Selasa, 25 September 2012

_Trade-off antara logika dan perasaan_


Apa kalian pernah merasakan hal ini? Jika biasanya kita mengetahui istilah “trade-off” di buku ekonomi, maka hal ini bisa berlaku dalam kehidupan nyata yang lebih bersifat pribadi.

Trade-off bisa dikatakan suatu situasi di mana di satu sisi kita mendapatkan  sesuatu dan di sisi lain kita akan mengorbankan sesuatu.

Di antara logika dan perasaan bisa terjadi trade-off. Contohnya adalah ketika kalian melakukan sesuatu yang membuat perasaan kalian nyaman, sementara logikanya hal itu tidak menguntungkan. Mungkin bisa dikatakan suatu dilema. Untuk lebih praktisnya, kita contohkan dalam hal memberi bantuan. Jika seseorang meminjam uang pada kalian, dan ternyata sebenarnya tidak memungkinkan untuk meminjamkannya, lalu kalian pinjamkan, maka terjadilah trade-off. Perasaan kalian akan tenang karena berhasil membantu orang lain, tapi sesuai dengan logika, hal itu sama sekali tidak menguntungkan, malah merugikan karena kalian sebenarnya tidak “mampu” meminjamkannya, mungkin karena memang uang kalian yang tersisa sedikit, atau bisa juga karena kalian sudah mengetahui bahwa orang tersebut “tidak pernah” mengembalikan uang yang dipinjamnya. Atau malah sebaliknya: kalian bertindak sesuai logika (tidak meminjamkan uang), dan perasaan kalian tidak nyaman karena “segan”, merasa bersalah karena tidak dapat membantunya.

Hal ini berlaku juga untuk cinta. Pernahkah kalian mencintai orang yang pada kenyataannya akan “sulit” untuk menjalin hubungan dengannya? Contohnya, mungkin kalian mencintai seseorang yang berlokasi sangat jauh dari tempat tinggal kalian. Perempuan dan lelaki yang saling mencintai tapi jarak yang memisahkan. Jika kalian tetap berhubungan (mungkin itu disebut Long Distance Relationship) maka perasaan kalian akan nyaman, kalian akan bahagia, tapi sesuai dengan logika, sebenarnya menjalin hubungan jarak jauh itu adalah suatu hal yang sulit. Atau dalam istilah lain dan untuk segala kasus lainnya, secara perasaan itu”mungkin” tapi sesuai logika itu “tidak mungkin”; memenangkan perasaan, mengorbankan logika. Atau bisa malah sebaliknya, memenangkan logika, mengorbankan perasaan.

Tidak hanya ilustrasi di atas saja, tapi ada berbagai kasus lain trade-off antara logika dan perasaan. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana mengatasi “trade-off” ini? Hmm,mungkin dengan cara pergeseran kurva trade-off.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar