Sabtu, 16 Februari 2013

Analisis Lirik Lagu Padi-Kasih Tak Sampai



Teori Semiotik
Semiotics is the theory and analysis of signs and significations. A semiotician like the early Barthes sees social and cultural life in terms of signification, and therefor in terms of the non-essential nature of objects.... Semiotics also studies the way that signs signify – in the conventional literaty texts and legal documents, or in advertisements and bodily conducts.” - John Lechte (1994: 121)
Bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata-kata yang dibentuk dalam bahasa diungkap melalui satu sistem perlambangan yang dapat difahami secara lisan maupun tulisan.
Dalam perbincangan mengenai semiotika sebagai sebuah ilmu, ada semacam ‘ruang kontradiksi’ yang secara historis dibangun di antara dua ‘kubu’ semiotika, yaitu semiotika kontinental Ferdinand deSaussure dan semiotika Amerika Charles Sander Peirce. Seakan-akan eksistensi kedua kubu semiotika tersebut dapat direduksi berdasarkan kerangka oposisi biner (binary opposition): antara signifikasi vs komunikasi, statis vs dinamis, konvensional vs progresif, dogmatis vs revolusioner, reproduksi vs produksi, langue vs parole, teori vs praksis. Seakan-akan tidak ada lagi ‘ruang’ di luar ‘ruang oposisi biner’ tersebut yang di dalamnya bahasa dapat dibicarakan sebagai totalitas, sehingga bahasa seakan-akan hanya berkembang (atau tidak berkembang) di dalam masing-masing ruang yang ekslusif tersebut.
‘Pembacaan mendalam’ terhadap Saussure dan Pierce justru memperlihatkan bahwa kedua tokoh semiotika ini sesungguhnya tidak saling ‘berseteru’, tidak saling ‘beroposisi’, melainkan saling mengisi dan melengkapi. ‘Semiotika signifikasi’ (semiotics of signification) yang identik dengan Saussure dan ‘semiotika komunikasi’ (semiotics of communication) yang identik dengan Pierce, dengan demikian, bukan merupakan sebuah oposisi biner, melainkan sebuah totalitas teori bahasa yang saling menutupi.
Semiotika (Semiotics) adalah ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial (Ferdinnand de Saussure).
            Selain Ferdinand de Saussure, Peirce adalah salah satu tokoh dalam semiotika. Namun bila Saussure dianggap mengabaikan subjek sebagai agen perubahan sistem bahasa, Peirce sebaliknya melihat subjek sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses signifikasi. (Yasraf dalam Alex, 2009: xii)
            Bagi Pierce, tanda adalah unsur bahasa atau citra yang tersusun dari hubungan antar tanda itu sendiri. Menurut Pierce tanda selalu bersifat arbiter, atau sebaliknya, ia merepresentasikan dirinya sendiri, yang selanjutnya menentukan apakah suatu tanda adalah hal yang disebut Pierce sebagai indeks, ikon,dan simbol.
1.      Indeks menunjuk pada makna langsung yang jelas dan bersifat universal. Hubungan antara tanda dengan yang ditandai bersifat kausal. Contoh: Jika, terlihat asap berarti ada api.
2.      Ikon adalah tanda yang memiliki makna assosiatif atau analogis. Hubungan antara tanda dengan yang ditandai berdasarkan kemiripan atau kesamaan. Contoh: Gambar pompa bensin di jalan raya melambangkan pompa bensin terdekat.
3.      Simbol adalah suatu tanda yang bermakna simbolik yang dapat dimengerti hanya jika dipahami latar budayanya. Hubungan antara tanda dengan yang ditandai bersifat konvensional (berdasarkan kesepakatan umum). Contoh: Gambar timbangan di pengadilan sebagai lambang keadilan.


Analisis Semiotika lirik lagu kasih tak sampai
Indah .. terasa indah                                                   ikon (jatuh cinta)
Bila kita terbuai dalam alunan cinta               
Sedapat mungkin terciptakan rasa                              indeks (harapan kasih
Keinginan saling memiliki                                           sayang)
Namun bila itu semua                                                 ikon (harapan)
Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta                    
Tak semudah seperti yang terbayang                          indeks (kesulitan)
Menyatukan perasaan kita ...
Tetaplah menjadi bintang di langit
Agar cinta kita akan abadi
                                          indeks (harapan kasih sayang
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
                    yang abadi)
Agar menjadi saksi cinta kita
                                     
berdua ... berdua ...
Sudah .. terlambat sudah                                            indeks (putus harapan)
Kini semua harus berakhir                                          
Mungkin inilah jalan yang terbaik                               indeks (keikhlasan)
Dan kita mesti relakan kenyataan .. ini

Menjadi saksi kita berdua ...                                       indeks ( kesaksian)

Lirik lagu ‘kasih tak sampai’ yang dinyanyikan oleh grup band PADI menceritakan harapan sepasang kekasih yang menginginkan bisa bersama dalam menjalani cintanya, akan tetapi semua itu tidak bisa terwujudkan (kasih tak sampai).
Video klipnya dikemas dengan romantis, seperti pangambilan gambar ditaman, pengambilan gambar di bibir danau yang dihiasi lilin sebagai penggambaran orang yang sedang jatuh cinta. Dan keindahan cinta juga tergambarkan oleh kupu-kupu. Dan bintang dijadikan sebagai lambang keabadian dalam video klip ini.
Dalam video klip ini yang menggambarkan kasih tak sampai, tidak direstuinya hubungan mereka oleh orang tua wanitanya. Dan matinya pria dalam video klip ini juga menggambarkan tidak bersatunya cinta mereka.

2 komentar: