat kepadaku.” Nabi menjawab,“Janganlah engkau marah.” Laki-laki tadi mengulangi perkataannya berulang kali, beliau (tetap) bersabda,“Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari)

Jika kemarahan mengendalikan seseorang, maka segala organ tubuhnya tidak terkontrol, lidah tak hentinya mengumbar makian, tangan memukul, kaki menendang, dan pertumpahan darah bisa terjadi. Ada banyak peristiwa seperti itu di sekeliling kita, termasuk diri kita sendiri jika lupa berta’awudz dan berwudhu, Allah SWT mengingatkan kita, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran [3] :133-134)

Ada pula berita tentang sosok dua sahabat baik, yang suatu ketika mereka berdebat hebat, tak ada yang mau terkalahkan, hingga salah satunya mengambil pisau di rumah dan membunuh sahabatnya tersebut. Sungguh tragis, kehilangan sahabat baik, dikuasai amarah, kehilangan kebebasan dengan harus mendekam di balik jeruji besi pula. Kalaulah sempat mendinginkan kepala, merunut-runut kejadian, bisa saja penyebab amukan kemarahan itu dikobarkan oleh pihak lain, dibumbui fitnah, dll. Semoga kita dapat mewaspadai prihal kemarahan ini, sebagai hambaNYA yang selalu menggali hikmah, kita ingin diri ini selalu berada dalam pengendalian dan bimbingan sejati dari-NYA.

Adapun baginda Rasulullah SAW memuji orang-orang yang mengendalikan diri, Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Siapakah yang kamu anggap sebagai shura’ah (orang kuat, jago gulat, orang yang banyak membanting orang lain)?” Kami menjawab,“Seseorang yang tidak dapat dijatuhkan oleh orang lain.” Beliau bersabda,“Bukan itu, tetapi shura’ah yaitu orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Muslim No. 2608)

Wallohu ‘alam bisshowab.

_The Universal Language of Manner_

Seringkali kita dihadapkan kendala berupa benturan budaya (cultural shock) dalam pergaulan kita. Apa yang baik di Indonesia belum tentu baik di negeri Arab. Apa yang umum di Arab belum tentu dapat diterima di India.

Begitu pula yang terjadi di China, Inggris, Afrika serta belahan bumi lainnya. Sebagai contoh, memegang kepala seseorang di Qatar bagi orang Arab merupakan salah satu bentuk ‘penghargaan, sayang, perhatian’ dan lain-lain arti yang positif. Namun hal ini tidak berlaku di Indonesia.

Sebaliknya, menepuk pantat seseorang di negeri kita (tentu saja sesama jenis: Red.) dalam batas-batas tertentu dapat diterima. Utamanya sesama teman. Tapi tabu di Arab dalam pergaulan.

Oleh sebab itu, mengukur kebaikan atau nilai perbuatan seseorang bisa jadi sifatnya sangat relatif karena budaya yang beragam ini.

Akan tetapi, sebenarnya ada tiga kosa kata (vocabulary) yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur apakah seseorang itu sopan atau baik perilakunya dari sudut pandang percakapan. Percakapan ini memegang peran penting dalam pergaulan.

Dikatakan dalam suatu Riwayat bahwa ‘Lisan yang baik dapat mengantarkan kita ke Surga’. Itu berarti, bahwa baik buruknya seseorang dapat diukur melalui percakapannya. Kata-kata apa yang diucapkannya. Bukan karena duit, kekayaan atau cara berpakaiannnya. Apalagi karena ijazahnya.

Jika demikian, tiga buah kata-kata itu apa saja?

Sorry

Kata ‘maaf’ (sorry) sangat umum dan lazim digunakan. Apakah itu untuk membuka pembicaraan, meminta bantuan, kekuatiran menyinggung perasaan atau fisik orang lain, memohon pertolongan, menyita waktu seseorang, memulai pidato dan lain-lain.

Orang yang pelit menggunakan kata ‘maaf’ ini bisa saja dianggap tidak santun, kurang ‘tata krama’, tidak memiliki etika bahkan ‘kodo’ orang Jawa mengistilahkan. Karena itu, memulai kata ‘maaf’ jika kita bertemu pertama kali dengan seseorang yang tidak kenal merupakan expresi yang paling tepat, utamanya jika kita mau minta petunjuk atau memohon pertolongan. Betapapun amat kecil sekali ukurannya.

Misalnya: “Maaf Pak, menganggu sebentar boleh?” Ungkapan ini amat umum dipakai. Meski demikian sederhana, orang yang sombong, angkuh atau tinggi hati, merasa tidak perlu. Mereka menganggap penggunaan kata seperti ini berarti buang-buang waktu dan tidak efisien. Dalam Bahasa Inggris memiliki ekspresi lain, bukan hanya ‘sorry’ tapi juga: ‘Excuse me’ atau ‘ pardon me’ apabila kita meminta sang pembicara untuk mengulangi apa yang dikatakan lantaran kurang/tidak jelas perkataannya.

Thanks

Kata ‘terimakasih’ (thanks) sangat penting kedudukannya. Karena begitu utamanya dalam pembicaraan kita sehari-hari, sehingga orang yang jarang menggunakan kata ‘terimakasih’ ini dianggap sebagai orang yang pelit atau tidak pandai bersyukur.

Orang Inggris paling senang menggunakan kata ‘Thanks’ ini, sekalipun untuk urusan yang sangat sepele atau tidak perlu dalam pandangan kita. Misalnya: seorang anak yang diminta ayahnya untuk mengambilkan kertas kecil buat sang ayah yang sedang berbicara lewat telepon. Sang ayah bilang: ‘Trims!”

Begitu pentingnya penggunakan ekspresi ini, sampai-sampai orangtua tidak segan-segan setiap kali menggunakannya, dipakai di rumah serta disampaikan kepada anak-anaknya. Sesuatu yang jarang sekali dipraktikan oleh orang kita bahkan di India sana.

Kita, orangtua umumnya tidak menyampaikan kata ‘terimakasih’ atas pemberian atau bantuan yang diberikan oleh anak-anak terhadap kita. Apakah itu lantaran sudah kewajiban anak-anak terhadap orangtua atau karena hak orangtua untuk mendapatkannya? Wallau a’lam!

Yang jelas, dalam setiap akhir pembicaraan, pidato, surat menyurat, komunikasi lewat telepon, fax, sms, dan masih rentetan jumlah lainnya, ketika dibumbuhi dengan kata-kata ‘thanks’ ini, orang lain merasa dihargai atau dihormati.

Sebaliknya, orang yang jarang atau tidak mau menggunakannya bisa berisiko besar, lantaran dianggap sebagai orang yang tidak tahu diri, pelit serta tidak pandai bersyukur. Padahal dalam ajaran Islam, orang yang pandai bersyukur akan digandakan rejekinya serta ditambah nikmatnya.

Please

Kata ‘tolong’, ‘minta tolong, ‘mohon’ atau singkatnya ‘please’ dalam bahasa Inggris, tidak kalah penting peranannya guna mengangkat reputasi kita sebagai manusia yang beradab. Kata-kata maaf ini amat umum dipakai oleh orang-orang besar dalam banyak kesempatan. Mulai dari pertemuan formal, informal, surat menyurat, permohonan, meminta bantuan, sampai menutup sebuah pembicaraan yang disertai dengan himbauan, sekalipun pada hakikatnya himbauan ini bukan untuk kepentingan dia sendiri.

Betapa mulia kata-kata ‘tolong’ ini sehingga lantaran menggunakannya, orang lain bisa dibuat ‘takluk’, dan ‘terpaksa’ ‘menyetujui’ atau ‘memenuhi’ permintaan kita. Sebagai contoh: “Bisa minta tolong ambilkan penghapus spidol ya Mas?” pinta seorang guru terhadap siswanya. Sang siswa akan merasa dihargai, bukan diperintah, lantaran dimulai dengan kata-kata ‘tolong’ ini. Sebuah ungkapan yang mengandung nilai amat tinggi dalam pergaulan antar manusia.

Sebaliknya, orang akan mendapatkan predikat ‘sombong’, ‘angkuh’ atau ‘sok’ bila pelit menggunakan kata ini, seolah-olah dia bisa berdiri sendiri, tanpa bantuan orang lain. Dia memandang orang lain kecil, sementara dia lupa bahwa sekiranya berdiri dikejauhan, dia juga kelihatan kecil dalam pandangan orang lain.

Kesimpulan

Bisa saja kita tidak pandai berbicara. Pula tidak punya banyak harta, apalagi gelar. Akan tetapi, menguasai hanya tiga kosa kata ‘Maaf (sorry), Terimakasih (thanks) serta Mohon/Tolong (Please), percayalah, nama baik akan bisa terangkat.

Namun demikian, penggunaannya tentu saja harus dalam batas-batas yang wajar, bukannya obral, agar tidak terkesan bahwa kita ini seperti pelawak saja! Atau, main-main dengan ungkapan. Apalagi jika tidak diikuti dengan ekspresi wajah yang tulus. Percuma kita mengatakan ‘thanks, sorry atau please’ jika wajah kita cemberut dan mahal senyum.

Karena itulah, untuk menjadi orang yang baik, tiga kata tersebut bisa menjadi senjata ampuh, apakah untuk kepentingan sosial, keagamaan, bisnis maupun profesi. Tanpa pandang bulu.

Jika anda ingin sukses, ini kiat yang ampuh. Sebaliknya, betapapun modal anda besar dalam bisnis, gelar anda berentetan di depan dan belakang nama anda, tingkat pengetahuan anda selangit, jabatan anda tinggi, tanpa memiliki keterampilan menggunakan ketiga kata-kata tadi, cepat atau lambat, anda akan tahu hasilnya!

Wallahu a’lam!

Kamis, 17 Februari 2011

Baladawai Soundversation



Diawali dengan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat melewati proses untuk menghadirkan acara BALADAWAI SOUNDVERSATION ini kepada anda.
BALADAWAI SOUNDVERSATION bisa diartikan secara singkat dengan istilah festival dawai(senar),dalam hal ini kami mengangkat alat-alat musik yang berdawai dalam satu panggung dengan berbagai macam karakter suara dan genre musik yang berbeda-beda. Tak lupa dengan adanya orkestra yang adalah produk budaya barat yang mempunyai kelas tersendiri di dunia musik,oleh sebab itu kami menjadikan Orkestra sebagai bagian dari acara ini agar bisa memberikan kesan yang eksklusif dengan alunan nada-nada dalam harmonisasi yang indah.
Oleh karena itu kami menyajikan BALADAWAI SOUNDVERSATION kehadapan anda,dan semoga acara ini bisa memberikan edukasi dan hiburan kepada anda sekalian.

PROGRAM
1. Anak Jalanan. Arr:LB Basscom
2. Lilin-lilin kecil. Arr:Bertopah IMB
3. Kala Cinta Menggoda. Arr:Lapis Legit Kerontjong
4. Untukku. Arr:Dyah Ayu Nur Sekaring Utami
5. Badai Pasti Berlalu. Arr:Derry Novalia & Fensy Sella
6. Seperti Yang Kau Pinta. Arr:Fadliansyah & Widya Febrianti
7. Medley Aku Cinta Dia&Hip-hip Hura. Arr:Yudhistira Firdaus
8. Kala Sang Surya Tenggelam. Arr:Muhammad Iqbal
9. Janger. Arr:Tohpati
10. Gembala. Arr:Tohpati
11. Negeriku. Arr:Tohpati

Profil Angakatan 2007 Pendidikan Seni Musik UPI

Pada tahun akademik 2007-2008 Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Pendidikan Indonesia menerima 86 mahasiswa/i melalui tiga jalur, yaitu jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan, jalur UM UPI (Ujian Mauk UPI), dan jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Namun yang masih aktif hingga saat ini sebanyak 77 orang. Para calon mahasiswa/i yang mengikuti seleksi tidak dituntut untuk memiliki kemampuan pada tingkatan tertentu, akan tetapi yang menjadi modal utama adalah bakat yang bersifat lebih mendasar. Hal ini dikarenakan bakat dapat dijadikan pondasi untuk membangun individu yang memiliki daya serap tinggi terhadap berbagai ilmu yang akan didapat selama proses perkuliahan, sehingga menghasilkan musisi yang berpendidikan dan berwawasan luas. Selain untuk menjadi praktisi musik, mahasiswa/i angkatan 2007 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI mengikuti berbagai organisasi atau kelompok-kelompok yang terdapat di lingkungan Jurusan Pendidikan Seni Musik maupun di lingkungan Universitas, diantaranya Orkestra Bumi Siliwangi (OsBS), Paduan Suara Mahasiswa (PSM), Elbe Jazz Big Band,Basscom (Bassist Community) dll yang merupakan wadah bagi mahasiswa yang menekuni musik Barat. Sedangkan Ensambel Kyai Fatahillah (EKF), Angklung Seni Musik dll, merupakan wadah untuk mendalami musik karawitan atau musik tradisional.
Hingga saat ini mahasiswa angkatan 2007 telah menunjukkan eksistensinya pada masyarakat. Sebagian besar telah berprofesi sebagai pengajar di berbagai lembaga pendidikan. Selain itu ada pula yang menjadi praktisi musik dan tergabung dalam kelompok musik. Disamping itu, banyak event yang telah diikuti, tak hanya di dalam negeri tetapi hingga ke mancanegara. Berbagai prestasi pun telah berhasil diraih, baik atas nama individu maupun kelompok sehingga membuat harum nama Jurusan Pendidikan Seni Musik pada khususnya dan Universitas Pendidikan Indonesia pada umumnya.
Pada semester tujuh ini, mahasiswa/i angkatan 2007 dihadapkan pada sebuah tantangan yang mengharuskan mereka untuk lebih serius dalam mengorganisir suatu pertunjukan musik. Terdapat satu mata kuliah yang mampu menjadi jembatan antara mahasiswa dengan tantangan tersebut, yaitu mata kuliah Manajemen Pertunjukan. Mata kuliah Manajemen Pertunjukan bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa/i sehingga mampu membuat serta mengolah dan menghasilkan sebuah pertunjukan musik yang berkualitas tinggi, serta dapat menjadi bekal bagi mahasiswa saat terjun langsung ke industri musik. Adapun dampak positif secara psikologis yang di dapat para mahasiswa berupa kesadaran akan pentingnya suatu kerjasama dalam sebuah tim. Selain itu, diperlukan adanya hubungan dengan pihak luar (sponsor, media partner, maupun individu). Terdapat bebagai kesulitan yang kami hadapi sejak perencanaan sampai menjelang pelaksanaan pertunjukan musik ini. Akan tetapi, kami sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kerja keras kami, serta menjadikan semua hambatan itu tak berarti apa-apa bagi terlaksananya pertunjukan ini.


Conductor
Syaeful Husni Sadikin, S. Pd.

Putra Pertama dari 3 bersaudara pasangan Hasanudin dan Nia Kurniasih ini lahir pada tanggal 12 Juli 1986. Sejak umur 10 tahun, syaeful memulai perjalanannya dalam dunia musik dengan belajar Vokal di Adjie Esa Poetra. Sejak kecil, Syaeful sudah memiliki bakat menyanyi dan mahir bermain drum hingga SMA. Syaeful pun seringkali menjuarai lomba menyanyi yang diadakan di sekolahnya.

Syaeful memulai pendidikan musiknya pada usia 18 dengan menekuni instrument trombone di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI di bawah bimbingan Bapak Udo. Dia pun terlibat sebagai pemain Elbe Big Band dan Orkestra Bumi Siliwangi. Keseriusanya dalam bermusik telah dibuktikan oleh beberapa prestasi yang ia raih. Ia pun sempat aktif mengajar vokal di Maestro Music School dan mengajar angklung di beberapa sekolah.
Syaeful juga sempat mengisi di beberapa acara seperti Opera Van Java (OVJ), Opera Anak, Pas Mantab di Trans 7. Banyak pengalaman yang dia peroleh selama berkiprah di dunia musik.
Pada kesempatan kali ini, Syaeful dipercaya untuk menjadi conductor dalam pertunjukan “Baladawai Soundversation”

Music Experiences:
-Vokal Grup Prameswara Voice
-Gita Bahana Nusantara Orchestra 2009
-Elbe Jazz Big Band
-Orkestra Bumi Siliwangi
-ITB Big Band Concert 2006-2008


TOHPATI
Tohpati Ario Hutomo (lahir di Jakarta, 25 Juli 1971; umur 39 tahun) adalah seorang gitaris dan penulis lagu Indonesia.
Tohpati merupakan salah satu gitaris jazz yang terkenal. Hal tersebut dikarenakan seringnya ia tampil di TV bersama penyanyi-penyanyi pop seperti Krisdayanti, Glenn Fredly, Rossa, Chrisye, dan lain-lain. Banyak karya-karyanya memadukan elemen kebudayaan tradisional sejalan dengan usahanya untuk memadukan unsur modern dan unsur tradisional Indonesia dalam musik-musiknya. Aliran musik jazz-nya dipengaruhi oleh banyak gitaris jazz dunia, tapi yang paling besar dalah pengaruh dari gaya permainan Pat Metheny.
Sejak masih remaja ia sudah sering tampil di panggung-panggung Jakarta. Bahkan ia pernah menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Festival Band se-DKI pada saat usianya baru 14 tahun. Kemudian tahun 1989 juga terpilih menjadi Gitaris Terbaik festival Band se-Jawa. Di tahun itu juga ia menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Yamaha Band Explosion tingkat Nasional.
Tahun 1993, ia kemudian tergabung dalam grup "Simak Dialog" yang beranggotakan Riza Arshad, Arie Ayunir, dan Indro. Nama yang disebutkan terakhir ini kemudian menjadi orang yang paling sering bermain bersama Tohpati dimana-mana. Bersama "Simak Dialog" Tohpati telah merilis tiga album : Lukisan, Baur, dan Trance / Mission.
Tahun 1998, Tohpati merilis album solo perdananya. Dalam album ini ia menampilkan beberapa penyanyi seperti Shakila dan Glenn Fredly yang beberapa waktu sebelumnya baru mulai meroket namanya bersama grup "Funk Section". Untuk mempopulerkan albumnya, Tohpati merilis video clip lagu berjudul Lukisan Pagi yang dibawakan bersama Shakila. Lagu tersebut sangat populer dan menjadi jawara di beberapa tangga lagu di tanah air.

Album keduanya, Serampang Samba, lebih banyak menyajikan hits-hits instrumental. Berbe da dengan album sebelumnya, kali ini Tohpati hanya merilis video clip lagu Jejak Langkah Yang Kau Tinggal yang dibawakan bersama Glenn Fredly. Serampang Samba juga memuat lebih banyak musik-musik tradisional Indonesia dengan saratnya permainan gitar akustik dan elemen-elemen musik Bali. Bisa dibilang album ini lebih idealis dari album sebelumnya.

MAYA HASAN

Maya Hasan yang memiliki nama lengkap Maya Christina Worotikan Hasan (lahir di Hong Kong, 10 Januari 1972; umur 38 tahun) adalah pemain harpa Indonesia. Ia juga sempat bermain dalam film layar lebar Koper. Selain itu Maya juga aktif berperan dalam pentas teater.
Bungsu lima bersaudara buah hati pasangan Mohamad Hasan (alm) dan Sri Mulyati ini mulai tertarik dengan harpa sejak SMP dan belajar harpa dari Heidy Awuy. Memang saat itu di Indonesia hanya ada dua orang yang terbilang master harpa, yaitu Awuy dan Ussy Piters anggota TNT Orchestra. Di tahun 1990, Maya melanjutkan sekolah ke Willamette University, Salem, Oregon, Amerika Serikat, mengambil jurusan Harp Performance. Selama menuntut ilmu, Maya juga tergabung dalam The Salem Chambers Orchestra, Salem, Oregon, Amerika Serikat. Maya juga sempat mendapat beberapa penghargaan seperti The Music Talent Award, The Stannus Music Award, The Violet Burlingham M.P.E. Award.
Wanita berdarah Cina, Kalimantan, Madura, dan Jawa ini pun kembali ke Indonesia usai menyelesaikan pendidikannya di tahun 1993, meski di Indonesia tidak banyak tempat untuk bermain harpa. Namun hal itu tak sepenuhnya benar. Sekembalinya ke Indonesia, Maya kerap diundang tampil bersama dengan beberapa orkestra musik klasik seperti Nusantara Chamber Orchestra, Twilite Orchestra, Malaysia Philharmonic Orchestra, Surabaya Symphony Orchestra, Erwin Gutawa Orchstra, dan The World Harp Ensemble bersama empat harpis dari Kanada, Jepang, Puerto Rico, dan Amerika Serikat, selain beberapa resital solo harpa maupun gabungan.
Di tahun 2000, Maya merilis album rekaman Sea Breeze bersama kelompok musik bentukannya, Celtic. Sayang album ini tak terlalu meledak di pasar, namun cukup mengenalkan Maya pada publik Indonesia. Nama Maya mulai melejit kala mengisi “Kasih Tak Sampai” di album Sesuatu Yang Tertunda(2001) milik Padi. Maya juga pernah terlibat dalam pentas teater EKI Produciton memainkan lagu “Harp For Sale” yang masuk dalam album Gallery of Kisses (2002). Maya juga pernah sibuk melatih anak-anak dalam pementasan seni berjudul Bajak Laut Pulau Boli Boli.
Tak hanya berkiprah di dunia musik, Maya juga pernah menjajal akting dengan bermain dalam film layar lebar Koper (2006), berperan sebagai Jasmin, orang yang tertindas dan merana.
Maya menikah dengan pria yang telah menjadi sahabatnya selama dua tahun dan berpacaran selama enam bulan sebelum akhirnya memutuskan menikah. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 3 orang anak, Alexandra Natasha Worotikan, Andrea Christina Worotikan dan Austin George Worotikan.

Penghargaan :
The Music Talent Award,
The Stannus Music Award,
The Violet Burlingham M.P.E. Award,
Golden Musician Award-PAMI,
Perempuan Pilihan Metro TV,
Indonesia Tattler Society

Diskografi :
Sea Breeze bersama C’Briz (CHIRA Production, 2000),
Kasih Tak Sampai bersama grup musik Padi (2001),
Harp for Sale dalam Gallery of Kisses Soundtrack (EKI Production, 2002),
Jazzy Sax bersama Bintang Bass and Arif memainkan lagu Song for Maya (2003),
Aku Lala Padamu dalam album in Sujiwo Tejo (2005),
Heaven bersama grup musik Maliq & d’essential (2006),
Because of Christmas (2007)

“Tohpati Trio”
INDRO HARDJODIKORO
Menyebut nama Indro Hardjodikoro dalam dunia bass dan Jazz di Indonesia seperti membentangkan sebuah sejarah yang cukup panjang.
Indro telah bermain dan rekaman untuk Halmahera (dua album; Kuyakini dan Khayalanku), simakDialog (dua album; Lukisan dan Baur), Earth Music (bersama perkusionis asal Australia Ron Reeves, Indra Lesmana, Cendi Luntungan, saksofonis Arif Setiadi), Dwiki Dharmawan, serta banyak album penyanyi papan atas tanah air yang menerakan namanya sebagai session player yang handal dan dapat bermain all around dengan ciri yang khas.
Setelah banyak memberikan kontribusi buat kelompok lain atau lazimnya disebut sideman, Indro Hardjodikoro kini merilis album perdananya bertitel “Feels Free” dan untuk mendukung langkahnya tersebut One Note Entertainment mempersembahkan “Indro Hardjodikoro Feels Free Concert”.

DEMAS NARAWANGSA
Lahir di Jakarta pada tanggal 9 April, 1993. ia mulai belajar musik sejak dia berusia 5 tahun, dimulai dengan Piano Klasik. Pada usia 6 tahun, ia mulai mengambil pelajaran drum dengan Mr Samboedi. Ketika ia berusia 8 tahun ia menerima beasiswa dari LPM Farabi.

music Experience :
Juara 1 Juara Lomba Drum Indomusic Expo 2000 (Kategori Umum)
Juara 1 Juara Kompetisi Drum Yamaha 2002 (Kategori Umum)
The Best Drummer (Jakarta) Asian Beat 2003
The Best Drummer (Jakarta) Asian Beat 2004
Singapore DrumFest Asing Terbaik Kontestan 2008

Saat ini Demas juga bermain di berbagai jenis musik seperti jazz, latin, fusion, rock, pop, progresif, musik dunia dan banyak lagi. Selain sebagai pendiri Kulkul & IYR, ia juga sebagai drummer sidang banyak kelompok di Indonesia

BERTO PAH
Berto Pah adalah salah seorang pemuda asal Kupang-NTT yang melestarikan dan memperkenalkan kesenian asli Indonesia yang berasal dari daerahnya sendiri yaitu alat musik Sasando. Dilahirkan di Kupang pada tanggal 12 Agustus 1984, dari pasangan Bapak Jermias dan Ibu Tin Ndaong (alm). Pemuda yang dibesarkan di Desa Oebelo, Kabupaten Kupang Tengah ini, tetap gigih dan tangguh dalam menjalani hidupnya. Berto merupakan salah seorang penyandang tuna daksa yang pernah mendalami keterampilan Elektro selama mengikuti rehabilitasi vokasional penyandang cacat di BBRVBD Cibinong - Kementerian Sosial RI pada tahun 2008.

Di balik kekurangan fisiknya, namun ia memiliki semangat yang luar biasa dan mampu bersaing di dalam kerasnya persaingan dunia entertaint. Selain sebagai pemain Sasando dan pernah menjalani pendidikan di BBRVBD, ia juga pernah bekerja sebagai teknisi, tampil di berbagai acara-acara baik formal maupun informal, dan salah satu prestasi yang paling membanggakan adalah pernah menjadi salah satu semi finalis di salah satu ajang pencarian bakat paling bergengsi di Indonesia yaitu program “Indonesia Mencari Bakat” yang di selenggarakan oleh Trans TV.

Dengan berhasilnya ia terpilih menjadi semi finalis di ajang bergengsi tersebut, kini ia menjadi lebih di kenal oleh banyak masyarakat dan berhasil memperkenalkan salah satu alat musik bernama Sasando yang sudah hampir di lupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sendiri.

BRINETS IDOL
Brinets Sudjana, Gadis cantik kelahiran Bandung ini lebih dikenal dengan panggilan Brinets Idol. Lahir pada 31 maret 1989. Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung ini memulai perjalannya dengan dunia musik dengan belajar vokal di Elfa Music dan Adjie Esa Poetra. Ia pun seringkali menjuarai berbagai perlombaan di dunia tarik suara. Selain hobi menyanyi, putri pasangan Bapak Brilyan Sudjana dan Ibu Dini Rochdiani ini juga mahir dalam bermain piano.
Saat ini, ia pun aktif mengajar vokal dan mengisi acara di berbagai acara musik.
Music Experience:
1. Finalis 8 besar Indonesian Idol 2006
2. Juara 1 lomba menyanyi Bandung Raya 2004
3. Mengikuti pendidikan vokal di Elfa’s Music Studio dan Adjie Esa Poetra
4. Tampil pada acara Jazz Goes to Campus 2009
5. Tampil pada acara Java Jazz Festival 2010
6. Album Kompilasi bersama Idang Rasjidi (Jazz Easy Listening)
7. Menyanyi dalam pemecahan rekor muri 10000 angklung Saung Angklung Udjo
8. Instruktur vokal di Elfa’s Music School
9. tampil pada event-event musik lainnya dan sempat mengisi vokal pada album- album kompilasi lainnya.
10. Sedang dalam proses pembuatan album solo dengan genre pop-jazz.

AGUS HIKMAT (Agus Banjo)
Komitmennya terhadap musik country khususnya bluegrass dan ketertarikannya pada instrument banjo, membuat eksistensinya sebagai banjo player diakui komunitasnya. Pria asli Bandung yang dikenal dengan nama Agus Hikmat ini memang dikenal dengan teknik bermain banjonya yang cukup apik. Sosoknya yang low profile membuat beberapa temannya tak segan menjadikan dia sebagai partner sekaligus guru dalam bermusik. Karena pengalamannya, dia juga terlibat memperkuat barisan “penjaga gawang” Bandung Country Stage.

Agus Mulai tahu dan kenal banjo sejak kelas 2 SMP, sekitar tahun 1978
Agus sendiri mempelajari teknik main banjo secara otodidak, selebihnya suka baca dan belajar teorinya dari buku, kemudian akhirnya terinspirasi dan belajar dengan melihat teknik-teknik memainkan banjo yang biasa dibawakan sama pemain-pemain banjo seperti Toni Trisca, Earl Scruggs dan yang lainnya.
Lebih jauh Agus menuturkan kalau teknik bermain banjo itu memang cukup banyak, dan tergantung pada jenis lagunya juga, diantaranya ada teknik standar (dengan cara dipetik), teknik claw hammer dan scruggs. Tapi pada intinya basic polanya sama seperti gitar petikan. Selain itu, banjo juga mempunyai jenis yang berbeda, ada banjo 5 string yang paling umum digunakan, banjo 4 string yang biasa dipakai untuk irama dixie dan banjo gitar yaitu jenis banjo yang dimainkan persis seperti gitar.
Eksistensi Agus sebagai pemain banjo muncul bersama By Pass, band country pertamanya di tahun 80an. Dia juga sempat tergabung dan menjadi additional di hampir semua band country Bandung seperti Hillybilly, El Vondo, Poker, Bronco, Rodeo, LPC, Ditto Ditty, Laken, Ladam, The Saddle, Nahama, Aliansi dan Joe Arkansas. Bahkan Tantowi Yahya sempat melibatkan Agus untuk mengemas musik yang dibawakannya, termasuk untuk penampilan Tantowi dalam festival musik country di Nashville. Terakhir, sentuhan banjo Agus menjadi bagian arransement lagu “Kawan” ciptaan Presiden Yudhoyono.

Dari pengalamannya di musik selama ini, Agus berpendapat kalau pada intinya sisi terpenting dari seorang musisi adalah mau menunjukan jati dirinya dan konsisten menjalaninya dengan totalitas.

TRIO Guitar
Agung Ridho Widhiatmoko, S.Sos.
Band Member : Burgerkill, Fellow
Riwayat Pendidikan Musik :
- Studio 5 Bandung
- Yamaha Musik Indonesia
- Flange Music Studio
- Seni Musik Universitas Pasundan
- Ronny Jazz Music
- Purwacaraka
- Ridwan Classical Guitar
- Venche Music School
- Yono Music
- Elfa's Jazz House
- Gilles e. d. Neve Asia Guitar Lab.


Hin Hin 'Akew' Agung Daryana, S.Sn.

Band Member : Beside
Riwayat Pendidikan Musik :
- Yamaha Musik Indonesia
- Flange Music Studio
- Purwacaraka
- Ridwan Classical Guitar
- Venche Music School
- Sekolah Tinggi Seni Indonesia

Nico
Band Member : Ballerina
Riwayat Pendidikan Musik :
- Venche Music School
- LPM Farabi
- Flange Music Studio Sakura Himabaja Taishogoto

ASEP SOLIHIN (ACOL)
Pemain Kecapi yang akrab dipanggil Acol ini Lahir di Sumedang pada tahun 1980. Acol telah banyak menjuarai berbagai lomba dalam bidang Kecapi.
Music Experience:
- Juara 1 kacapi celempungan se –JaBar 2004
- Festival musik tradisional di Malaysia 2004
- Kolaborasi musik dengan Band Slank
- Road Show bersama Djarum dalam Kecapi Kreasi
- Juara 1 TPI dalam acara Band Gelo Markus band
- Sebagai musik pengiring di acara sinden gosip Trans TV 2009
- Road Show with Samba Sunda di Belanda 2009

LAPIS LEGIT
Berangkat dari keinginan seni musik UPI untuk memiliki wadah kesenian yang lain selain yang dimiliki ketika itu, seperti gamelan, Okerstra, Big Band dan lain-lain. Maka tahun 1998 didatangkanlah seperangkat instrument keroncong dari kota pengrajinnya lansung, kota solo.
Seiring dengan waktu orkes keroncong ini telah mengalami berbagai pengalaman berharga dan semakin diakui eksistensiny dikalangan musisi keroncong, baik di bandung maupun daerah lainnya.
Semenjak berdiri dari tahun 1998 sampai sekarang, orkes keroncong ini mengalami tiga kali regenerasi , dan yang aktif saat ini merupakan generasi ke tiga yang terdiri dari alumni dan mahasiswa jurusan pendidikan seni musik UPI.
Musik keroncong ini tidak terpaku pada aturan-aturan keroncong, dengan kata lain mengalami perkembangan sesuai genre musik yang ada, tetapi pada dasarnya estetika bermusik keroncong tetap dipegang teguh oleh orkes keroncong ini. Terbukti dengan pernah beberapa kalinya orkes keroncong ini tampil berkolaborasi dengan genre music lain.

Music experience :
1. Word Music Made Quarter, 2003
2. Kerontjong Fiesta, 2004
3. Repoeblik Kerontjong ( kolaborasi dengan keroncong Tugu), 2008
4. International Kerontjong Festival, Solo 2008

Pengalaman tampil ini hanya sebagian event yang diikuti, selain itu direntang waktu tersebut orkes keroncong ini sering tampil diberbagai acara seperti acara pernikahan, peresmian gedung, peringatan ulang tahun berbagai instansi dan lain-lain.
Flute :Galih
Cak :Cingheu
Cello :Odeng
Gitar :Indro
Vocal :Sekar
Contra Bass :Egi
Cuk :Angga
Violin :Dafiq

Sakura Himabaja Taishogoto
Taishogoto adalah salah satu instrumen atau alat musik Jepang yang pertama kali muncul pada periode Taisho (1912-1926). Taishogoto adalah semacam sitar. Hal ini pada dasarnya kotak suara akustik dengan string panjang membentang di atasnya. Pasak yang digunakan untuk menyetel string adalah perangkat yang menyerupai kepala gitar akustik. Alat ini memiliki tombol bernomor seperti mesin tik itu ditekan batang logam di atas senarnya. Tangan kanan memetik senar di sisi kanan, sementara tangan kiri digunakan untuk menekan ke bawah tombol-tombol yang mengubah pitch dari string. Ada juga versi listrik dari instrumen tersebut, sering menampilkan tombol-tombol dan pick-up seperti gitar listrik.
alat musik Jepang yang menarik ini sudah mulai jarang terdapat di Jepangnya sendiri. bahkan untuk sebagian orang Jepang, mereka tidak mengetahui alat musik macam apa taishogoto.
Namun di Himabaja sendiri, kami memiliki sebuah bidang yang khusus memainkan alat musik ini. Sakura Himabaja Taishogoto, begitulah bidang yang termasuk dalam divisi mikat (minat dan bakat) itu di beri nama. Terdapat sepuluh buah Taisho yang hanya ada sepuluh-sepuluhnya di Indonesia dan kesepuluhya hanya terdapat di UPI yang dikelola oleh himabaja.
Sejarah Taishogoto sampai di UPI awalnya adalah karena salah seorang sensei bernama Dewi Kusrini yang sedang melanjutkan studi di Jepang berkesempatan mengikuti salah satu klub Taishogoto di Jepang. Saat beliau telah menyelesaikan studinya dan hendak kembali ke Indonesia, Seorang sesei dari klub Taishogoto yang bernama Hitomi Nakaguchi menawarkan kepada beliau untuk membawa sepuluh buah Taishogoto ke Indonesia untuk diajarkan kepada Orang-orang Indonesia bagaimana cara memainkannya.
Dalam proses membawa taishogoto ke Indonesia sebenarnya tidaklah mudah. Banyak kendala, terutama dalam masalah merizinan. Namun akhirnya Taishogoto tersebut sampai ke UPI pada tahun 2003 dan dibuatlah sebuah bidang di Himpunan mahasiswa bahasa Jepang yang berkecimpung memainkan Taishogoto.
Sejak didirikan dan sampai sekarang, Sakura Himabaja Taishogoto sudah sering perform di berbagai acara dan kesempatan baik di dalam UPI maupun di luar UPI.
Taishogoto:
Yayo
Fany
Tantri
Ajeng
Yunisa
Irma
Luthfi
Dea
Uji


ORKESTRA BUMI SILIWANGI

Orkestra Bumi Siliwangi (OsBS), semula bernama Orkestra Simphony Bumi Siliwangi (OSBS), berdiri tanggal 20 Oktober 2002. Berawal dari gagasan Bapak Prof. Dr. H. Mohammad Fakry Gaffar, M.Ed. Sebagai pencetus dan pendiri OSBS.
Keanggotaan OsBS mencakup seluruh civitas akademika UPI, diantaranya adalah mahasiswa, karyawan, dosen dan alumni yang berada di bawah koordinasi Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik. Anggota OsBS merupakan sebagian dari mahasiswa yang mengambil spesialisasi alat gesek, tiup, atau perkusi.
OsBS merupakan unit kegiatan yang berfungsi sebagai wadah pembelajaran dan penyaluran keahlian dan bakat di bidang musik, khususnya dalam musik orkestra.
Acara-acara yang telah diikuti Orkestra Bumi Siliwangi :
 Penyambutan Presiden RI Megawati Soekarno Putri dalam acara peresmian gedung JICA, UPI 2002.
 Konferensi Olah Raga Internasional, JEC, Yogyakarta 2003.
 Semalam Bersama Rasul (MQTV dan RCTI), Sabuga, Bandung 2003.
 Peringatan Konferensi Asia Afrika, Gd. AACC, Bandung 2003.
 Konferensi Olah Raga Internasional, Hotel Panghegar, Bandung 2004.
 Peringatan Hari Olah Raga Nasional, Gd. Pemuda dan Olah Raga, Jakarta 2004.
 Peringatan HUT Pikiran Rakyat, Savoy Homan Hotel,Bandung 2004.
 Konser bersama Paduan Suara UNAI bertajuk “Widuri”, Gd. BPPT, Jakarta 2004.
 Drama Musikal “Kerajaan Burung”, Dago Tea House, Bandung 2004
 Peringatan HUT PLN, Gd. PLN, Jakarta 2004.
 “Student Concert I”, CCF, Bandung 2004.
 “Traditional Music in New Interpretation”, Dago Tea House, Bandung 2005.
 Konser Peduli Aceh bersama Paduan Suara Anak Ucillini, Bandung 2005.
 “Student Concert II”, Gd. Partere UPI, Bandung 2005.
 Konser bersama PMK “ Love Change Everything”, Balai Pertemuan UPI, Bandung 2005.
 “Kerontjong Fiesta Zonder Title”, Balai Pertemuan UPI, Bandung 2005.
 Drama Musikal “Honk”, Jakarta 2005.
 POMNAS, Stadion Olah Raga UPI, Bandung 2005.
 “Student Concert III” Gd. PKM UPI, Bandung 2005.
 “Komposisi Villa Isola”, Ujian Komposisi S2, Lembur Bitung UPI, Bandung.
 “ITB Big Band Jazz Festival”, sabuga, Bandung 2006.
 Konser Bersama PSM UPI, “25 tahun Hesty Moeradi Berkarya”, Balai Pertemuan UPI, Bandung 2006.
 Workshop Bersama Europe Camerata Orchestra, ISI, Yogyakarta 2006.
 “Cello Work SHOP and Recital with Mr. Asep Hidayat” UPI, Bandung 2006.
 “Konferensi Pendidikan Tingkat Nasional” Bandung 2006.
 Launching IMTV, Bandung 2007.
 Festival Bambu Nusantara, Jakarta International Expo, 18-19 Agustus 2007.
 Wisuda Politeknik Kesehatan Bandung, Sabuga, Bandung 2007.
 Seminar Musik Klasik, Aula RS. Borromeus, Bandung 2008.
 DUT-CHESTRA, Gd. Teater Tertutup Taman Budaya Bandung, 6 Februari 2008.
 Serial Concert I, BPU UPI 2008
 Festival Bambu Nusantara II, Sabuga, Bandung Oktober 2008.
 The Lord Of Harmonic Rockestra, Sabuga Bandung 2009.
 Hardiknas, Sabuga Bandung, Mei 2009
 Bergabung dalam Gita Bahana Nusantara menjadi kelompok orkestra pengisi Perayaan HUT RI ke 64 di Istana Negara Jakarta, Agustus 2009
 Serial Concer #2, BPU UPI 2010
 Chamber Series 2010, BPU UPI 2010
 Berbagai ceremonial UPI (Wisuda, Dies Natalies, Penerimaan Mahasiswa Baru, dan Pengangkatan Guru Besar), UPI, Bandung.
 Dan lain-lain

Conductor :Syaiful H Sadikin
Violin 1 :Raga Dwipa N
Kiki Abdul Haqi
Ridwan
Frans Y.A.P Kaviar
Robin
Fensi sella
Fitri S
Sandra
Violin 2 :Yoyo S
Erwin
Dewi N
Johan
Anggi
Asri K
Risang
Rinolla
Viola :Tomy
Fadliansyah
Agung
Dafiq
Cello :Widya F
Andrian
Andan A
Eka
Contra Bass :Ranti
Ryan
Flute :Galih
Angga P
Gilang
Clarinet :Hadist
Nuriman
Sax. Alto :Ibnu
Opik
Sax. Tenor :Syifa
Derry N
F.Horn :Dian
Cingheu
Emon
Trumpet :Oky
Ferdi
Trombon :Hendrik
Miftah
Perkusi :Pandu
Galih
Gitar :Risma
Electric Bass :Gendra



eLBe BASSCOM
Sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang beranggotakan para Bassist di lingkungan Seni Musik UPI,nama eLBe sendiri diambil dari Lembur Bitung yang merupakan tempat perkuliahan yang bersejarah bagi para mahasiswa seni musik,seni rupa,dan seni tari yang mana saat ini tempat tersebut sudah tidak ada lagi karena adanya gedung perkuliahan yang baru,sedangkan BASSCOM adalah singkatan dari Bassist Comunity. Berdiri sejak tahun 2009,dan telah menyelenggarakan sebuah event BASS GOES TO CAMPUS with Fajar Adi Nugroho dan Buddy “Russel” x-topeng. Sampai saat ini UKM ini masih dalam tahap pengembangan organisasi.
Bass :Febby
Ilham
Firkan
Wibi
Piano :Simon
Rebab :Fajar Ojay
Kendang :Agoy
Drum :Galih


ARDY
PIANO

Musisi asli Bandung ini mulai mendalami instrument keyboard dan piano pada usia 15 tahun ketika menuntut ilmu di SMKN 10 (SMKI) Bandung di bawah bimbingan Dra. Pola Martiana dan Una Dairy Bayanullah. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI pada tahun 2006 dengan spesialisasi instrument piano di bawah bimbingan Bpk. Dindin Ijudin dan Hendry Virgan. Dengan keahliannya bermain keyboard, pria kelahiran Bandung, 3 April 1988 ini telah meraih beberapa prestasi yang cukup membanggakan, salah satu diantaranya adalah “The Best Player Keyboardist pada lomba Kompetensi Siswa ke-14 Tingkat Nasional di Jakarta tahun 2006”. Bersama grup band-nya ia juga seringkali mengisi acara di beberapa Café di Bandung.

INTAN MAULANI
Gadis cantik kelahiran Bandung 3 Oktober 1989 ini sangat hobi menyanyi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Anak dari pasangan Bapak Drs. Cecep Junaedi dan Ibu Antria ini sejak kecil memang sudah mempunyai bakat menyanyi. Intan telah banyak menjuarai berbagai perlombaan dalam bidang vocal saat ia masih sekolah.. Intan pun melanjutkan pendidikannya di Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI dengan spesialisasi vokal di bawah Bimbingan Ibu diah Latifah dan Bapak Hesty. Keseriusannya dalam bermusik telah ia buktikan oleh beberapa prestasi yang ia dapat.

Music Experience :
-merilis album anti narkoba bersama polwitabes Bandung
-Juara 1 lomba Pop Song se Jawa Barat
-Ketua Prameswara Voice UPI
- Vokalis di berbagai acara Lativi dan TVRI
-dll

SEKAR LARASATI
Mahasiswi Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI yang akrab dipanggil sekar ini memiliki vocal yang sangat khas. Cewek kelahiran Bogor 1 April 1989 ini sangat gemar menyanyi sejak kecil. Dengan alunan vokal merdunya, putri dari pasangan Bapak Jaya Iskandar dan Ibu Susilawati ini pun seringkali menjuarai berbagai lomba. Saat ini, sekar terus eksis dalam menyanyi di berbagai acara.

Music Experience :
- Juara 3 Popsinger Tingkat Kotamadya Sukabumi
- Juara 1 Popsinger Tingkat Kotamadya Sukabumi
- Juara 1 Lomba Keroncong Tingkat Kotamadya Sukabumi
- Peringkat 2 (GBN) Tingkat JABAR
- Harapan 2 Lomba Keroncong Tingkat Nasional PEKSIMINAS (JAMBI)

DAUD
Sarjana lulusan Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Pendidikan Indonesia yang satu ini memiliki keahlian di bidang tarik suara. Berbagai prestasi pun telah banyak ia raih.

Susunan Panitia
Ketua Pelaksana : Valentinus Febrianto
Wakil Ketua : Muhammad Iqbal
Sekretaris : Fensy Sella
Bendahara : 1. Khosyatul laili
2. Mugi Nurul Husna
Kesekretariatan : 1. Ai Yeni
2. Sambas Nugraha
Humas : 1. Ilham Septia Inda Nugara
2. Robin Noviandry
Acara : 1. Dwi Novianti
2. Derry Novalia
Dokumentasi : Abdurrahman Bachsin
Publikasi : Rizky Chandra Sofyan
Transportasi : Risma
Show Director : Yudhistira
Stage Manager : Ahmad Andrian
Stage Crew : Ganjar
Dekorasi&Multimedia : 1. Melsya Firtikasari
2. Dwi Yuni N
Soud System : Agus Ginanjar
Penata Cahaya : Agat
Protokoler : Tiurma
Perlengakapan : Asep Oman
Dana Usaha : Andri Wardiansyah
Ticketing : Anna Nurilma
Konsumsi : Ratna Dewi Anjani
Koord L.O : Simon

Mahasiswa/i angkatan 2007 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI sebagai panitia dari “Baladawai Sondversation” mengucapkan dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan, kontribusi dan kerjasamanya Kepada Yang Terhormat :

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia
Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional
Pembantu Rektor Bidang SDM dan Keuangan
Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Pembimbing mata kuliah “Manajemen Pertunjukan”
Dosen dan staff karyawan Jurusan Pendidikan Seni Musik
Alumni Seni Musik UPI
Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan Seni Musik seluruh angkatan
Sasana Budaya Ganesha (SABUGA)
PT. Djarum
Semua Pihak yang telah membantu terselenggaranya “Baladawai Sounversation”

Kamis, 13 Januari 2011

_Belajar Kesederhanaan Pada Sang Juara_

“ Coba tebak, hadiah apa yang aku minta?” tanya gadis kecil itu pada dua sahabatnya.

Seperti berlomba, keduanyapun berebut menebak hadiah apa yang diminta sahabat kentalnya itu.

“ Sepatu baru, tas, baju, boneka, sepeda, hp, blackberry, laptop?” tanya mereka bersemangat.

Setiap mereka menyebutkan, setiap itu pula si gadis menggelengkan kepalanya. Tak ada yang bisa menebak dengan benar, akhirnya merekapun menyerah.

“ Kalian menyerah? “ si gadis tersenyum menggoda.

“ Ya! “ jawab keduanya kompak.

Si gadis kecil tak langsung memberikan jawaban. Ia tahu bahwa kedua sahabatnya pasti akan kaget, bahkan menertawakannya. Tapi ia tak mau curang, apapun tanggapan mereka, ia akan mengatakan yang sebenarnya.

“ Aku minta dibelikan es kelapa “ jawab si gadis apa adanya.

Sesuai dugaan, tanpa dikomando kedua sahabatnyapun tertawa. Mereka sama sekali tak menyangka kalau sahabatnya yang sejak kelas satu selalu jadi juara, ternyata hanya minta dibelikan es kelapa sebagai hadiahnya. Bagi mereka ini bukan saja lucu, tapi juga aneh bahkan keterlaluan. Dalam hal memilih hadiah, rupanya si gadis tak secerdas ketika sedang menangkap pelajaran di sekolah, pikir mereka.

Cukup lama mereka tertawa terpingkal-pingkal. Setiap ingat es kelapa, setiap itu pula mereka tertawa. Begitupun si gadis, ia ikut tertawa ceria. Tak ada yang salah dengan permintaannya, meskipun itu kini membuat kedua sahabatnya tertawa.

Puas tertawa, kedua sahabat si gadis pun ganti bercerita. Masing-masing menceritakan hadiah apa yang mereka dapat dari kedua orang tuanya.

“ Aku dibelikan sepeda baru sama bapakku. Malah sebelum rapot dibagikan, aku sudah lebih dulu dibelikan sepeda. Kata mamaku, bapak sudah punya firasat kalau semester ini aku bakal masuk sepuluh besar “ cerita salah satu sahabatnya bangga. Dia tidak berbohong, tadi pagi waktu ambil raport di sekolah, si gadis memang melihat sahabatnya itu naik sepeda baru.

Sahabatnya yang satu lagi tak mau kalah. Dengan semangat, dia yang semester ini berada di peringkat tiga bercerita bahwa ibunya akan membelikan dia hp multimedia keluaran terbaru. Sebenarnya kalau ia bisa mendapat ranking dua, Blackberry akan menjadi miliknya. Bahkan seandainya ia bisa ranking satu, sang ibu berjanji akan menghadiahkan sepeda motor baru.

**

Lelaki itu tak jua bisa memejamkan matanya. Hampir satu jam dia berbaring, rasa kantuk belum juga datang, justru semakin menghilang. Percakapan si gadis bersama dua orang sahabatnya tadi siang memenuhi pikirannya, menyesakkan dadanya.

Apa yang dikatakan si gadis memang benar adanya. Es kelapa muda di kios ujung pasar, memang itu yang dia minta. Ia juga percaya bahwa kedua sahabat si gadis tidak mengada-ada. Ia pernah mendengar cerita salah satu teman kerjanya. Jika sang anak bisa masuk tiga besar, ia akan membelikan hp edisi terbaru sebagai hadiahnya. Bahkan salah satu kakaknya berjanji akan membelikan laptop jika sang anak bisa meraih peringkat pertama. Wajar saja, selain dianggap baik oleh mereka, juga mereka mampu untuk membeli semua itu.

Lelaki itu mengulang doa tidurnya. Ia berharap bisa segera tidur malam itu.Tapi untuk kesekian kalinya, lelaki itu gagal memejamkan matanya. Ia pandangi wajah lugu si gadis yang tertidur pulas di sampingnya. Dia betulkan guling yang terlepas dari pelukan buah hatinya. Dia rapihkan rambut yang menutupi wajah mungilnya. Sebuah rasa menyesaki rongga dadanya. Ia teringat seraut wajah yang mirip sekali dengan gadis kecil di hadapannya.

Biasanya, saat-saat bahagia seperti ini selalu mereka nikmati bertiga. Tapi kini hanya berdua, ia dan gadis kecilnya. Lelaki itu berusaha keras menghibur hatinya. Ia panjatkan doa untuk orang yang sangat dicintainya.

Lelaki itu pandangi wajah polos itu dalam-dalam. Banyak pelajaran yang ia dapatkan dari gadis kecilnya. Kesabaran, ketegaran, ketabahan, keikhlasan dan juga kesederhanaan. Kesederhanaan seorang juara. Kesederhanaan yang pernah ditunjukan oleh almarhumah, juara yang sesungguhnya. Tak pernah mengeluh menghadapi ujian, juga tak menjadi tinggi hati kala berprestasi.

Bagi anak seusianya, pada umumnya mendapatkan nilai terbaik adalah kesempatan emas untuk memperoleh apapun yang ia inginkan dari kedua orang tuanya. Tapi tidak dengannya. Ia tak meminta sepatu, tas atau baju baru. Juga bukan boneka, sepeda ataupun hp multimedia seperti yang diminta sahabatnya. Dia hanya minta dibelikan es kelapa, sesuatu yang bisa dia dapatkan kapanpun tanpa harus menunggu menjadi juara.

Lelaki itu tersenyum haru. Ada butiran hangat meleleh di ujung matanya. Dia tahu persis kesederhanaan gadis kecilnya. Bukan kali ini saja, berkali-kali ia belajar kesederhanaan padanya. Saat kenaikan kelas kemarin misalnya. Meski kembali menjadi juara, si gadis hanya minta dibelikan sepuluh buku tulis yang berisi 58 lembar. Ada beberapa mata pelajaran yang tak cukup lagi jika masih menggunakan buku yang lebih tipis, itu alasannya. Juga ketika ujian tengah semester beberapa waktu lalu. Meski dinyatakan sebagai siswa berprestasi terbaik, si gadis hanya minta dibelikan sebuah bingkai photo berukuran 10 R untuk memajang piagam yang diperolehnya.

Subhanallah, walhamdulillah!
Bibir lelaki itu bergetar. Tenggorokannya terasa sakit untuk mengucapkan tasbih dan tahmid secara jelas. Rasa haru, pilu, bahagia sekaligus bangga bercampur menjadi satu, memenuhi rongga dadanya. Serangkai doa dia panjatkan untuk gadis kecilnya. Juga untuk sesorang yang sangat dekat di hatinya.

“ Sayang, aku bangga padamu. Aku berterima kasih atas kesederhanaan yang kau contohkan padaku. Tetaplah kau menjadi kebangganku, kebanggaan almarhumah ibumu. Meski kita tak bisa melihatnya, di alam sana ibumu tersenyum bahagia dan bangga padamu…..”

Penuh kasih sayang, lelaki itu mencium kening si gadis kecil yang sedang terlelap. Wajahnya terlihat berseri, barangkali ia sedang bermimpi bertemu orang yang sangat ia rindukan. Lelaki itu berharap bisa mendapatkan mimpi yang sama. Sekali lagi ia ulangi doa tidurnya. Dia berbaring miring ke kanan. Dalam hatinya, dia berharap malam itu Allah berkenan menganugerahinya sebuah mimpi. Mimpi indah, seperti dulu ketika mereka masih utuh bersama.

Selasa, 04 Januari 2011

_Integral Garis Sholat_

Kita memang harus mentransformasikan nilai-nilai Islam pada diri kita masing masing, sehingga tatanan Islam dapat tumbuh dari aspek mikro, Integral dari keseluruhan nilai Islam yang tertanam dalam diri individu inilah yang akan membentuk sebuah bangunan Islam yang kokoh, karena ia dibangun dari bata-bata pilihan, disusun dengan runtun yang rapi dan saling melekat dengan semen yang sangat rekat.

Saya pernah membayangkan sholat sebagai sebuah integral garis dalam grafik kurva bola. Meminjam istilah dari ilmu kalkulus, bahwa lingkaran sempurna tersusun dari garis-garis lurus sangat pendek yang menyatu dalam sebuah instruksi yang sama dengan arah tegak lurus pada satu titik, maka jadilah lingkaran. Begitu pula bola. Ia tersusun dari bidang-bidang datar kecil yang pada kondisi mikro akan terlihat lurus datar, akhirnya secara integral kita akan melihatnya dalam bentuk yang bulat, melengkung = bola. Faktanya, kita melihat tanah yang kita pijak ini datar, padahal dalam ruang makro, integral dari keseluruhan tanah, kita melihat bumi yang bulat, seperti bola, bukan persegi atau balok.

Bagaimana sholat yang kita lakukan sehari-harinya adalah pula membuktikan teori grafik kurva bola. Sholat, dalam shaf-shaf yang lurus, adalah hanya merupakan sebuah garis lurus, dari jutaan garis lurus lain yang dibuat umat Islam dalam ibadahnya. Garis ini, tegak pada satu titik, ka’bah, pusat ditujunya arah shalat. Bisa anda bayangkan, sholat di seluruh penjuru bumi ini, dengan shaf-shaf yang rapi-lurus – karena memang demikian rasul mengajarkannya – akan membuat sebuah garis yang melingkar, mengelilingi bumi. integralkan dalam suatu variabel, akan ditemukan lingkaran yang berlapis-lapis, seperti garis kontur dalam sebuah peta buta. Lingkaran ini akan semakin terlihat saat jarak ka’bah dengan orang yang sholat semakin dekat, terbukti, kita sering melihatnya di foto-foto birdview ka’bah saat musim haji, yang bentuknya mirip dengan galaksi bimasakti. Melingkar, melengkung, bukan lurus seperti awalnya.

Lingkaran yang mengelilingi ka’bah ini tentu saja akan membuat sebuah kutub di mana seluruh manusia di penjuru dunia mengarahkan wajahnya saat sholat. Lingkaran-lingkaran manusia yang mengelilingi ka’bah juga tentu saja akan semakin lebar diameternya, dengan jarak yang semakin jauh dengan ka’bah. Namun, pada akhirnya garis ini akan kembali mengecil, karena bentuk bumi yang bulat. Dan pada akhirnya akan menuju satu titik, yaitu antikutub dari ka’bah, titik dimana jika kita tarik garis lurus yang menembus tanah di bawah ka’bah akan menemukan tanah lagi di ujung lain bumi. Percaya atau tidak, di tanah ini, arah sholat bisa menghadap ke mana saja, karena memang semua arah akan menghadap ka’bah. Saya merinding jika membayangkan kebenaran ayat-ayat alQur’an.


Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (al Baqarah : 115)

Itulah mengapa kita temukan rahasia di balik syariat sholat untuk kaum Muhammad adalah boleh di atas tanah sekalipun. Bahkan di atas kapal dan kendaraan tetap diwajibkan sholat. Saat berada dalam kondisi kehilangan arah, maka sholat bisa ke arah mana saja. Karena sholat ini menjaga bumi, memelihara bumi di tiap jengkalnya, menghindarkan kemaksiatan tegak meski di satu titik di kurva bola dunia. Tak diperkenankan tegaknya maksiat saat wilayah itu berdiri tegak para orang yang shalat,
Innassholaata tanhaa anil fahsyaai walmunkar…

Dan yang lebih luar biasa adalah shalat merupakan ibadah yang sustainable, tak pernah berhenti meski sedetikpun. Itu terbukti saat kita melihat shalat dalam sisi makro, integral dari seluruh shalat di dunia. Jika di suatu tempat telah usai shalat maghrib, maka di tempat lain shalat maghrib baru saja dimulai, dan di tempat lain shalat maghrib baru akan dimulai. Saat di suatu tempat memulai shalat, di tempat lain sedang bersiap-siap untuk mulai shalat. Begitu terus berputar.

Saat makna ini kita transformasikan dalam kehidupan keIslaman kita secara utuh, maka usailah segala permasalahan umat. Rasulullah melalui wahyu Allah, mengajarkan nilai-nilai universal dalam tiap ibadah yang menjadi syariat. Saat nilai ini dimaknai dengan lebih dalam, maka perpecahan umat saat ini akan benar-benar tuntas. Karena saat ini umat tak berkiblat pada satu tujuan, tak bergerak dalam shaf yang rapi dan tidak menumbangkan maksiat meski telah ditegakkan shalat.