Selasa, 09 Oktober 2012

Arnold Schoenberg..


Arnold Schoenberg. Pribadinya sederhana, tidak menarik namun memiliki geniusitas luar biasa. Schoenberg lah yang mengemukakan konsep DUODEKATONIK. Tangganada dengan 12 nada.
Awalnya konsep ini dilatari oleh kegemaran Schoenberg mengutak atik kromatisme alla Gustav Mahler.

Duodekatonik sebetulnya adalah sebuah sistem tonalitas.
Di kemudian hari, duodekatonik di golongkan ke dalam serialisme. Apa maksudnya? Tangga nada duodekatonik tidak bisa di explore seleluasa diatonic sebagaimana yang umum dikenal. Komposisi dengan materi duodekatonik harus disusun dengan urutan dan rumus tertentu. Itulah kenapa disebut sebagai serialisme. Konsep Schoenberg di kemudian hari diikuti oleh Alban Berg dan Anton von Webern.

Dalam perkembangannya.duodekatonik dipakai sebagai materi musik klasik kontemporer dan juga free jazz. Di Indonesia, Krakatau Band dan almarhum Harry Rusli pernah mengeksplorasi teknik ini.

Dari kisah Schoenberg ini ada sedikit semburat permenungan. Bahwa musik klasik dapat menjadi pemicu inspirasi yang luar biasa. Sampai pada tatanan sebuah revolusi konsep komposisi musik.



Dodecaphonic atau 12 nada. Pada gambar dapat dilihat bahwa 12nada itu misalnya dipilih sebagaimana dalam jalur PRIME. Nampak sangat jelas bahwa dua belas nada itu sama sekali TIDAK WHOLE TONE. Bahkan sarat dengan semitone dan kromatis. Kemudian materi pokok tersebut diolah dengan seri tertentu. Tidak seperti diatonik yg pengolahannya lebih leluasa. Diantara pengolahan dodecaphonic adalah inversi berdasarkan interval. Dan retrograde atau dibaca dari belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar