Selasa, 25 September 2012

Ada sebuah keluarga PNS sederhana. Bapaknya kerja di pemda urusan perijinan, istrinya ibu rumah tangga biasa. Seumur-umur, 40 tahun bekerja sebagai PNS, tidak sekalipun minta uang, menyulitkan orang lain. Justru sebaliknya bekerja tepat waktu, selalu berusaha memenuhi janji, memudahkan orang lain, takut sekali telah mengambil hak orang lain.

Saat tua, masa-masa muda yang penuh kesempatan berlalu begitu
saja, 40 tahun bekerja, apa yang dia dapat? Hasilnya ya begitu-begitu saja. Rumah type 36, motor tua sering ngadat, tabungan tak ada, hanya uang pensiun. Masa' orang jujur dan 100% waktunya jadi PNS bisa punya mobil.

Tetapi hidup ini tidak pernah tertukar, Kawan. Satu mili pun tidak. Anak mereka, 6 orang, semua berhasil. Lulusan luar negeri, memiliki profesi baik, punya keluarga baik, cucu-cucu yang pintar, cantik, tampan, ilmu agama mumpuni, saleh, hidup berkecukupan, 6 orang anaknya sukses. Semua kejujuran, kemudahan dan pertolongan yang diberikan bapak PNS ini mantul, membal, kembali kepada anak-anaknya. Si sulung ingin daftar S1, banyak sekali yang bantu, anak nomor 2 ingin memulai bisnis, tidak terhitung kemudahan terbuka. Bahkan urusan sepele, saat anak-anak mereka masih kecil, dan jatuh sakit, meski hidup sederhana, semua pintu pertolongan seperti terbuka begitu saja. Menakjubkan. Dan itu baru di dunia, kita tidak tahu, akan seberapa besar membal, mantul, kembalinya semua kebaikan bapak PNS ini kelak di akherat kepadanya.

Nah, begitu pula sebaliknya dengan semua keburukan. Hidup ini tidak pernah tertukar. Jadi mari direnungkan, dicamkan, diyakini. Tidak perlu dikomen panjang lebar. Silahkan share kemana2, kemana2, jika merasa ada manfaatnya.

**nasehat khatib tarawih--sy re-write beberapa bagian, agar lebih kontekstual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar