Sabtu, 24 November 2012

Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habislah meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Yang Pertama berkata:
“Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang Kedua berkata:
“Aku adalah Iman.” 
“Sayang aku tak berguna lagi.” 
“Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” 
Begitu selesai bicara, maka tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin Ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta.”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” 
“Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Sehingga Percikan Konflik Membara didalamnya.
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa Terduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis sedih tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin Keempat Berkata:

Jangan takut, Janganlah menangis, sepanjang aku masih ada & menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan,lalu menyalakan kembali ke3 Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati setiap kita yang sudah di berikan oleh Tuhan.

Masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai,Cinta dengan HARAPAN-nya!....

Jumat, 09 November 2012


Sebuah kisah inspiratif terjadi di propinsi Ciang Si, Kota Nan Chang tahun 1938.

Saat itu masa peperangan dimana Ciang Kai Sek menjabat sebagai komandan laskar di Nan Chang.
Di waktu luang, banyak tentara berbelanja keperluan sehari-hari. Saat itu mata uang yang digunakan adalah Yen.
Kaum wanita berusia lanjut dan lemah berjajaran di sepanjang jalan menjual handuk dan kaos kaki untuk keperluan tentara.
Suatu hari seorang nenek menangis terisak-isak. Rupanya seseorang telah membeli banyak sekali dagangannya dengan kepingan uang Yen palsu. Ketika nenek itu sadar uang itu palsu, si pembeli sudah lenyap entah kemana.
Kebetulan lewat seorang tentara yang baru gajian. Melihat sang nenek sangat sedih, ia menghiburnya.
“Tak usah sedih Nek, gaji saya cukup. Tukarkan uang palsumu kepada saya sebagai kenang-kenangan. Nah, ini ambillah. Semoga dapat menjadi modal usahamu kelak.”
“Mana boleh? Mana mungkin saya menerima, sementara anda yang mengorbankan uangmu”, Si Nenek bersikeras tidak mau menerima tawaran si tentara. Tapi karena tak tega menolak ketulusannya, akhirnya ia menerima juga dengan ucapan terima kasih yang mendalam.

Selang beberapa bulan si Tentara berdinas kembali ke kota Nan Chang dan mencari Nenek yang malang itu. Dia berkata bahwa kepingan Yen palsu itu telah menyelamatkan nyawanya.

Ceritanya ketika dia berada di barisan depan dalam medan pertempuran, tiba-tiba sebuah peluru menghantam dadanya. “Tamat sudah kali ini,” pikirnya hingga pingsan karena ketakutan.

Tapi begitu mata dibuka, sakitnya tidak terasa. Dirabanya tapi tak ada darah sedikitpun. Waktu menyentuh kepingan logam yang berada di kantong kirinya ternyata kepingan uang Yen palsu itu sudah cekung oleh peluru.
Siapa bilang perbuatan baik dan jahat tiada akibatnya?
Hanya karena waktu belum matang, hingga benih kebaikan yang ditabur belumlah berbuah.
Inilah salah satu kesaksian betapa pentingnya memupuk kebajikan.

Suatu hari seorang lelaki berjalan tak tentu arah di jalanan sepi dan kakinya terantuk sesuatu.
Ia membungkuk dan menggerutu kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno y
ang sudah penyok"
Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank.
"Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30$. Lelaki itu begitu senang. Saat melewati toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30$ untuk membuat rak untuk istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemarinya seharga 100$ untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia pinjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya dengan harga 200$. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250$. Lelaki itupun setuju dan mengembalikan gerobaknya. Saat sampai di pintu desa, ia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250$. Tiba-tiba seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, MERAMPAS SEMUA UANG itu, lalu melarikan diri. Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya bertanya,"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?" Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata "Oh, BUKAN APA-APA. Hanya SEBUAH KOIN PENYOK yg kutemukan tadi pagi." Demikianlah Allah mengatur hak-hak kita. Bila kita sadar kita tidak pernah benar-benar memiliki apa pun, kenapa saat kehilangan kita harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan? Seharusnya kita bersyukur karena sudah diijinkan menggunakan dan menikmatinya.

Jumat, 02 November 2012

Alkisah di China, terdapat 2 orang kakak beradik yang berbeda ibu.

Ibu si kakak sudah lama meninggal.
Kini dia tinggal bersama ayah, ibu tiri dan adik tirinya.

Sang kakak menanam pohon labu dan dengan rajin memeliharanya hingga tumbuh besar.

Suatu hari mereka mendengar kabar bahwa raja sedang sakit parah, tabib istana mengatakan bahwa labu kembar dapat menyembuhkan penyakit raja.


Maka di adakan sayembara, barangsiapa yang memiliki labu kembar akan mendapat satu peti emas.

Sang kakak segera memberitahu pada keluarganya.

Pada hari keberangkatan sang kakak ke ibukota,
ibu memanggil si adik ke dalam dapur, "Ada 2 potong kue, yang polos dan bergambar bunga. Berilah kakakmu kue yang bergambar bunga, sebab ibu telah memberi racun di dalamnya."

"Kenapa ibu ingin membunuh kakak? Bukankah ibu juga menyayangi kakak?"

"Ibu memang menyayanginya, tapi kamu adalah anakku dan ibu tidak rela bila kakakmu mendapatkan emas itu, maka biarlah dia memakan kue beracun ini."

Kemudian si adik membawa kue itu ke kakaknya, "Adikku, tunggu kakak ya, kakak janji akan segera pulang dan membeli banyak oleh-oleh untuk mu dari kota dan uang emas hadiahnya untuk kita bersama !!"

Sang adik terdiam, kemudian berkata pada kakaknya, "Kakak, ibu memberi kita berdua kue, makanlah tapi aku ingin kue yang bergambar bunga."

Setelah itu si adik dengan lahap memakan kue beracun itu.

Setelah kepergian kakaknya, dia berkata pada ibunya, "Ibu, kue beracun itu telah kumakan,
kakak sangat baik kepadaku, mana mungkin aku tega membunuhnya. Setelah aku mati, sayangilah dia seperti ibu menyayangiku..."

Ibunya yang mendengarnya kemudian memeluknya, "Anak bodoh, tidak ada racun sama sekali di kue bergambar bunga itu. Ibu hanya menguji rasa sayangmu pada kakakmu, ibu kuatir kamu menjadi iri dengan kemujuran kakakmu..."

"Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat...."

Wanita dan Pria adalah...

Wanita adalah:....
1. Orang yang akan mendampingimu seumur hidup.
2. Orang yang akan melahirkan anak-anakmu, walau dengan penuh rasa sakit.
3. Orang yang merawatmu sampai tua.
4. Orang yang akan merawatmu pada saat kau sakit.
5. Orang yang akan selalu mendukung walau kau gagal berpuluh-puluh bahkan beratus kali.
6. Orang yang memberikan hidupnya untukmu. Bahkan ia membuang

egonya demi bersamamu. Bahkan saat kau menyakitinya, ia tetap berada di sampingmu..
 
Sedangkan Pria adalah....
1. Orang yang akan menjagamu seumur hidupmu.
2. Orang yang berkorban untukmu.
3. Orang yang menafkahimu.
4. Orang yang merawatmu pd saat kau sakit.
5. Orang yang memelukmu pada saat kau sedih.
6. Orang yang ingin membuatmu bahagia. 
 
Mereka sama berharganya, hanya saja mereka mempunyai perbedaan-perbedaan yang kadang membuat mereka menyakiti satusama lain, dan itu hanya dapat diatasi dengan pengertian dari kedua belah pihak. Hidup itu singkat...
Terlalu singkat untuk berbagai pertengkaran...
Mengapa tidak kau bahagiakan saja pasanganmu, dan mengisi hari-hari kalian dengan penuh cinta,dan membuat pasanganmu tersenyum lebih lebar tiap harinya?..
Bukankah itu lebih baik dan bahagia dibanding saling menyakiti?
Walaupun banyak hal,dimana kenyataannya tak mudah untuk dilalui, bahkan terkadang enggan untuk melaluinya.
"Semua mimpi kita dapat terwujud, asalkan kita punya keberanian untuk mewujudkannya.
- Walt Disney -

Semua orang diciptakan istimewa oleh Tuhan dengan bakatnya masing-masing.
Tapi terkadang mereka terhalang oleh pikirannya sendiri dalam mengembangkannya.

Zig Ziglar, motivator dunia mengkategorikan orang-orang yang tidak mengembangkan bakatnya ke dalam
4 golongan.

Orang pertama adalah yang menyangkal dirinya memiliki bakat. "Ah, saya tidak punya bakat apa-apa"
sangkalnya. Ia merasa tidak perlu berbuat sesuatu atau berkontribusi bagi orang lain atau kehidupan umat
manusia.

Orang kedua suka menunda-nunda. "Saya memang punya bakat. Tapi, tidak sekarang mengembangkannya. Mungkin besok, lusa atau nanti sajalah" begitu alasannya.

Orang ketiga adalah yang merasa takut. "Sebetulnya saya ingin mengembangkan bakat saya. Tapi takut
gagal, daripada saya ditertawakan orang, lebih baik saya diam saja, bukankah lebih aman?" itu selalu yang
dikatakannya.

Orang keempat tidak mau bertanggung jawab. Dia selalu berdalih bahwa orang lain atau keadaanlah yang
salah. "Bagaimana saya dapat mengembangkan bakat saya kalau orang di sekitar saya dan keadaan tidak
mendukung" katanya menyalahkan keadaan.

Dulu..

Dulu, aku pernah sangat KAGUM pada manusia cerdas, sangat kaya, berhasil dalam karir hidup & hebat
dalam dunianya...
Sekarang, aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku, aku kagum dengan manusia yang hebat di mata TUHAN. Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa & bersahaja!

Dulu, aku memilih MARAH karena merasa harga diriku dijatuhkan ketika orang lain berlaku kasar kepadaku, menggunjingku dan menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran.
Sekarang, aku memilih untuk BERSYUKUR & BERTERIMAKASIH, karena ku yakin ada KASIH yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk memaafkan & bersabar.

Dulu, aku memilih MENGEJAR dunia & menumpuknya sebisaku... Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan & minum untuk hari ini & bagaimana cara membuangnya dari perutku...
Sekarang, aku memilih untuk BERSYUKUR dengan apa yang ada & memikirkan bagaimana aku
bisa mengisi waktuku hari ini, dengan penuh kasih & bermanfaat untuk sesama...

Dulu, aku berpikir bahwa aku bisa MEMBAHAGIAKAN orangtua, saudara & teman-temanku kalau aku berhasil dengan duniaku. Ternyata... yang membuat kebanyakan dari mereka bahagia adalah bukan itu melainkan sikap, tingkah & sapaanku kepada mereka…. Sekarang, aku memilih untuk membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku...

Dulu, pusat pikiranku adalah membuat RENCANA-RENCANA dahsyat untuk duniaku...
Ternyata aku menjumpai teman & saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepadaNYA.
Sekarang, yang menjadi pusat pikiran dan rencanaku adalah bagaimana mempersiapkan diri
dan terutama hatiku agar aku selalu SIAP jika suatu saat namaku dipanggil olehNya...

Tak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat menikmati teriknya matahari besok.

Tak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa aku masih bisa menghirup nafas esok hari...
Kalau hari ini dan esok hari aku bisa hidup, itu semata-mata Anugerah Tuhan…

Kamis, 01 November 2012

Percayalah..
Ketika kamu mengira akan lebih bahagia dengan orang yang "satu dunia denganmu"..
Itu tidak semudah dan sesempurna yang kamu bayangkan..
Karena kita selalu membutuhkan dualitas..
Sesuatu yang paradoks..
Bertentangan.. Tetapi juga saling membutuhkan..
Dan mengisi satu sama lain..


~31 Oktober 2012~

Sabtu, 20 Oktober 2012

_Sebuah Kisah Dari Taman Bunga_

Kisah seekor siput yang tinggal dan menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di bawah naungan mawar yang harum. “Ketika waktunya tiba, saya akan melakukan hal yang lebih daripada mawar besar,” kata siput.

“Sungguh?” tanya mawar. “Kapan itu terjadi dan apa yang bisa kita harapkan darimu?”


Tidak seperti kamu, aku tidak terburu-buru untuk mengungkapkan bakatku. Saya akan menujukkannya pelan-pelan.

“Seperti kau, siput kecil.”

Musim berubah, dan setelah periode tenang, taman hidup lagi di musim semi. Siput merangkak keluar dari cangkangnya dan membuat jalan ke semak mawar tersebut.

“Satu tahun lagi dan semuanya seperti itu sebelumnya, saya melihat ada perbaikan yang nyata. Saya berasumsi kita hanya akan mendapatkan lebih banyak dari kuntum mawarmu musim ini?

“Sungguh, siput. Saya tidak mengerti maksudmu.”

“Tentu saja tidak. Kau 'kan hanya tumbuh sebagai mawar.”

“Itulah yang mawar lakukan.”

“Tapi kuncupmu sama setiap tahun. Tidak ada perubahan warna atau ukuran. Tidakkah berpikir untuk menjadi sesuatu yang lebih?”

“Saya kira saya tidak benar-benar berpikir tentang sesuatu yang lebih sama sekali. Saya hanya melakukannya. Saya mengeluarkan tunas bagi orang-orang yang menikmati. Tapi kau ... kau pemikir. Apa yang kau rencanakan untuk kau berikan pada dunia melalui pemikiranmu?

“Berikan kepada dunia? Saya kira tidak. Saya pikir ini tentang pertumbuhan diri pribadi saya.”

“Apa gunanya tumbuh jika kau tidak berbagi dengan orang lain?” kata mawar tersebut. “Setidaknya orang menikmati bunga saya. Seorang wanita menaruh mawar pertamanya dalam buku nyanyiannya. Beberapa anak mengumpulkan kelopak saya untuk digunakan dalam pernikahan.”

“Dan apa yang membuatmu istimewa?” siput mempertanyakan. “Aku enggak lihat bagaimana istimewanya.”

“Siput, mari kita lanjutkan hidup,” saran mawar tersebut. “Percakapan ini membingungkan saya.”

Lagi, musim datang dan pergi. Mawar terus mekar seperti yang selalu dilakukannya – berbagi bunga dengan dunia karena tidak tahu lagi apa yang bisa dilakukannya. Sementara siput terus hidup menyendiri dalam cangkangnya – berpikir, mengkritik, dan tidak pernah bertualang di luar taman.

Jika diberi pilihan, apakah Anda lebih suka menjadi mawar atau siput?

Anjing yang Pintar

Pada suatu ketika Jalaluddin Rumi sedang berjalan-jalan sendirian, dan berhenti serta memperhatikan di dekat segerombolan anjing yang sedang bermalas-malasan, istirahat dan berbaring di hamparan tanah berpasir. Ada seseorang yang mendekatinya sambil berkata.. "Lihatlah anjing-anjing ini.. betapa rukun dan damainya mereka terhadap satu sama lainnya.. sedang kita sebagai manusia..?" Mendengar perkataan tersebut Jalaluddin Rumi menanggapinya.. "Sesungguhnya memang demikianlah anjing-anjing itu berbaring dan beristirahat dengan damai sekarang.. tetapi cobalah kita lemparkan sebatang tulang ke tengah mereka.. tunggu dan lihatlah.. keributan akan muncul merusak kerukunan yang kau kagumi tadi.. Demikianlah pula halnya manusia.. di kalangan manusia, selama tidak ada sifat egois diantara dua orang dan keinginan menggapai harta duniawi yang tidak mengganggu mereka, maka mereka bisa menjadi sahabat.. tetapi jika kerakusan.. ketamakan akan harta dunia ada di antara mereka.. pertikaianpun akan muncul dan merusak kedamaian.. pertikaian mereka akan lebih buruk dari pertikaian anjing-anjing tadi.."

 NB:Jalaluddin Rumi.. seorang tokoh sufi yang kehidupannya sangat melegenda dengan ajaran-ajaran serta kumpulan matsnawinya.. Dialog tadi salah satu ajarannya.. bisa menjadi bahan untuk perenungan tentang tingkah polah kita dalam upaya mencukupi kebutuhan hidup. Yaa.. dan Adam Smith, Bapak Ekonomi Dunia pernah mengatakan.. Tak ada seekor anjing pun yang secara sadar mau tukar menukar tulang dengan temannya.. karena anjing bukan homo economicus.. perumpamaan koruptor itu ya mirip anjing yang rakus tadi, bukan homo economicus.."

Selasa, 09 Oktober 2012

Charles Ives..

Banyak sekali orang yang ketika mendengar karya Charles Ives, dengan spontan berkata begini : " ini musik apaan? " atau " ini kok latihan terus lah kapan mainnya? "

Charles Ives dalam music history digolongkan kedalam tokoh yang membawa arus modern terutama bagi perkembangan musik di Amerika. Beberapa kritikus musik bahkan menyebut Charles Ives sebagai seorang modernist dalam musik. Meski demikian namanya sangat tidak tenar dibanding Schoenberg atau John Cage misalnya.

Konsep yang dianggap revolusioner dari Charles Ives adalah QUARTER TONES. Secara telaah teoritik, quarter tones sebetulnya adalah 4 nada yang jarak intervalnya separo lebih kecil dari semitone. Kelak kemudian hari, sampai hari ini, quarter tones dari Charles Ives turut mewarnai perkembangan harmoni cluster dan interval micro dalam musik klasik modern. Tentu banyak yang bertanya. Lah interval separonya separo tuh mainnya gimana? Kalo untuk violin dan trumpet sangat dimungkinkan. Kalou piano ya laras ulang lah kok repot amat.

Dari sepenggal paparan Charles Ives ada semburat makna yang nampaknya bijak bila kita permenungkan. Bahwa sebuah modernisasi seringkali terasa aneh. Strange even weird :)

Arnold Schoenberg..


Arnold Schoenberg. Pribadinya sederhana, tidak menarik namun memiliki geniusitas luar biasa. Schoenberg lah yang mengemukakan konsep DUODEKATONIK. Tangganada dengan 12 nada.
Awalnya konsep ini dilatari oleh kegemaran Schoenberg mengutak atik kromatisme alla Gustav Mahler.

Duodekatonik sebetulnya adalah sebuah sistem tonalitas.
Di kemudian hari, duodekatonik di golongkan ke dalam serialisme. Apa maksudnya? Tangga nada duodekatonik tidak bisa di explore seleluasa diatonic sebagaimana yang umum dikenal. Komposisi dengan materi duodekatonik harus disusun dengan urutan dan rumus tertentu. Itulah kenapa disebut sebagai serialisme. Konsep Schoenberg di kemudian hari diikuti oleh Alban Berg dan Anton von Webern.

Dalam perkembangannya.duodekatonik dipakai sebagai materi musik klasik kontemporer dan juga free jazz. Di Indonesia, Krakatau Band dan almarhum Harry Rusli pernah mengeksplorasi teknik ini.

Dari kisah Schoenberg ini ada sedikit semburat permenungan. Bahwa musik klasik dapat menjadi pemicu inspirasi yang luar biasa. Sampai pada tatanan sebuah revolusi konsep komposisi musik.



Dodecaphonic atau 12 nada. Pada gambar dapat dilihat bahwa 12nada itu misalnya dipilih sebagaimana dalam jalur PRIME. Nampak sangat jelas bahwa dua belas nada itu sama sekali TIDAK WHOLE TONE. Bahkan sarat dengan semitone dan kromatis. Kemudian materi pokok tersebut diolah dengan seri tertentu. Tidak seperti diatonik yg pengolahannya lebih leluasa. Diantara pengolahan dodecaphonic adalah inversi berdasarkan interval. Dan retrograde atau dibaca dari belakang.

Jumat, 05 Oktober 2012

Modal Sosial..

Alkisah di Negara Mexico, ada seorang petani sederhana yang bernama Lencho, yang frustasi setelah tanaman jagung dan kacangnya hancur diporak-porandakan badai. Pada suatu hari, karena pikirannya sudah buntu dan tidak tahu mau minta pertolongan kepada siapa, Lencho menulis surat kepada Tuhan. Ya, kepada Tuhan.. karena baginya hanya Tuhan-lah yang bisa menolongnya dari bahaya kelaparan.

Isi surat Lencho: "Tuhan.. badai telah menghancurkan ladang kami. Jika Engkau tidak menolong kami, keluarga kami akan kelaparan tahun ini. Kami membutuhkan modal uang 100 peso, agar kami bisa menanami ladang kami kembali dan menyambung hidup kami sampai datangnya musim panen.." Surat itu oleh Lencho dimasukkan kedalam amplop, dan ditulisnya di atas amplop tersebut 'Kepada Tuhan'. Dibawanya surat itu ke kantor pos.

Pada saat tukang pos menyortir surat, ia merasa heran melihat surat Lencho. Ketika dibukanya surat tersebut, meledaklah tawa tukang pos. Hal ini menarik perhatian teman-temannya, dan menimbulkan "kehebohan" di kantor pos. Pagi itu kantor pos penuh dengan gelak tawa karena selama karir mereka sebagai tukang pos baru kali ini mereka menemukan surat aneh. Mereka pun tidak tahu dimana alamat Tuhan. Mendengar keributan di kantornya, Kepala Pos menjelaskan kepada bawahannya untuk tidak menertawakan si pengirim surat. Mungkin si pengirim surat adalah orang yang tebal imannya kepada Tuhan. Kepala Kantor Pos yang baik hati ini mengajak semua pegawai bawahannya untuk membalas surat aneh tersebut dan membantunya. Masing-masing diminta secara sukarela menyumbangkan uangnya. Dalam kondisi yang sulit seperti saat itu, ternyata keinginan Lencho tidak terpenuhi, yang terkumpul hanya 70 peso. Dalam benak mereka, jumlah tersebut lumayan untuk menghibur orang yang sedang tertimpa musibah, yang berpikiran buntu, yang kebingungan, dan tidak bisa menemukan jalan keluar.

Beberapa hari kemudian Lencho datang lagi ke kantor pos dan menanyakan kepada tukang pos apakah balasan dan kiriman uang dari Tuhan sudah sampai. Para tukang pos memperhatikan iba, bercampur perasaan bangga dan puas karena mereka bisa membantu. "Balasan dari Tuhan" pun disampaikan kepada Lencho.

Tidak tampak sedikit pun keheranan terpancar dari muka Lencho. Lencho begitu yakin akan kemurahan Tuhan, Tuhan pasti akan mengirim 100 peso seperti permintaannya. Dengan gembira dibukanya surat itu, dibacanya "balasan dari Tuhan". Raut muka Lencho berubah, terlihat berkerut-merut. Sambil menggeleng-gelengkan kepala, diusap-usapkannya tangan kanannya ke dada.

Kemudian Lencho menulis lagi surat Buat Tuhan, dimasukkan kedalam amplop, dituliskannya di atas amplop itu "Kepada Tuhan", dan dimasukkannya kedalam kotak pos. Kemudian Lencho bergegas pulang kerumah sambil menunduk serta menggeleng-gelengkan kepalanya terus-menerus tanda ada yang kurang berkenan dihatinya.

Sepulang Lencho, Kepala Kantor Pos yang merasa bangga telah bisa beramal saleh itu bergegas mengambil surat Lencho. Ia ingin mengetahui apa lagi yang ditulis Lencho kepada Tuhan. Dibukanya surat itu, dibacanya keras-keras di hadapan anak buahnya, "Tuhan.. dari jumlah 100 peso yang kami minta, . ternyata hanya 70 peso yang sampai kepada kami.. Ya Tuhan.. segera kirimkan kekurangannya.. sebab kami sangat memerlukan.. Tapi ingat ya Tuhan, jangan Engkau kirim melalui pos.. karena semua pegawai pos bajingan..! Berani-beraninya mereka menyunat kirimanmu..!"

(Cerita tadi bersumber dari cerpennya Gregory Lopezy Fuentes yang berjudul Surat Buat Tuhan.. Cerpen ini menggambarkan keluguan sekaligus sikap apatisme kaum petani di Mexico.. petani yang sudah tidak percaya lagi kepada lingkungan tetangganya, teman-temannya, sanak-saudaranya, pemimpinnya, dan pemerintahnya..!)

Mengenang Ibu..

Konon pada suatu desa terpencil hidup sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak gadis muda yang naif...!
Pada suatu hari sang anak bertanya pada ibunya: "Ibu.. mengapa aku dilahirkan sebagai wanita...?"
Ibu menjawab: "Karena ibu lebih kuat dari ayah..!"
Anak terdiam dan berkata: "Kenapa jadi begitu..?"
Sang anak pun bertanya kepada ayahnya: "Ayah.. kenapa ibu lebih kuat dari ayah..?"
Ayah pun menjawab: "Karena ibumu seorang wanita..!!!"
Sang anak kembali terdiam.
Ia pun kembali bertanya: "Ayah.. apakah aku lebih kuat dari ayah...?"
Ayah pun kembali menjawab: "Ya... kau adalah yang terkuat..!"
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerutkan dahinya.
Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan lain: "Ayah.. apakah aku lebih kuat dari ibu..?"
Ayah kembali menjawab: "Ya.. kaulah yang terhebat dan terkuat!"
Sang anak kembali melontarkan pertanyaan: "Kenapa ayah.. kenapa aku yang terkuat..?"
Ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan: "Karena engkau adalah buah dari cintanya..! Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.. cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu..! Kau adalah segalanya buat kami.. tangismu adalah mata kami.. dan cintamu adalah cinta kami.."
Sang anak kembali bertanya: "Apa itu cinta, Ayah..? Apa itu cinta, Ibu..?"
Ayah dan ibunya tersenyum. Mereka kemudian menjawab: "Kau.. kau adalah cinta kami, Sayang.."

NB:: Cerita ini diolah dari puisi Kahlil Gibran yang berjudul Tanya Anak

Selasa, 25 September 2012

_Trade-off antara logika dan perasaan_


Apa kalian pernah merasakan hal ini? Jika biasanya kita mengetahui istilah “trade-off” di buku ekonomi, maka hal ini bisa berlaku dalam kehidupan nyata yang lebih bersifat pribadi.

Trade-off bisa dikatakan suatu situasi di mana di satu sisi kita mendapatkan  sesuatu dan di sisi lain kita akan mengorbankan sesuatu.

Di antara logika dan perasaan bisa terjadi trade-off. Contohnya adalah ketika kalian melakukan sesuatu yang membuat perasaan kalian nyaman, sementara logikanya hal itu tidak menguntungkan. Mungkin bisa dikatakan suatu dilema. Untuk lebih praktisnya, kita contohkan dalam hal memberi bantuan. Jika seseorang meminjam uang pada kalian, dan ternyata sebenarnya tidak memungkinkan untuk meminjamkannya, lalu kalian pinjamkan, maka terjadilah trade-off. Perasaan kalian akan tenang karena berhasil membantu orang lain, tapi sesuai dengan logika, hal itu sama sekali tidak menguntungkan, malah merugikan karena kalian sebenarnya tidak “mampu” meminjamkannya, mungkin karena memang uang kalian yang tersisa sedikit, atau bisa juga karena kalian sudah mengetahui bahwa orang tersebut “tidak pernah” mengembalikan uang yang dipinjamnya. Atau malah sebaliknya: kalian bertindak sesuai logika (tidak meminjamkan uang), dan perasaan kalian tidak nyaman karena “segan”, merasa bersalah karena tidak dapat membantunya.

Hal ini berlaku juga untuk cinta. Pernahkah kalian mencintai orang yang pada kenyataannya akan “sulit” untuk menjalin hubungan dengannya? Contohnya, mungkin kalian mencintai seseorang yang berlokasi sangat jauh dari tempat tinggal kalian. Perempuan dan lelaki yang saling mencintai tapi jarak yang memisahkan. Jika kalian tetap berhubungan (mungkin itu disebut Long Distance Relationship) maka perasaan kalian akan nyaman, kalian akan bahagia, tapi sesuai dengan logika, sebenarnya menjalin hubungan jarak jauh itu adalah suatu hal yang sulit. Atau dalam istilah lain dan untuk segala kasus lainnya, secara perasaan itu”mungkin” tapi sesuai logika itu “tidak mungkin”; memenangkan perasaan, mengorbankan logika. Atau bisa malah sebaliknya, memenangkan logika, mengorbankan perasaan.

Tidak hanya ilustrasi di atas saja, tapi ada berbagai kasus lain trade-off antara logika dan perasaan. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana mengatasi “trade-off” ini? Hmm,mungkin dengan cara pergeseran kurva trade-off.

Maaf..


Ternyata pagi adalah keindahan dunia
Aku tak pernah tahu akan hal itu…
Waktu tak pernah menoleh membangunkan ku…
Jika pagi datang, hingga aku bagai manusia yang baru
Mungkin kini perasaanku pun takkan menoleh
Perasaanku yang terlalu sabar menungguku menoleh padanya
Banyak suara menderu, bahkan kadang memaki
Mereka berkata lihatlah perasaanmu dan kata hatimu

Mungkin mereka berkata benar kala itu
Tapi mungkin aku tetap begini, entah sampai kapan
Karena mungkin sejak aku menatap bumi aku sudah ditakdirkan untuk membahagiakan sesama
Walaupun itu akan membuatku membusuk
Walaupun harus mengkhianati kata hatiku
Walaupun hidupku harus berakhir dengan sunyi

Maaf perasaan…
Aku mungkin harus selalu begini
Aku mungkin tak dapat membahagiakan mu
Tapi aku yakin akan berusaha membahagiakan mereka
Mungkin mereka yang telah menyakitkan hatiku dan kau sang perasaan…

Lelaki


Lelaki Biasa :
Masuk ke toilet, ternyata penuh, keluar lagi dan kencing di balik pohon.

Lelaki Gaul :
Selalu ikut temen-temennya ke toilet, walaupun dia tidak ingin buang air
kecil.

Lelaki Juling :
Mencuri-curi pandang lelaki di sebelahnya ketika sedang kencing.

Lelaki Pemalu :
Jika merasa dilihat atau dilirik orang lain, air kencingnya tidak keluar,
tapi pura-pura menyiram, keluar, lalu kembali lagi kemudian.

Lelaki Malu-maluin :
Kencing di celana.

Lelaki Suka Melamun :
Membuka kancing leher kemeja, mengeluarkan dasinya, lalu kencing di celana.

Lelaki Efisien :
Meskipun sudah waktunya kencing, tapi ditahan dulu sampai kebelet buang air
besar, baru kemudian melakukan keduanya dalam satu waktu yang sama.

Lelaki Pemabuk :
Jempol kiri dipegang dengan tangan kanan, lalu kencing di celana.

Lelaki Palsu :
Kencing di toilet cewek !

Lelaki Pelit :
Kalau buang air besar di WC Umum, ngakunya kencing ( biar bayar murah ).

Lelaki Edun :
Makai celana yang abis dikencingin.

Lelaki Sarap :
Pakai celana yang habis dikencingin, tapi dicium dulu, kali-kali aja baunya
sudah jadi bau duren..

Lelaki Kreatif :
Kalau kencing kakinya diangkat satu ...

Lelaki Irit :
Kagak pernah kencing seumur-umur.

Lelaki Nekad :
Suka ngencingi isteri tetangga.

Lelaki Funky :
Kencing di tempat umum.

Lelaki Sial :
Maunya kencing air, yang keluar malah batu.

Lelaki Enjoy :
Kencingnya sambil merem-melek.

Lelaki Hemat Waktu :
Cuma buka resleting, dikeluarin, terus langsung kencing.

Lelaki Moody :
Biasa pake pampers ...
Hehehe ...

Lelaki Kurang Ajar :
Lagi kencing ... eh kentut ... pura-pura cuek lagi !

Lelaki Buta Huruf :
Di urinoir sudah ada tulisan "RUSAK" ... eh ... masih dikencingin juga.

Lelaki Turunan Kucing :
Nggak bisa liat barang baru, diendus-endus, trus dikencingin.

Lelaki Sabar :
Nungguin air cebok gak keluar-keluar, manteeeng aja di urinoir.

Lelaki Hip-hop :
Kencing sambil kejang-kejang breakdance.

Lelaki Pembenci
Sesudah kencing trus ngeludahin kencingnya.

Lelaki Ramah :
Ngajak ngobrol sambil kencing, sampe temennya nggak bisa kencing.

Lelaki Percaya Diri :
Habis kencing, anunya dibawa jalan-jalan ke wastafel, trus cebok di
wastafel.

Lelaki Pelupa :
Sudah kencing, keluar toilet, buru-buru balik lagi, karena masih pingin
kencing beberapa tetes lagi.

Lelaki Dermawan :
Kencing di WC Umum, air kencingnya nggak keluar, tapi tetep bayar.

Lelaki Gaya :
Kencingnya sambil tangan yang satu tolak pinggang.

Lelaki Arogan :
Kencingnya sambil tangan dua-duanya tolak pinggang.

Lelaki Komunikatif :
Kencing sambil ketik SMS.

Lelaki Sibuk :
Selalu nunggu sampe kebelet bangeeet ..., trus terbirit-birit ke toilet.

Lelaki Belum Dewasa :
Kencingnya belum bisa lempeng.

Lelaki Romantis :
Kencingnya sambil mendesah ahh

Lelaki Kurang Kerjaan:
Orang yang baca postingan ini ampe habis :p
KAPAN ALLAH ADA
Atheis : Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: 'Dia [Allah] tidak melahirkan & tidak dilahirkan.
Atheis : Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu
Atheis : Kami mohon diberi contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka empat?

Atheis : Angka tiga.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka tiga?
Atheis : Angka dua.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis : Angka satu.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka [nol].
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahulinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahului-Nya?

MAKSUD ALLAH MENGHADAPKAN WAJAH
Atheis : Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya?
Abu Hanifah : Kalau kalian membawa lampu digelap malam, kemana lampu itu menghadapkan wajahnya?
Atheis : Keseluruh penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala, nur cahaya langit dan bumi.

ZAT ALLAH
Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Robbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan kalian mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Semula ia berbicara dengan kalian dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba- tiba diam tak bergerak. Nah apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu kalian masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau kalian tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana kalian bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

DIMANA ALLAH
Atheis : Dimana kira'kira Robbmu berada?
Abu Hanifah : Kalau kami membawa segelas susu segar ke sini, apakah kalian yakin kalau didalam susu itu terdapat zat minyaknya [lemak]?
Atheis : Tentu
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku dimana adanya zat minyak itu?
Atheis : Membaur dalam seluruh bagiannya
Abu Hanifah : Kalau minyak yang makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?!

TAKDIR ALLAH
Atheis : Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, lalu apa kegiatan Robbmu kini?
Abu Hanifah : Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan.
Atheis : Kalau ada orang masuk ke surga itu ada awalnya,kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di surga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Hitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita bisa makan dan minum di surga tanpa buang air kecil & besar?
Abu Hanifah : Kalian sudah mempraktekkanya ketika kalian ada di perut ibu kalian. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan surga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dengan dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan ilmu kita semakin berkembang dan tidak berkurang.